Hadiri Misa Akbar Paus Fransiskus di Stadion GBK, Jemaat Sumba Pakai Kain Adat
Kamis, 05 September 2024 - 16:10 WIB
JAKARTA - Jemaat Katolik asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) menarik perhatian saat menghadiri Misa Akbar Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024). Mereka mengenakan kain adat asli asal Sumba.
Lidia Dungapoety dan Yohana Sam yang datang dari Keuskupan Weetebula, NTT menjelaskan alasan mengenakan kain adat tersebut. Mereka ingin menghormati Paus Fransiskus sekaligus menunjukkan identitas sebagai orang Sumba.
Kain yang mereka kenakan berasal dari Sumba Tengah dan Ende. Mereka yang berasal dari Tambolaka, Sumba Barat Daya rela berbelanja kain sampai ke Larantuka, Flores.
"Ini kain adat Sumba. Ini identitas kami sebagai orang Sumba. Kami hadir dengan kreativitas sebagai orang Sumba. Kami menghargai dan menghormati Bapak Paus sehingga kami hadir dengan pakaian adat Sumba," ujar Lidia.
Sebagai umat Katolik yang menghadiri Misa Akbar Paus Fransiskus, Lidia dan Yohana mengharapkan bisa membawa berkat dari Tuhan. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk negara Indonesia.
Lidia dan Yohana mengaku tak menemui kesulitan berarti untuk datang ke Jakarta bertemu Paus Fransiskus. Mereka menempuh perjalanan selama 12 jam dari Tambolaka.
"Puji Tuhan, Tuhan tidak sulit. Artinya, Tuhan menyiapkan segala sesuatu karena Tuhan memang mau percaya untuk kami hadir di tempat ini bersama Bapak Paus Fransiskus," ucap Lidia.
Lidia Dungapoety dan Yohana Sam yang datang dari Keuskupan Weetebula, NTT menjelaskan alasan mengenakan kain adat tersebut. Mereka ingin menghormati Paus Fransiskus sekaligus menunjukkan identitas sebagai orang Sumba.
Baca Juga
Kain yang mereka kenakan berasal dari Sumba Tengah dan Ende. Mereka yang berasal dari Tambolaka, Sumba Barat Daya rela berbelanja kain sampai ke Larantuka, Flores.
"Ini kain adat Sumba. Ini identitas kami sebagai orang Sumba. Kami hadir dengan kreativitas sebagai orang Sumba. Kami menghargai dan menghormati Bapak Paus sehingga kami hadir dengan pakaian adat Sumba," ujar Lidia.
Sebagai umat Katolik yang menghadiri Misa Akbar Paus Fransiskus, Lidia dan Yohana mengharapkan bisa membawa berkat dari Tuhan. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk negara Indonesia.
Lidia dan Yohana mengaku tak menemui kesulitan berarti untuk datang ke Jakarta bertemu Paus Fransiskus. Mereka menempuh perjalanan selama 12 jam dari Tambolaka.
"Puji Tuhan, Tuhan tidak sulit. Artinya, Tuhan menyiapkan segala sesuatu karena Tuhan memang mau percaya untuk kami hadir di tempat ini bersama Bapak Paus Fransiskus," ucap Lidia.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda