Berantas Overcharging kepada Pekerja Migran Indonesia, BP2MI Datangi Singapura
Selasa, 30 Juli 2024 - 06:04 WIB
Terkait sektor kesehatan, Lasro menyampaikan, apresiasi kepada otoritas Singapura karena untuk pertama kalinya, saat ini terdapat 61 perawat dan sekitar puluhan caregiver telah bekerja di Singapura. Mereka mendapatkan gaji yang cukup memadai, dan pembebanan biaya yang sejauh ini dianggap cukup proporsional.
Diakui jumlah perawat dan caregiver dari Indonesia masih sangat kecil dibanding dari negara pengirim lainnya (seperti Filipina, Srilanka, dan bahkan Myanmar). Kendala utama adalah tantangan kemampuan berbahasa Inggris bagi calon perawat.
"BP2MI, siap membantu memastikan penguatan fasilitasi penempatan perawat dan caregiver ke Singapura untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi,” ujar Deputi Lasro.
Selain skema P to P yang berlaku saat ini, Deputi Lasro juga mengajak pihak Singapura melakukan penempatan dengan skema Government to Government (G to G) sebagaimana yang telah dilakukan dengan Pemerintah Jepang dan Jerman.
Terkait kendala kemampuan Bahasa Inggris, Deputi Lasro secara khusus mengajak pihak Singapura (Kementerian Kesehatan) untuk menjajaki penyelenggaraan satu Pilot Project Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris bagi CPMI perawat dan caregiver yang telah dianggap lulus seleksi administrasi dan kompetensi teknis.
“Pilot Project tersebut dapat dilakukan di Jakarta sebelum berangkat, dengan pembiayaan bersama antara pihak Singapura dan Indonesia,” imbuh Deputi Lasro.
Pihak Singapura menyatakan akan mempelajari dengan baik usulan tersebut dan mengkoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk pihak-pihak pemberi kerja.
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 160.009 Pekerja Migran Indonesia sektor domestik baik melalui skema P to P, maupun melalui jalur mandiri.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura Suryopratomo menegaskan perlu terus dibangun sinergi dalam penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia, antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan BP2MI.
“Melalui koordinasi Kementerian dan lembaga optimal, Indonesia perlu memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di Singapura, terutama sektor terlatih dan profesional seperti perawat, hospitality, dan lain-lain; selain sektor pekerja domestik yang masih sangat dominan saat ini,” tutur Tommy, sapaan Dubes Suryopratomo.
Diakui jumlah perawat dan caregiver dari Indonesia masih sangat kecil dibanding dari negara pengirim lainnya (seperti Filipina, Srilanka, dan bahkan Myanmar). Kendala utama adalah tantangan kemampuan berbahasa Inggris bagi calon perawat.
"BP2MI, siap membantu memastikan penguatan fasilitasi penempatan perawat dan caregiver ke Singapura untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi,” ujar Deputi Lasro.
Selain skema P to P yang berlaku saat ini, Deputi Lasro juga mengajak pihak Singapura melakukan penempatan dengan skema Government to Government (G to G) sebagaimana yang telah dilakukan dengan Pemerintah Jepang dan Jerman.
Terkait kendala kemampuan Bahasa Inggris, Deputi Lasro secara khusus mengajak pihak Singapura (Kementerian Kesehatan) untuk menjajaki penyelenggaraan satu Pilot Project Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris bagi CPMI perawat dan caregiver yang telah dianggap lulus seleksi administrasi dan kompetensi teknis.
“Pilot Project tersebut dapat dilakukan di Jakarta sebelum berangkat, dengan pembiayaan bersama antara pihak Singapura dan Indonesia,” imbuh Deputi Lasro.
Pihak Singapura menyatakan akan mempelajari dengan baik usulan tersebut dan mengkoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk pihak-pihak pemberi kerja.
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 160.009 Pekerja Migran Indonesia sektor domestik baik melalui skema P to P, maupun melalui jalur mandiri.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura Suryopratomo menegaskan perlu terus dibangun sinergi dalam penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia, antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan BP2MI.
“Melalui koordinasi Kementerian dan lembaga optimal, Indonesia perlu memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di Singapura, terutama sektor terlatih dan profesional seperti perawat, hospitality, dan lain-lain; selain sektor pekerja domestik yang masih sangat dominan saat ini,” tutur Tommy, sapaan Dubes Suryopratomo.
tulis komentar anda