Mengelola Kepadatan Penduduk: Tantangan dan Solusi Menuju Kota Berkelanjutan

Sabtu, 01 Juni 2024 - 22:04 WIB
Ruang publik harus didesain untuk dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dan preferensi kelompok penduduk, terlepas dari usia sampai status sosial dan ekonomi. Ruang terbuka yang inklusif juga harus dirancang dengan fitur-fitur yang ramah untuk lansia dan aman untuk perempuan, seperti jalur landai untuk kursi roda, area tempat duduk, kamera pengawas, dan diengkapi lampu penerangan yang memadai.

Selain itu, penting untuk mendesain ruang publik yang mengakomodir berbagai aktivitas yang beragam dan melibatkan komunitas setempat. Hal ini dapat mendorong interaksi sosial diantara penduduk sekitar. Kemudian, penting untuk ruang-ruang publik tersebut dapat terakses dengan baik, terhubung dengan sarana transportasi umum yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan berbagai macam kelompok masyarakat dalam perencanaan ruang-ruang yang didesain untuk publik. Komunikasi dan keterbukaan selama perlibatan tiap kelompok tersebut menjadi penting agar dapat terciptanya ruang publik yang dapat melayani tiap kelompok masyarakat.

Kemudian, langkah selanjutnya adalah memperbanyak ruang-ruang terbuka publik tersebut ditiap-tiap wilayah, agar masyarakat sekitar dapat mengakses ruang publik tersebut tanpa harus bepergian jauh dan mengurangi dapat mengurangi jejak ekologisnya.

Mengurangi Suhu Panas Kota

Saat ini kita merasakan bumi yang semakin panas. Iklim mikro, atau faktor-faktor kondisi iklim setempat, memiliki dampak langsung baik itu psikologis maupun fisiologis. Outdoor Thermal Comfort, atau kenyamanan termal di luar ruangan, yang merujuk pada kondisi dimana individu merasa nyaman dengan suhu, kelembaban, dan angin di lingkungan luar ruangan, mempengaruhi hampir seluruh aspek di kehidupan kita, mulai dari kesejahteraan, kesehatan, produktivitas, ekonomi, konsumsi energi, sampai keseimbangan ekosistem.

Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya agar membuat kota dapat tetap sejuk ditengah suhu bumi yang semakin panas. Salah satu upaya nya adalah dengan menerapkan konsep 3-30-300, yang berarti 3 pohon di setiap rumah, 30 persen kanopi pohon di tiap lingkungan penduduk setempat, dan 300 meter dari taman publik terdekat atau ruang terbuka hijau.

Kemudian mengatur agar perencanaan bangunan mengedepankan prinsip manajemen energi yang baik, seperti menggunakan konsep desain pasif, yang berarti bangunan yang mengandalkan strategi untuk mengatur suhu, pencahayaan, ventilasi, dan kenyamanan termal secara alami dan menciptakan lingkungan bangunan yang nyaman dan efisien secara energi.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More