Gelar Simposium SIGMA Pancasila, BPIP Bangun Interkoneksi Umat Beragama di Indonesia
Kamis, 10 September 2020 - 11:44 WIB
JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menggelar simposium nasional studi dan relasi lintas agama berparadigma Pancasila (SIGMA) Pancasila di Gedung Syariah UIN SMH, Kamis (10/9/2020).
Direktur Pengkajian Materi BPIP, Muhammad Sabri mengatakan, SIGMA bertujuan memperkuat koneksi umat beragama di Indonesia. Menurutnya, upaya dialog lintas agama merupakan sarana penting memperteguh nilai-nilai Pancasila. "Interkoneksi ini seharusnya sebagai pengikat link di masyarakat agar semakin harmonis," kata Sabri saat dihubungi wartawan, Kamis (10/9/2020).
Sabri mengatakan SIGMA akan dimulai melalui institusi perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Setelah itu, lanjut Sabri, dialog serupa akan diteruskan di tingkat masyarakat. "Tahun ini studi lintas agama menyangkut relasi kampus dan masyarakat," kata dia.
Dia juga mengatakan, "Target awal mahasiswa di perguruan tinggi Agama, seperti UIN, sekolah Kristen Katolik, (serta) semua studi Pancasila se-Indonesia," tambahnya.
Kemenag menjadi salah satu mitra utama BPIP dalam memperkuat program kerukunan umat beragama. Pada Jumat, (28/8/2020) lalu, Kedua lembaga ini telah menyepakati nota kesepahaman dan bersepakat merancang program nasional tentang Kerukunan Umat Beragama atau Program SIGMA Pancasila.
Sabri menjelaskan, SIGMA Pancasila yang dinisiasi BPIP bukan sekadar berisi alternatif kebijakan untuk menghasilkan model nasional pendidikan dan relasi lintas agama di Indonesia yang berparadigma Pancasila. Lebih dari itu, kata Sabri, SIGMA Pancasila merupakan satu ikhtiar bersama demi mewujudkan Pancasila menjadi penuntun kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
“Kami akan berupaya mendorong agar SIGMA Pancasila yang dihasilkan melalui diskusi ini, tidak akan berhenti pada level perjanjian kerja sama di level Esselon I masing-masing lembaga, namun dapat ditetapkan menjadi regulasi di tingkat kementerian dalam Surat Keputusan Bersama BPIP-Kemenag, atau diusulkan kepada Bapak Presiden menjadi Perpres yang mengatur soal studi dan relasi lintas agama di Indonesia,” kata Sabri.
Acara SIGMA akan digelar selama tiga hari terhitung hari ini, Kamis hingga Sabtu, 10-12 September 2020. Rencananya, acara akan dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin dan keynote speaker Ketua Dewan BPIP Megawati Soekarnoputri.
Narasumber utama dalam acara ini akan dihadiri oleh Ketua BPIP Yudian Wahyudi dan Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin KH Fauzul Iman. Turut hadir pula jajaran BPIP, antara lain: Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) dan Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Akbar Hadiprabowo.
Lihat Juga: Profil Maulia Permata Putri, Pembawa Baki di Upacara HUT ke-79 RI yang Diganti di Detik-detik Terakhir
Direktur Pengkajian Materi BPIP, Muhammad Sabri mengatakan, SIGMA bertujuan memperkuat koneksi umat beragama di Indonesia. Menurutnya, upaya dialog lintas agama merupakan sarana penting memperteguh nilai-nilai Pancasila. "Interkoneksi ini seharusnya sebagai pengikat link di masyarakat agar semakin harmonis," kata Sabri saat dihubungi wartawan, Kamis (10/9/2020).
Sabri mengatakan SIGMA akan dimulai melalui institusi perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Setelah itu, lanjut Sabri, dialog serupa akan diteruskan di tingkat masyarakat. "Tahun ini studi lintas agama menyangkut relasi kampus dan masyarakat," kata dia.
Dia juga mengatakan, "Target awal mahasiswa di perguruan tinggi Agama, seperti UIN, sekolah Kristen Katolik, (serta) semua studi Pancasila se-Indonesia," tambahnya.
Kemenag menjadi salah satu mitra utama BPIP dalam memperkuat program kerukunan umat beragama. Pada Jumat, (28/8/2020) lalu, Kedua lembaga ini telah menyepakati nota kesepahaman dan bersepakat merancang program nasional tentang Kerukunan Umat Beragama atau Program SIGMA Pancasila.
Sabri menjelaskan, SIGMA Pancasila yang dinisiasi BPIP bukan sekadar berisi alternatif kebijakan untuk menghasilkan model nasional pendidikan dan relasi lintas agama di Indonesia yang berparadigma Pancasila. Lebih dari itu, kata Sabri, SIGMA Pancasila merupakan satu ikhtiar bersama demi mewujudkan Pancasila menjadi penuntun kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
“Kami akan berupaya mendorong agar SIGMA Pancasila yang dihasilkan melalui diskusi ini, tidak akan berhenti pada level perjanjian kerja sama di level Esselon I masing-masing lembaga, namun dapat ditetapkan menjadi regulasi di tingkat kementerian dalam Surat Keputusan Bersama BPIP-Kemenag, atau diusulkan kepada Bapak Presiden menjadi Perpres yang mengatur soal studi dan relasi lintas agama di Indonesia,” kata Sabri.
Acara SIGMA akan digelar selama tiga hari terhitung hari ini, Kamis hingga Sabtu, 10-12 September 2020. Rencananya, acara akan dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin dan keynote speaker Ketua Dewan BPIP Megawati Soekarnoputri.
Narasumber utama dalam acara ini akan dihadiri oleh Ketua BPIP Yudian Wahyudi dan Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin KH Fauzul Iman. Turut hadir pula jajaran BPIP, antara lain: Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) dan Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Akbar Hadiprabowo.
Lihat Juga: Profil Maulia Permata Putri, Pembawa Baki di Upacara HUT ke-79 RI yang Diganti di Detik-detik Terakhir
(alf)
tulis komentar anda