PDN Diserang, Ditjen Imigrasi Gunakan Amazon Web Service Tiru Peduli Lindungi
Sabtu, 29 Juni 2024 - 09:43 WIB
JAKARTA - Ditjen Imigrasi mengakui menggunakan server Amazon Web Service (AWS) setelah Pusat Data Nasional (PDN) mengalami serangan siber ransomware. Alasan penggunaan AWS karena mendapat rekomendasi keberhasilan saat mengelola website Peduli Lindungi.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim mengatakan setelah PDN mengalami serangan dia langsung melakukan tindakan dengan segera melakukan pembuatan sistem layanan baru. Dia memilih menggunakan Amazone Web Service untuk memastikan layanan baru tersebut.
"Saya tanya sama Menkes Peduli Lindungi dengan siapa, dijawablah (Amazon Web Service)," ujar Silmy dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2024).
Lebih lanjut, Silmy mengatakan setelah mendapatkan referensi dari Menkes Budi Gunadia Sadikin karena keberhasilannya dalam mengelola Peduli Lindungi pihaknya memilih menggunakan Amazone Web Service.
"Saya berdasarkan reference orang yang berhasil aja. Peduli Lindungi kan ketika pada masa Covid kan aplikasi yang paling sibuk. Kan kita pengen aplikasi kita tidak down. Makanya ketika kita terus meng-enhance sistem kita yang terbaik," jelasnya.
Dia juga mengakui bahwa peristiwa serangan siber ransomware yang terjadi pada PDN menjadi pelajaran berharga. Saat ini pihaknya melakukan upaya backup data mirrornya dengan lokasi-lokasi yang berbeda.
"Data center yang baik harus punya mirror. Karena suatu waktu di-hit di suatu tempat, di tempat lain masih bisa backup," tandasnya.
"Misalnya kena nih, misalnya Surabaya kena gempa kira-kira akan ngambil data center di Surabaya atau mirrornya di tempat lain? Tempat lain kan. Bukan dasarnya permintaan. Memang harusnya ada yang namanya data center harus punya backup," pungkasnya.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim mengatakan setelah PDN mengalami serangan dia langsung melakukan tindakan dengan segera melakukan pembuatan sistem layanan baru. Dia memilih menggunakan Amazone Web Service untuk memastikan layanan baru tersebut.
Baca Juga
"Saya tanya sama Menkes Peduli Lindungi dengan siapa, dijawablah (Amazon Web Service)," ujar Silmy dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2024).
Lebih lanjut, Silmy mengatakan setelah mendapatkan referensi dari Menkes Budi Gunadia Sadikin karena keberhasilannya dalam mengelola Peduli Lindungi pihaknya memilih menggunakan Amazone Web Service.
"Saya berdasarkan reference orang yang berhasil aja. Peduli Lindungi kan ketika pada masa Covid kan aplikasi yang paling sibuk. Kan kita pengen aplikasi kita tidak down. Makanya ketika kita terus meng-enhance sistem kita yang terbaik," jelasnya.
Dia juga mengakui bahwa peristiwa serangan siber ransomware yang terjadi pada PDN menjadi pelajaran berharga. Saat ini pihaknya melakukan upaya backup data mirrornya dengan lokasi-lokasi yang berbeda.
"Data center yang baik harus punya mirror. Karena suatu waktu di-hit di suatu tempat, di tempat lain masih bisa backup," tandasnya.
"Misalnya kena nih, misalnya Surabaya kena gempa kira-kira akan ngambil data center di Surabaya atau mirrornya di tempat lain? Tempat lain kan. Bukan dasarnya permintaan. Memang harusnya ada yang namanya data center harus punya backup," pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda