PUB Galang Dana Bangun Jembatan Gantung Putus di Lebak Banten
Jum'at, 19 April 2024 - 19:49 WIB
Respons sigap yang ditujukan PUB Lebak terhadap pembangunan jembatan gantung Leuwi Ipuh berangkat dari keprihatinan terhadap nasib jembatan tersebut yang tidak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah.
Seperti diberitakan, jembatan yang putus pada Rabu (10/4/2024) itu menyebabkan belasan warga yang melintas tercebur ke sungai dan mengalami luka-luka. Nahasnya, peristiwa tersebut berlangsung ketika warga sedang merayakan Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Sejak peristiwa itu, penggunaan jembatan yang cukup vital bagi warga sekitar terhenti. Situasi ini tentunya sangat disesalkan warga, karena mengganggu mobilitas mereka sehari-hari.
Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Irvan Suyatufika mengatakan, status jembatan tersebut merupakan tanggung jawab Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
“Kendala belum dibangun atau tidak dianggarkan pada 2024 posisi jembatan tersebut masuk kewenangan pemerintahan desa. PUPR masih fokus penanganan terhadap jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan kabupaten,” ujarnya.
Ketika ditanyakan apakah jembatan gantung tersebut bukan prioritas, Irvan menjawab bahwa pemerintah masih fokus kepada pembangunan jalan rusak. “Kita fokus ke jalan kabupaten yang kondisi rusaknya masih di 187 km dari 749 km,” katanya.
Ki Dede Sudiarto, Sekretaris Umum PUB Lebak berkomitmen terus melakukan aksi sasieur sabenyeur demi membantu masyarakat yang sangat membutuhkan akses jalan melalui jembatan tersebut.
“Yang penting bangunan yang cepat saja. Kalau ada dari dinas yang bangun lebih cepat, kita alihkan ke tempat lain. Namun, berdasarkan pengalaman jumlah jembatan gantung di Lebak tidak bisa discover sama APBD Lebak,” katanya.
“Jangankan jembatan gantung yang di pelosok seperti di Leuwi Ipuh, jalan kantor kecamatan Leuwidamar saja sampai sekarang tidak dibangun-bangun,” ucapnya.
Dibangun secara swadaya sekitar 13 tahun silam atau tepatnya tahun 2011, keberadaan jembatan gantung di Leuwi Ipuh sangat vital bagi masyarakat setempat.
Seperti diberitakan, jembatan yang putus pada Rabu (10/4/2024) itu menyebabkan belasan warga yang melintas tercebur ke sungai dan mengalami luka-luka. Nahasnya, peristiwa tersebut berlangsung ketika warga sedang merayakan Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Sejak peristiwa itu, penggunaan jembatan yang cukup vital bagi warga sekitar terhenti. Situasi ini tentunya sangat disesalkan warga, karena mengganggu mobilitas mereka sehari-hari.
Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Irvan Suyatufika mengatakan, status jembatan tersebut merupakan tanggung jawab Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
“Kendala belum dibangun atau tidak dianggarkan pada 2024 posisi jembatan tersebut masuk kewenangan pemerintahan desa. PUPR masih fokus penanganan terhadap jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan kabupaten,” ujarnya.
Ketika ditanyakan apakah jembatan gantung tersebut bukan prioritas, Irvan menjawab bahwa pemerintah masih fokus kepada pembangunan jalan rusak. “Kita fokus ke jalan kabupaten yang kondisi rusaknya masih di 187 km dari 749 km,” katanya.
Ki Dede Sudiarto, Sekretaris Umum PUB Lebak berkomitmen terus melakukan aksi sasieur sabenyeur demi membantu masyarakat yang sangat membutuhkan akses jalan melalui jembatan tersebut.
“Yang penting bangunan yang cepat saja. Kalau ada dari dinas yang bangun lebih cepat, kita alihkan ke tempat lain. Namun, berdasarkan pengalaman jumlah jembatan gantung di Lebak tidak bisa discover sama APBD Lebak,” katanya.
“Jangankan jembatan gantung yang di pelosok seperti di Leuwi Ipuh, jalan kantor kecamatan Leuwidamar saja sampai sekarang tidak dibangun-bangun,” ucapnya.
Dibangun secara swadaya sekitar 13 tahun silam atau tepatnya tahun 2011, keberadaan jembatan gantung di Leuwi Ipuh sangat vital bagi masyarakat setempat.
tulis komentar anda