Berawal dari Pelatihan, Kini Menjadi Inspirator Kemandirian
Senin, 17 Agustus 2020 - 17:47 WIB
Inspirasi ini tak hanya bermanfaat untuk kemandirian usaha sendiri, tapi juga untuk orang lain, seperti yang terjadi di Yogjakarta. Seorang ibu rumah tangga bernama Siyamiyati menjadi inspirator bagi kemandirian sejumlah ibu rumah tangga di kampungnya, di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Istri awak mobil tangki (AMT) Depo Rewulu, Jogjakarta, ini menularkan keterampilan pembuatan nugget dan jamur krispi yang diperoleh dari pelatihan yang digelar Pertamina Patra Niaga.
Perempuan berusia 47 tahun ini adalah istri Wagiono, salah satu sopir AMT Depo Rewulu. Sehari-hari Siyamiyati menekuni pekerjaan sebagai penjahit. Namun dia tak pernah menutup diri terhadap pengetahuan baru, sehingga ikut dalam pelatihan pembuatan makanan jamur dan nugget dua tahun lalu. Pelatihan ini didanai dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan Pertamina Patra Niaga.
Ada tiga kelompok istri AMT yang bergabung dan mendapat pelatihan, dan masing-masing kelompok beranggotakan lima orang. Sebelum pandemi datang, mereka rutin dilatih dan berkumpul setiap bulan untuk melakukan evaluasi produk, termasuk produk yang disalurkan dan dijual Rewulu oleh salah satu peserta pelatihan. Produk mereka beragam, mulai dari jamur krispi, nugget orisinal, nugget ayam, dan nugget jamur.
"Saya bersyukur mendapat pelatihan ini karena saya jadi bisa membuat olahan jamur dan nugget. Minimal kalau tidak dijual, bisa dikonsumsi keluarga. Selain itu, dengan adanya kelompok usaha para istri AMT, saya bisa menambah jalinan persaudaraan," kata Siyamiyati.
Dia memilih tidak menggeluti usaha pembuatan kuliner jamur dan nugget ini dengan serius. "Saya lebih terfokus pada pekerjaan menjahit," katanya.
Siyamiyati tak sempat membuka usaha sampingan pembuatan jamur krispi dan nugget. "Selain itu, rumah saya dengan anggota yang lain paling jauh dari Rewulu," ucapnya.
Ibu empat anak ini punya cara lain untuk memanfaatkan hasil pelatihan dari Pertamina Patra Niaga, yakni mengajarkannya kembali kepada para tetangga. "Ilmu ini saya tularkan ke ibu-ibu anggota PKK. Kok alhamdulillah, ibu-ibu tertarik untuk bikin," katanya.
Dari sini, kemandirian terbangun di lingkungan Siyamiyati. Para anggota PKK itu mampu berinovasi. "Mereka membuat nugget daging dan nugget dari singkong. Jadi seperti combro, makanan tradisional Jawa, tapi tanpa tempe. Luarnya dibikin seperti nugget, ditusuk dengan stik es krim an laku dijual seribu rupiah per biji," katanya.
Dia pun merasa bangga, hasil pelatihan Pertamina Patra Niaga yang diperolehnya bisa bermanfaat bagi lingkungannya. "Saya senang bermanfaat bagi orang lain, ada rasa kepuasan di hati, walau saya sendiri belum menghasilkan keuntungan finansial. Tapi saya senang berbagi ilmu, dan sudah kelihatan hasilnya. Ibu-ibu lain meniru," katanya.
Istri awak mobil tangki (AMT) Depo Rewulu, Jogjakarta, ini menularkan keterampilan pembuatan nugget dan jamur krispi yang diperoleh dari pelatihan yang digelar Pertamina Patra Niaga.
Perempuan berusia 47 tahun ini adalah istri Wagiono, salah satu sopir AMT Depo Rewulu. Sehari-hari Siyamiyati menekuni pekerjaan sebagai penjahit. Namun dia tak pernah menutup diri terhadap pengetahuan baru, sehingga ikut dalam pelatihan pembuatan makanan jamur dan nugget dua tahun lalu. Pelatihan ini didanai dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan Pertamina Patra Niaga.
Ada tiga kelompok istri AMT yang bergabung dan mendapat pelatihan, dan masing-masing kelompok beranggotakan lima orang. Sebelum pandemi datang, mereka rutin dilatih dan berkumpul setiap bulan untuk melakukan evaluasi produk, termasuk produk yang disalurkan dan dijual Rewulu oleh salah satu peserta pelatihan. Produk mereka beragam, mulai dari jamur krispi, nugget orisinal, nugget ayam, dan nugget jamur.
"Saya bersyukur mendapat pelatihan ini karena saya jadi bisa membuat olahan jamur dan nugget. Minimal kalau tidak dijual, bisa dikonsumsi keluarga. Selain itu, dengan adanya kelompok usaha para istri AMT, saya bisa menambah jalinan persaudaraan," kata Siyamiyati.
Dia memilih tidak menggeluti usaha pembuatan kuliner jamur dan nugget ini dengan serius. "Saya lebih terfokus pada pekerjaan menjahit," katanya.
Siyamiyati tak sempat membuka usaha sampingan pembuatan jamur krispi dan nugget. "Selain itu, rumah saya dengan anggota yang lain paling jauh dari Rewulu," ucapnya.
Ibu empat anak ini punya cara lain untuk memanfaatkan hasil pelatihan dari Pertamina Patra Niaga, yakni mengajarkannya kembali kepada para tetangga. "Ilmu ini saya tularkan ke ibu-ibu anggota PKK. Kok alhamdulillah, ibu-ibu tertarik untuk bikin," katanya.
Dari sini, kemandirian terbangun di lingkungan Siyamiyati. Para anggota PKK itu mampu berinovasi. "Mereka membuat nugget daging dan nugget dari singkong. Jadi seperti combro, makanan tradisional Jawa, tapi tanpa tempe. Luarnya dibikin seperti nugget, ditusuk dengan stik es krim an laku dijual seribu rupiah per biji," katanya.
Dia pun merasa bangga, hasil pelatihan Pertamina Patra Niaga yang diperolehnya bisa bermanfaat bagi lingkungannya. "Saya senang bermanfaat bagi orang lain, ada rasa kepuasan di hati, walau saya sendiri belum menghasilkan keuntungan finansial. Tapi saya senang berbagi ilmu, dan sudah kelihatan hasilnya. Ibu-ibu lain meniru," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda