5 Maestro Tradisi Peraih Penghargaan AKI 2024
Kamis, 19 September 2024 - 21:24 WIB
Temu juga punya Sanggar Tari Sopo Ngiro yang mewariskan Gandrung kepada generasi muda sekaligus ikut melestarikannya. Di sanggar tersebut, Temu melatih generasi muda agar mengenal dan mendalami seni Gandrung.
Temu juga dianugerahi penghargaan Maestro Gandrung dan tampil di Taman Ismail Marzuki pada 2012. Temu tercatat sebagai bagian Tim Kebudayaan Indonesia di Frankfurt Book Fair pada 2015.
2. Seni tradisi Sunda dalam jejak karya Tatang Setiadi
Tatang Setiadi merupakan sosok yang berdedikasi tinggi dalam pelestarian seni tradisi Sunda. Terhitung sejak 1980, Tatang sudah banyak membina dan melahirkan seniman hebat di Cianjur, Jawa Barat.
Dia menekuni banyak bidang seni seperti naskah drama, tarian, musikalitas lokal, hingga buku dongeng. Integritas Tatang terhadap pelestarian budaya memang tidak diragukan, ia juga menginisiasi terbentuknya Sanggar Perceka lalu berubah menjadi Perceka Art Center di Cianjur.
Hasil kerja budaya Tatang terlihat dengan adanya pembaruan dalam tari Sunda serta seni ritual dengan melakukan terapi penyadaran terhadap lingkungan dan rekognisi pada sumber daya pengetahuan lokal. Ia juga merupakan pencetus ritual “Nyeka banda” Gunung Padang, yaitu sebuah tradisi membasuh benda pusaka dan anugerah.
Tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Cianjur. Tidak hanya dalam negeri, prestasi Tatang juga ditunjukan di kancah internasional. Pada tahun 2024, ia mengikuti Olimpiade Kebudayaan Athena dan mendapat penghargaan budaya dari walikota Athena.
“Mudah saja dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Perlu ditanamkan dalam hati kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melakukan pengembangan kebudayaan,” ujar Tatang.
3. Lakon empu seni tari Rusini
Rusini mendapatkan gelar empu seni tari klasik asal Surakarta, Jawa Tengah, yang dikenal atas kepiawaiannya sebagai penari alusan, pencipta dan pendidik seni tari gaya Mangkunegaran. Rusini telah melakoni seni tari tersebut sejak 1961, bahkan membawa karya seni tari tradisi Indonesia hingga ke kancah internasional.
Temu juga dianugerahi penghargaan Maestro Gandrung dan tampil di Taman Ismail Marzuki pada 2012. Temu tercatat sebagai bagian Tim Kebudayaan Indonesia di Frankfurt Book Fair pada 2015.
2. Seni tradisi Sunda dalam jejak karya Tatang Setiadi
Tatang Setiadi merupakan sosok yang berdedikasi tinggi dalam pelestarian seni tradisi Sunda. Terhitung sejak 1980, Tatang sudah banyak membina dan melahirkan seniman hebat di Cianjur, Jawa Barat.
Dia menekuni banyak bidang seni seperti naskah drama, tarian, musikalitas lokal, hingga buku dongeng. Integritas Tatang terhadap pelestarian budaya memang tidak diragukan, ia juga menginisiasi terbentuknya Sanggar Perceka lalu berubah menjadi Perceka Art Center di Cianjur.
Hasil kerja budaya Tatang terlihat dengan adanya pembaruan dalam tari Sunda serta seni ritual dengan melakukan terapi penyadaran terhadap lingkungan dan rekognisi pada sumber daya pengetahuan lokal. Ia juga merupakan pencetus ritual “Nyeka banda” Gunung Padang, yaitu sebuah tradisi membasuh benda pusaka dan anugerah.
Tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Cianjur. Tidak hanya dalam negeri, prestasi Tatang juga ditunjukan di kancah internasional. Pada tahun 2024, ia mengikuti Olimpiade Kebudayaan Athena dan mendapat penghargaan budaya dari walikota Athena.
“Mudah saja dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Perlu ditanamkan dalam hati kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melakukan pengembangan kebudayaan,” ujar Tatang.
3. Lakon empu seni tari Rusini
Rusini mendapatkan gelar empu seni tari klasik asal Surakarta, Jawa Tengah, yang dikenal atas kepiawaiannya sebagai penari alusan, pencipta dan pendidik seni tari gaya Mangkunegaran. Rusini telah melakoni seni tari tersebut sejak 1961, bahkan membawa karya seni tari tradisi Indonesia hingga ke kancah internasional.
tulis komentar anda