Dinamika Hubungan AS-China dalam Konteks Pemilu AS dan Kebijakan LN

Kamis, 08 Agustus 2024 - 15:01 WIB
Di sisi lain, kebijakan luar negeri AS terhadap China tidak hanya dipengaruhi oleh pertimbangan geopolitik, tetapi juga oleh dinamika politik domestik. Partai Republik, di bawah kepemimpinan Trump, memperkenalkan kebijakan ”America First” yang berfokus pada kepentingan ekonomi dan keamanan nasional Amerika, yang berdampak langsung pada peningkatan tarif dan hambatan perdagangan dengan China.

Kebijakan ini mencerminkan keprihatinan yang mendalam di kalangan pemilih AS terhadap globalisasi dan dampaknya terhadap pekerjaan dan keamanan nasional. Meskipun pemerintahan Biden mencoba mengambil pendekatan yang berbeda dengan

menekankan pada ”kebijakan luar negeri untuk kelas menengah” pada dasarnya kebijakan ini tetap didorong oleh kepentingan domestik yang sama seperti yang terlihat pada era Trump.

Washington terus melihat China sebagai pesaing utama yang harus dikendalikan, bukan hanya dalam konteks ekonomi, tetapi juga dalam bidang teknologi, militer, dan pengaruh global. Ini tercermin dalam berbagai kebijakan yang diadopsi oleh pemerintahan Biden, termasuk peningkatan aliansi strategis di kawasan Indo-Pasifik dan upaya untuk membatasi pengaruh China di organisasi internasional.

Implikasi Kebijakan Luar Negeri bagi Hubungan AS-China

Dalam konteks ini, hubungan antara AS dan China semakin terlihat sebagai permainan zero-sum, di mana setiap langkah satu pihak dianggap sebagai ancaman eksistensial oleh pihak lainnya. Di Beijing, langkah-langkah AS dipandang sebagai bagian dari

strategi yang lebih besar untuk menahan kebangkitan China dan mungkin, dalam jangka panjang, untuk menggulingkan Partai Komunis China.

Sebaliknya, di Washington, tindakan Beijing sering dilihat sebagai upaya untuk menggantikan AS sebagai kekuatan dominan di dunia, yang memaksa AS untuk memperkuat aliansi dan menegaskan kembali kehadiran militernya di Asia.

Persepsi ini mendorong kedua negara ke dalam spiral ketegangan yang semakin dalam, di mana setiap langkah untuk memperkuat posisi strategis dianggap sebagai tindakan bermusuhan oleh pihak lain. Misalnya, peningkatan kehadiran militer AS di kawasan Indo-Pasifik dianggap oleh Beijing sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya, sementara tindakan China di Laut China Selatan dan dukungannya terhadap Rusia dalam invasi ke Ukraina dipandang oleh AS sebagai upaya untuk menantang tatanan internasional yang dipimpin AS.

Kesimpulan dan Rekomendasi
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More