Sempat Jadi Berandalan, Surat Yasin Ubah Kehidupan Kelam Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto
Jum'at, 28 Juni 2024 - 07:47 WIB
Panglima TNI tanda (x) saat mengikuti pelatihan di Pussenif Bandung.
”Kami suka keliling daerah Baros dan Cimahi. Pastinya sambil cari tempat yang enak buat ngobrol. Kadang juga bahas geng lain, siapa saja yang perlu dimusuhi. Mabuk-mabukan pun sudah biasa. Sering sampai larut atau menjelang pagi,” katanya.
Ditendang Polisi Militer
Hingga suatu ketika di penghujung bulan Februari, Agus bersama teman-temannya tanpa mengenakan helm mengendarai sepeda motor bertiga. Mereka berencana jalan-jalan keliling Cimahi. Namun, saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, kendaraan yang dinaikinya dihentikan oleh seorang Polisi Militer.
Agus bersama teman-temannya kemudian dibawa ke Kantor Denpom, Jalan Gatot Soebroto. Di sana, Agus mendapatkan tendangan dan pukulan bertubi-tubi di bagian perut, punggung, dan tulang kering oleh tentara berpangkat Kopral yang di dada kananya tertulis nama “Harahap” dan tulisan “PM” besar yang melingkar di lengan atas.
Namun bukannya takut, Agus yang memang gemar berkelahi justru menatap lekat tentara yang sedang menuntaskan emosinya tersebut. "Lihat saja nanti, kalau aku jadi tentara," gumamnya dalam hatinya.
Peristiwa itulah yang akhirnya mendorong dan merombak jalan hidup Agus untuk menjadi seorang tentara. Sebuah cita-cita yang memang diinginkan oleh ayahanda tercintanya Serka Deddy Unadi. Agus kemudian memutuskan untuk masuk Sekolah Calon Bintara (Secaba).
Dipilihnya Secaba sebagai pintu gerbang menjadi tentara karena Agus menyadari dirinya harus berjuang sendiri tanpa bimbingan seorang ayah. Apalagi masuk Secaba tidak dikenakan biaya sama sekali dan lama pendidikan di Secaba cukup singkat yakni lima bulan.
Agus kemudian mendatangi rumah temannya bernama Iwa, yang merupakan anak seorang Kepala Ajudan Jenderal Daerah Militer (Ajendam) III/Siliwangi untuk mendapatkan informasi masuk tentara. Tahap demi tahap tes dijalani, hasilnya Agus dinyatakan tidak lulus. Namun dia direkomendasikan untuk mengikuti Sekolah Calon Tamtama (Secata) tanpa perlu mengikuti tes lagi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda