Adaptasi Perubahan Iklim, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Sabtu, 27 April 2024 - 13:55 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 13 di AOR BPPSDMP, Jumat (26/04/2024). Foto/Istimewa
JAKARTA - Perubahan iklim global yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian dalam mencapai ketahanan pangan. Sektor ini diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya dalam upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan dampak perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu, Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem, khususnya di sektor pertanian maupun perkebunan.





"Kami mengimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan,” ujarnya, Sabtu (27/4/2024).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 13, Jumat (26/04/2024) di AOR BPPSDMP mengatakan bahwa emisi GRK di bumi harus dikurangi. Emisi terbesar perubahan lahan dari hutan menjadi bukan hutan, kemudian adalah industri, pembakaran, dan selanjutnya adalah dari sektor pertanian.

“Maka, kita harus mempunyai varietas yang toleran terhadap pertanian, produktivitas yang rendah, tingkat kesuburan yang rendah", jelasnya. Karena kenaikan produktivitas menghasilkan pangan.

Dedi mengimbau agar kita dapat beradaptasi dengan perubahan iklim supaya terjadi penurunan emisi atau mitigasi. "Diperlukannya komitmen dan implementasi terhadap penerapan standar untuk aksi adaptasi mendukung peningkatan produktivitas padi dan jagung, jelasnya.

Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Agroklimat dan Hidrologi Pertanian, Rima Purnamayani mengatakan bahwa akibat perubahan iklim global diproyeksi dalam periode 2020–2049 sebagian besar wilayah Indonesia panjang musim hujannya berkurang 10-20 hari. Bahkan di beberapa wilayah akan semakin mundur dan pendeknya musim tanam.

"Saat ini posisi sektor pertanian dalam perubahan iklim adalah sebagai korban dari perubahan iklim, sebagai sumber emisi, namun berpeluang berkontribusi dalam penurunan emisi atau sekuestrasi,” paparnya.



Dia menambahkan, selanjutnya dampak dari perubahan iklim dalam sektor pertanian yaitu peningkatan suhu global dan kekeringan semakin sering. Selain terjadi kerugian ekonomi dan peningkatan musim kemarau juga perubahan fisiologis tanaman padi yang meningkatkan potensi penurunan produksi tanaman padi.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More