Tren Teknologi dan Jurnalisme, Ancaman atau Peluang?

Selasa, 28 Mei 2024 - 12:18 WIB
Namun, krisis adalah momen unik dalam sejarah organisasi. Krisis mampu menghadirkan ancaman, terutama terhadap citra, reputasi, atau target organisasi. Krisis juga menciptakan peluang yang tidak mungkin sama ketika keadaan normal.

Krisis menciptakan kesempatan untuk belajar, membuat perubahan strategis, tumbuh, atau mengembangkan keunggulan kompetitif baru. Barang kali tidak ada satu daftar strategi respons krisis yang sempurna, namun kita dapat membuat daftar strategi respons krisis yang berguna.

Ada banyak pelajaran penting dalam krisis dengan menciptakan komunikasi krisis yang efektif. Pertama, tentukan tujuan organisasi melalui komunikasi krisis. Kedua, sebelum krisis, kembangkan kemitraan yang setara dengan organisasi dan kelompok yang penting bagi organisasi.

Komunikator krisis yang efektif mengakui bahwa faktor-faktor positif dapat muncul dari krisis yang dihadapi. Seiring dengan perubahan, muncul peluang dengan cara-cara inspiratif yang digunakan organisasi berita atau perusahaan media di seluruh dunia untuk beradaptasi dengan dunia baru ini. Memanfaatkan keunggulan AI sambil mengelola risikonya.

Ancaman ganda berupa penghindaran berita (news avoidance) secara selektif dan kelelahan berita (news fatigue) tetap menjadi sumber kekhawatiran utama bagi perusahaan media. Strategi yang dianggap sangat penting oleh penerbit untuk melawan tren ini menyajikan berita dengan penjelasan yang lebih baik tentang cerita yang kompleks.

Kemudian mengambil pendekatan yang lebih berorientasi pada solusi atau konstruktif dalam penyampaian cerita. Menghadirkan cerita manusia yang lebih inspiratif, menyampaikan berita yang lebih positif, dan menghibur.

Di sisi bisnis, penerbit terus berinvestasi dalam layanan langganan dan keanggotaan, sebagai sumber pendapatan yang penting, selain iklan. Model berbayar diharapkan mampu menghadirkan peningkatan pendapatan.

Reset Media Sosial

Organisasi berita akan berupaya lebih keras mengoptimalkan penggunaan WhatsApp dan Instagram untuk distribusi berita, menyusul keputusan Meta untuk membuka saluran siaran bagi penerbit. Memaksimalkan jaringan video seperti TikTok dan YouTube sebagai sumber rujukan yang kuat, serta Google Discover, meskipun mudah berubah.

Terkait peluang tersebut, sebagian besar organisasi berita berencana membuat lebih banyak video, lebih banyak buletin/newsletters, dan lebih banyak podcast. Tentu tetap sambil menjaga jumlah artikel berita tidak berkurang untuk menjaga pertumbuhan pembaca dan pengiklan.

Penurunan jejaring sosial ‘tradisional’ baru-baru ini seperti Facebook dan X karena ada dua perubahan penting. Pertama, sifat beracun dari banyak percakapan mengenai berita dan politik telah mendorong banyak orang beralih ke ruang pribadi seperti aplikasi perpesanan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More