Dies Natalis Ke-29 UBHARA JAYA, Wisudawan Terbaik Serukan Reformasi Hukum Laut Indonesia
Rabu, 02 Oktober 2024 - 20:11 WIB
Aktivitas ini tidak hanya mengancam dasar laut, tetapi juga mengganggu proses reproduksi ikan dan rantai makanan yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada sektor perikanan.
“Meskipun secara ekonomi ekspor pasir laut terlihat menguntungkan, dampak lingkungan yang ditimbulkan jauh lebih besar dan dapat mempengaruhi kehidupan nelayan serta keberlanjutan sumber daya laut,” katanya.
Menurut dia, dilema antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan umum yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Kebijakan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek berisiko mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital bagi generasi mendatang.
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memegang tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian ekosistem laut. Menurut Hakeng, kebijakan seperti ekspor pasir laut jika tidak diatur dengan bijaksana dapat merusak reputasi internasional Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Karena itu, integrasi antara perspektif ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan publik sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan nasional tetapi juga untuk menunjukkan komitmen global Indonesia sebagai penjaga ekosistem laut,” ucapnya.
Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Irjen Pol (Purn) Bambang Karsono, UBHARA JAYA berperan aktif dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan.
Captain Hakeng adalah contoh nyata bagaimana lulusan UBHARA JAYA tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang kompleks.
Dia terus mendorong kolaborasi antar-disiplin dan kemitraan strategis menjadikan UBHARA JAYA sebagai pusat inovasi kebijakan yang relevan dan berkelanjutan. Dengan dukungan Yayasan Brata Bhakti, UBHARA JAYA terus berkomitmen mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan global seperti yang ditunjukkan kontribusi luar biasa dari Capt Hakeng.
“Meskipun secara ekonomi ekspor pasir laut terlihat menguntungkan, dampak lingkungan yang ditimbulkan jauh lebih besar dan dapat mempengaruhi kehidupan nelayan serta keberlanjutan sumber daya laut,” katanya.
Menurut dia, dilema antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan umum yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Kebijakan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek berisiko mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital bagi generasi mendatang.
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memegang tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian ekosistem laut. Menurut Hakeng, kebijakan seperti ekspor pasir laut jika tidak diatur dengan bijaksana dapat merusak reputasi internasional Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Karena itu, integrasi antara perspektif ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan publik sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan nasional tetapi juga untuk menunjukkan komitmen global Indonesia sebagai penjaga ekosistem laut,” ucapnya.
Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Irjen Pol (Purn) Bambang Karsono, UBHARA JAYA berperan aktif dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan.
Captain Hakeng adalah contoh nyata bagaimana lulusan UBHARA JAYA tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang kompleks.
Dia terus mendorong kolaborasi antar-disiplin dan kemitraan strategis menjadikan UBHARA JAYA sebagai pusat inovasi kebijakan yang relevan dan berkelanjutan. Dengan dukungan Yayasan Brata Bhakti, UBHARA JAYA terus berkomitmen mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan global seperti yang ditunjukkan kontribusi luar biasa dari Capt Hakeng.
(jon)
tulis komentar anda