Perkuat Daya Saing Industri Pertahanan lewat Pembentukan Holding

Rabu, 26 Agustus 2020 - 20:10 WIB
road map2020-2024, ini program unggulan, kita inisiasi dan target kami sampaikan agar bisa kita capai," ujar Zakky.

Zakky melanjutkan, upaya membuat holding indhan di antaranya bertujuan untuk menaikkan omzet penjualan. Menurut dia, holding dan merger dilakukan juga agar tidak adainvestasi ganda yang selama ini dilakukan bebeberapa indhan. "Investasi peralatan akan diatur sedemikian rupa, jangan sampai Len investasi, di tempat lain PT DI, Pindad melakukan hal sama, ke depan akan diintegrasikan hal tersebut," kata dia.

Dia melanjutkan, dengan pendirian holding maka indhan bisa meningkatkan sumber daya manusia (SDA), dan melakukan penilaian terhadap talenta perusahaan. Ujung dari semua itu nanti indhan saling terintegrasi dan menjadi BUMN yang kuat untuk mendukung pertahanan negara dan perekonomian nasional.

"Jangan sampai indhan cakar-cakaran, bertengakr satu dengan lainnya, BUMN dan BUMS memperebutkan beberapa hal yang sama. Harus ada yang diproritaskan, tentunya tidak itu-itu saja, karena itu perlu renstra perlu diwujudkan," kata Zakky.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagdja menjelaskan, kini perusahaan sedang membuat produk pesanan khusus dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, yaitu kendaraan taktis (rantis) bernama Maung. Pesanan yang akan dipenuhi itu mencapai 500 unit sesuai pesanan Kementerian Pertahanan.

"Kita melihat kebutuhan dan peluang dari berbagai macam kondisi Maung, ini sekalian kita sedang industrialisasi semoga tahun ini bisa 500 unit, meskipun kapasitas kita bangunan mencapai 1.000 unit dengan berbagai variannya," kata Ade.

Dia mengatakan, PT Pindad juga akan meluncurkan kendaraan tempur lainnya pada 2021. Hanya saja, alutsista kali ini diperuntukkan bagi TNI AL.

"Ini coming soon, available tahun 2021. Tentu saja kendaraan tersebut dilengkapi senjata mesin untuk digunakan personel TNI. Kendaraan tempur berkonsep Tank Boat Antasena APC-30, ada variasi tank boat rudal dan tank boat kaliber 105 mm," jelas Ade.

Sesuai kajian Eks Sekjen Kemhan Laksda (Purn) Agus Setiadji mengomentari rencana Menhan Prabowo Subianto membeli pesawat tempur Typhoon bekas dari Austria. Agus mengatakan, pendapatnya ini iaberikan dalam kerangka ilmiah yang tidak berkaitan dengan kebijakan.

Dia menganggap, apa pun kebijakan yang diputuskan Menhan pasti ada dasar-dasar kuat untuk pengambilan keputusan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More