KBF Indonesia dan Pertamina Gelar Pelatihan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua
Kamis, 18 Juli 2024 - 20:47 WIB
“Kita memiliki tantangan di Papua. Anak-anak kita masih banyak yang belum lancar bahkan belum bisa membaca walaupun sudah lulus dari satuan pendidikan. Dengan kegiatan bersama ini bisa menumbuhkan minat baca bagi anak-anak yang seharusnya mereka miliki, mereka bisa membaca, bisa menulis, sehingga mereka mengenal atau memahami dunia kontekstual atau dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari, ini sangat penting,” ujar Junus.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Merauke Yuliastri Karim menitipkan pesan bahwa dalam mendidik anak-anak yang paling penting dan utama adalah tidak boleh mengandung unsur kekerasan.
“Pembentukan anak sejak dini sebagai penerus bangsa ditentukan oleh peran orang tua, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kami hanya ingin menyampaikan bahwa dalam proses pengajaran nantinya tidak boleh mengandung unsur kekerasan baik fisik maupun psikologis karena dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah pendekatan humanis khususnya OAP,” kata Yuliastri.
Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus Yonarlianto Tembang mengaku serius dan ingin menuntaskan permasalahan terkhusus literasi baca tulis yang ada di Tanah Papua, khususnya Papua Selatan.
Mata kuliah literasi baca tulis untuk Universitas Musamus sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah khusus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar karena memang kalau melihat kebutuhan di lapangan itu bukan hanya pendidiknya, tetapi anak-anak yang perlu dikuatkan literasinya.
KBF Indonesia sebagai fasilitator dan penyelenggara kegiatan ini sangat antusias. Direktur Operasional KBF Indonesia Donatus K Marut mengatakan, keterbatasan baca-tulis yang dimiliki masyarakat di Papua bisa menjadi faktor yang sangat kritis bagi masyarakat Papua di masa mendatang. Untuk itu masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan juga aktivis pendidikan.
“Masalah literasi baca tulis di Papua cukup menantang untuk kita para pendidik dan juga aktivis yang terlibat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Papua. Karena itu akan sangat terbatas bagi masyarakat papua untuk mengakses pengetahuan, demikian juga untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Meskipun bukan faktor penentu, tapi menjadi faktor yang sangat kritis bagi pengembangan masyarakat Papua secara keseluruhan di masa mendatang. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan dari CSR PT Pertamina,” ujar Don.
Pelatihan Peningkatan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut yaitu tanggal 10-18 Juli 2024 secara hybrid (luring dan daring) di Pusat Belajar KBF Jayapura dan Merauke. Pelatihan ini secara keseluruhan diikuti tim pengajar Pusat Belajar KBF Indonesia di Tanah Papua lainnya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Merauke Yuliastri Karim menitipkan pesan bahwa dalam mendidik anak-anak yang paling penting dan utama adalah tidak boleh mengandung unsur kekerasan.
“Pembentukan anak sejak dini sebagai penerus bangsa ditentukan oleh peran orang tua, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kami hanya ingin menyampaikan bahwa dalam proses pengajaran nantinya tidak boleh mengandung unsur kekerasan baik fisik maupun psikologis karena dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah pendekatan humanis khususnya OAP,” kata Yuliastri.
Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus Yonarlianto Tembang mengaku serius dan ingin menuntaskan permasalahan terkhusus literasi baca tulis yang ada di Tanah Papua, khususnya Papua Selatan.
Mata kuliah literasi baca tulis untuk Universitas Musamus sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah khusus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar karena memang kalau melihat kebutuhan di lapangan itu bukan hanya pendidiknya, tetapi anak-anak yang perlu dikuatkan literasinya.
KBF Indonesia sebagai fasilitator dan penyelenggara kegiatan ini sangat antusias. Direktur Operasional KBF Indonesia Donatus K Marut mengatakan, keterbatasan baca-tulis yang dimiliki masyarakat di Papua bisa menjadi faktor yang sangat kritis bagi masyarakat Papua di masa mendatang. Untuk itu masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan juga aktivis pendidikan.
“Masalah literasi baca tulis di Papua cukup menantang untuk kita para pendidik dan juga aktivis yang terlibat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Papua. Karena itu akan sangat terbatas bagi masyarakat papua untuk mengakses pengetahuan, demikian juga untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Meskipun bukan faktor penentu, tapi menjadi faktor yang sangat kritis bagi pengembangan masyarakat Papua secara keseluruhan di masa mendatang. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan dari CSR PT Pertamina,” ujar Don.
Pelatihan Peningkatan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut yaitu tanggal 10-18 Juli 2024 secara hybrid (luring dan daring) di Pusat Belajar KBF Jayapura dan Merauke. Pelatihan ini secara keseluruhan diikuti tim pengajar Pusat Belajar KBF Indonesia di Tanah Papua lainnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda