Daya Tarik Kota dan Covid-19

Kamis, 03 September 2020 - 06:31 WIB
Pengalaman berbagai negara berbeda-beda. Organisasi kesehatan dunia pun mengimbau agar memastikan magnet kota dihidupkan setelah wabah Covid-19 mampu dikendalikan terlebih dahulu. Indonesia menghadapinya dengan tanpa evaluasi PSBB, menerima langsung new normal sebagai perlambang tidak tahan lagi menghadapi Covid-19. Perkotaan Indonesia tengah sekarat. Dan terutama pelaku media semua menghadapi proses sekarat tersebut. Semua yang melawan ide new normal pun dieliminasi. Bahkan evaluasi serius PSBB pun seakan dihantam karena imbauan WHO pembenahan PSBB berarti tetap mematikan magnet kota.

Kekuatan Sosial Baru

Proses akumulasi modal dan akselerasi kegiatan ekonomi yang dihentikan oleh Covid-19 ternyata dipicu aktivitas sosial. Berhentinya aktivitas sosial berimbas pada kegiatan ekonomi. Magnet kota mati karena matinya aktivitas sosial. Beberapa muncul sporadis aktivitas sosial di tengah pandemi. Hasilnya, pandemi tak terkendali, terus tinggi serta naik dan akibatnya korban jiwa pun tidak terhindari. Dengan PSBB yang instrumennya adalah social distancing, magnet kota redup, beberapa kegiatan sosial masih diperbolehkan, tetapi tidak begitu kuat magnetnya.

Melihat redupnya magnet kota saja membuat mati akumulasi modal dan akselerasi kegiatan ekonomi, maka new normal menjadi pilihan berbagai pihak yang terkena imbas matinya magnet kota. Dorongan ke pemahaman masyarakat terhadap new normal digelorakan sedemikian rupa dengan biaya tak terhingga sekalipun. Dalam ranah pemerintahan, APBN dan APBD dialokasikan pula agar terwujud segera menghidupkan magnet kota berdampingan dengan Covid-19.

Kota Jakarta pun dihidupkan di tengah wabah Covid-19 yang tinggi, diikuti kota lainnya. Magnet kota harus hidup kembali. Jika tetap mati, maka kekuatan media dan segala kekuatan IT turut mati pula karena tidak disokong oleh pembiayaan dari hasil akumulasi model dan akselerasi kegiatan ekonomi magnet kota.

Gubernur Anies masih mengingatkan Covid-19 belum lenyap, terlebih belum ada vaksinnya. Kota Medan masih belum lepas dari PSBB, Kota Surabaya sudah menyatakan siap diikuti kota lainnya agar magnet kota hidup kembali. Akumulasi modal dan akselerasi kegiatan ekonomi dibuka kembali dengan pola protokol kesehatan. Magnet kota mulai menyala, tetapi tidak sekuat sebelumnya.

Solusinya adalah berbagi kekuatan magnet dengan struktur hierarki perkotaan di sekitarnya. Energi magnet disebar sedemikian rupa sampai ke wilayah rural melalui IoT. Selama PSBB melalui WFH semua berjalan dengan magnet kota yang redup, maka dengan new normal proses meningkatkan magnet kota harus dibagi ke kota-kota sekitarnya, bahkan sampai rural dengan IoT. Internet of things adalah kuncinya di tengah new normal. Inilah kekuatan sosial baru, "berbagi magnet kota berdampingan dengan Covid-19". Semoga.
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More