Geliat Pilkada dan Masa Depan Jakarta
Kamis, 27 Juni 2024 - 16:28 WIB
Pluralisme kandidat yang memantulkan jamaknya orientasi ideologis akan meningkatkan kesadaran pemilih dalam berpolitik. Selain itu, preferensi personal para pemilih juga potensial berubah jika muncul nama-nama baru yang mewakili keragaman identitas politik. Orang konservatif yang cenderung menjadi simpatisan salah satu parpol bisa bertindak sebagai pemilih progresif jika ia melihat adanya banyak pilihan dan narasi baru dalam politik. Demikian juga, pemilih yang mengambang secara ideologis bisa menjadi pemilih moderat jika ia melihat ada sosok yang mewakili harapan dan gagasannya tentang hidup berdemokrasi.
Pluralisme kandidat adalah kata kunci. Kita tidak bisa memaksa pemilih sayap kanan untuk bergeser menjadi pemilih moderat, tetapi kita bisa menghadirkan keragaman pilihan untuk menciptakan peluang terjadinya perubahan orientasi dan preferensi politik para pemilih. Kita berharap, Pilkada Jakarta akan menghadirkan realitas politik yang demikian sebagai upaya membangun demokrasi yang sehat dan memberikan pelajaran bagi pelaksanaan pilkada di daerah lain di Indonesia.
Pluralisme kandidat adalah kata kunci. Kita tidak bisa memaksa pemilih sayap kanan untuk bergeser menjadi pemilih moderat, tetapi kita bisa menghadirkan keragaman pilihan untuk menciptakan peluang terjadinya perubahan orientasi dan preferensi politik para pemilih. Kita berharap, Pilkada Jakarta akan menghadirkan realitas politik yang demikian sebagai upaya membangun demokrasi yang sehat dan memberikan pelajaran bagi pelaksanaan pilkada di daerah lain di Indonesia.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda