Pengalaman Ketakutan Akan Ketertinggalan Momen bagi Gen-Z

Senin, 01 Juli 2024 - 12:28 WIB
Huruf Z yang mengakhiri konsonan huruf alphabet memiliki persamaan terhadap Gen-Z, kehadiran mereka menandai akhir dari berbagai peran, tradisi, dan pengalaman yang terdefinisi dengan baik (Sladek & Grabinger, 2016). Gen-Z sebenarnya memiliki persamaan dengan Generasi Y, tetapi Gen-Z dianggap lebih modern dan maju.

Hal tersebut dipicu karena Gen-Z mampu melakukan lebih dari satu aktivitas dalam satu waktu tertentu (multi tasking), mereka dapat mengakses media sosial di ponsel, mengoperasikan komputer dan internet, serta mendengarkan musik pada aplikasi (Putra, 2016).

Salah satu karakteristik dari Gen-Z yang paling menonjol adalah mereka akrab dengan adanya teknologi, yang secara tak sadar hal tersebut mempengaruhi kepribadian mereka. Dari kemunculan media sosial itu, menciptakan sebuah fenomena baru yang banyak dialami oleh orang-orang.

Dampak dari hal tersebut adalah sifat Gen-Z yang rata-rata menginginkan validasi dari orang lain dan rentan merasakan perasaan FoMO. FoMO berkaitan dengan persepsi atau penilaian seseorang terhadap berbagai hal, persepsi itu terbentuk dan muncul dari dalam diri sendiri.

Persepsi berhubungan dengan salah satu cabang dari psikologi komunikasi, yaitu komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal adalah sebuah proses komunikasi yang terjadi dalam batin dan pikiran individu, bersangkutan dengan aspek seperti percakapan internal, observasi, dan pemahaman mengenai lingkungan sekitar individu (Kustiawan et al., 2022).

Fenomena itu adalah ketakutan akan ketertinggalan momen atau yang biasa dikenal dengan nama FoMO. FoMO diketahui banyak dialami oleh orang yang berada pada rentang usia Gen-Z. Laman King University menuliskan bahwa FoMO ini adalah perasaan atau persepsi bahwa hidup orang lain lebih menyenangkan dibandingkan hidup kita (Hadi, 2020).

Pada kasus FoMO, dapat dikaitkan dengan psikologi komunikasi. Dalam payung psikologi komunikasi, terdapat pula komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, dan komunikasi kelompok. Interaksi antara individu satu dengan individu lainnya dapat memicu terjadinya FoMO di media sosial.

Salah satu faktor pemicu seseorang mengalami FoMO ialah interaksi yang dilakukan di media sosial (Przybylski, 2013). Dengan adanya media sosial, seseorang dapat dengan mudah melakukan komunikasi interpersonal kepada pihak lain (Burgon & Huffner, 2002). Itulah yang membuat seseorang ingin terus mengakses media sosial.

Beberapa ahli memiliki definisi tersendiri terhadap komunikasi interpersonal, De Vito, 2016 menguraikan definisi dari komunikasi interpersonal sebagai penyampaian pesan oleh satu individu dan penerima pesan oleh individu yang lain atau kelompok lain yang disertai dengan dampak dan peluang untuk mengirim umpan balik (DeVito, 2016).

Seseorang dengan tingkat FOMO yang tinggi akan selalu berusaha untuk tetap terhubung dengan orang ataupun kelompok lain. Dari hal tersebut, mereka menjadikan media sosial sebagai sarana untuk melakukan hubungan sosial secara virtual dan berkomunikasi secara interpersonal maupun kelompok. Secara langsung ataupun tidak langsung, hal itu membuat mereka terus menerus mengakses media sosial yang berujung kecanduan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More