Memerdekakan Negeri dari Krisis Pandemi
Senin, 24 Agustus 2020 - 06:42 WIB
Krisis ini adalah krisis bangsa. Bukan waktunya kita saling menuding dan menyalahkan satu sama lain. Untuk itu, kita semua sebagai anak bangsa harus bahu-membahu dan bersatu padu mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyelamatkan nasib kesehatan rakyat dan ekonomi negara. Mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing, apa yang bisa kita kontribusikan untuk meringankan beban negara dan juga rakyat Indonesia. Sebagaimana petuah dari pendiri bangsa Haji Agus Salim dan juga Muhammad Natsir, bahwa setiap ikhtiar memiliki makna besar. “Semua itu harus diperjuangkan, tidak sekadar menunggu harapan."
Kita harus siap mempertaruhkan segalanya untuk memenangkan perang melawan pandemi ini. Jangan sampai krisis ganda ini berkepanjangan hingga menenggelamkan cita-cita bangsa. Spirit perjuangan itulah yang ditanamkan Sutan Syahrir dengan membangkitkan logika berpikir kita dengan mengatakan, "hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan".
Tantangan melawan pandemi dan menyelamatkan ekonomi negeri ini adalah ujian besar persatuan dan juga komitmen perjuangan bangsa. Di ranah sosial, kita bisa turun tangan langsung melalui berbagai macam gerakan peduli dan berbagi, untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi meringankan permasalahan sesama anak bangsa yang hidupnya terdampak oleh pandemi.
Bagi yang lainnya, khususnya para pemuda, jika belum memungkinkan bagi kita ikut berkontribusi secara materi, negara menunggu sumbangan idealisme dan integritas kita untuk mengawal dan menjalankan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan publik guna menghentikan laju penyebaran pandemi dan menyelamatkan ekonomi. Sebagaimana pesan Tan Malaka, “idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”. Hal ini sangat fundamental, karena akurasi dan efektivitas setiap kebijakan publik dan eksekusinya di tingkat lapangan, akan sangat berarti dan menentukan bagaimana arah nasib bangsa Indonesia ke depan. Mari bersatu padu dan bergerak bersama dalam satu komitmen tunggal untuk memerdekakan negeri dari krisis pandemi. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit.
Kita harus siap mempertaruhkan segalanya untuk memenangkan perang melawan pandemi ini. Jangan sampai krisis ganda ini berkepanjangan hingga menenggelamkan cita-cita bangsa. Spirit perjuangan itulah yang ditanamkan Sutan Syahrir dengan membangkitkan logika berpikir kita dengan mengatakan, "hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan".
Tantangan melawan pandemi dan menyelamatkan ekonomi negeri ini adalah ujian besar persatuan dan juga komitmen perjuangan bangsa. Di ranah sosial, kita bisa turun tangan langsung melalui berbagai macam gerakan peduli dan berbagi, untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi meringankan permasalahan sesama anak bangsa yang hidupnya terdampak oleh pandemi.
Bagi yang lainnya, khususnya para pemuda, jika belum memungkinkan bagi kita ikut berkontribusi secara materi, negara menunggu sumbangan idealisme dan integritas kita untuk mengawal dan menjalankan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan publik guna menghentikan laju penyebaran pandemi dan menyelamatkan ekonomi. Sebagaimana pesan Tan Malaka, “idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”. Hal ini sangat fundamental, karena akurasi dan efektivitas setiap kebijakan publik dan eksekusinya di tingkat lapangan, akan sangat berarti dan menentukan bagaimana arah nasib bangsa Indonesia ke depan. Mari bersatu padu dan bergerak bersama dalam satu komitmen tunggal untuk memerdekakan negeri dari krisis pandemi. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit.
(ras)
tulis komentar anda