Memahami Kepemimpinan Presiden Prabowo
Jum'at, 25 Oktober 2024 - 21:24 WIB
Sebab bangsa ini harus bangga dengan nilai-nilai persatuan sejak Soempah Pemoeda 1928, bahwa kita bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu: Indonesia. Pesan itu semakin penting ketika kita memperingati 96 tahun Soempah Pemoeda pada 28 Oktober 2024.
Prabowo tegaskan bahwa semua pemimpin di bangsa ini perlu menjadi teladan, sebab “ikan busuk mulai dari kepalanya.” Ketika pemimpin tak mampu menunjukkan keteladanan, maka segenap jajaran di bawahnya akan kehilangan arah.
Satu aspek lain yang menarik perhatian saya adalah ketika Prabowo berbicara tentang pengalamannya 46 tahun silam. Yaitu saat ia berada di kolam renang Manggarai, Jakarta Pusat, dan melihat sebuah tulisan peninggalan Belanda yang melarang “inlander dan anjing” untuk masuk ke situ.
Bukan hanya tulisan derogatory itu yang menyakiti hatinya, sekaligus membakar semangatnya untuk mengangkat derajat bangsanya. Bahkan ketika bersekolah di luar negeri pun ia sering merasa direndahkan tatkala orang berkata bahwa “bangsa Indonesia masih hidup di pohon-pohon”.
Sebagai patriot sejati, sejak masa mudanya pun Prabowo sudah terbakar semangatnya untuk mengangkat derajat bangsanya agar tidak direndahkan bangsa-bangsa lain. Sekaranglah saatnya ia membuktikan tekadnya itu.
Dan itulah sebabnya kini Presiden Prabowo membentuk Kabinet Merah Putih yang mencakup begitu banyak Menteri dan Wakil Menteri serta Kepala-kepala badan. Tapi ahli strategi tempur yang gemoy di mata banyak pengagumnya itu pasti sudah memiliki strategi tersendiri untuk melakukan perubahan besar-besaran demi mengangkat derajat bangsanya di mata dunia.
Kita berharap dan mendoakan, semoga Presiden Prabowo tetap sehat walafiat dalam memimpin negara dan bangsa ini lima tahun ke depan. Melakukan perbaikan di berbagai bidang, dan meninggalkan legacy yang berdampak besar untuk dijadikan acuan bagi bangsa ini di masa depan.
Prabowo tegaskan bahwa semua pemimpin di bangsa ini perlu menjadi teladan, sebab “ikan busuk mulai dari kepalanya.” Ketika pemimpin tak mampu menunjukkan keteladanan, maka segenap jajaran di bawahnya akan kehilangan arah.
Satu aspek lain yang menarik perhatian saya adalah ketika Prabowo berbicara tentang pengalamannya 46 tahun silam. Yaitu saat ia berada di kolam renang Manggarai, Jakarta Pusat, dan melihat sebuah tulisan peninggalan Belanda yang melarang “inlander dan anjing” untuk masuk ke situ.
Bukan hanya tulisan derogatory itu yang menyakiti hatinya, sekaligus membakar semangatnya untuk mengangkat derajat bangsanya. Bahkan ketika bersekolah di luar negeri pun ia sering merasa direndahkan tatkala orang berkata bahwa “bangsa Indonesia masih hidup di pohon-pohon”.
Sebagai patriot sejati, sejak masa mudanya pun Prabowo sudah terbakar semangatnya untuk mengangkat derajat bangsanya agar tidak direndahkan bangsa-bangsa lain. Sekaranglah saatnya ia membuktikan tekadnya itu.
Dan itulah sebabnya kini Presiden Prabowo membentuk Kabinet Merah Putih yang mencakup begitu banyak Menteri dan Wakil Menteri serta Kepala-kepala badan. Tapi ahli strategi tempur yang gemoy di mata banyak pengagumnya itu pasti sudah memiliki strategi tersendiri untuk melakukan perubahan besar-besaran demi mengangkat derajat bangsanya di mata dunia.
Kita berharap dan mendoakan, semoga Presiden Prabowo tetap sehat walafiat dalam memimpin negara dan bangsa ini lima tahun ke depan. Melakukan perbaikan di berbagai bidang, dan meninggalkan legacy yang berdampak besar untuk dijadikan acuan bagi bangsa ini di masa depan.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda