Memenangkan Ramadan dari Bullying dan Kesehatan Mental
Jum'at, 22 Maret 2024 - 13:00 WIB
FSGI juga menyebutkan sebanyak 80 persen kasus bullying pada 2023 terjadi di sekolah yang dinaungi Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sisanya terjadi di sekolah dibawah naungan Kementerian Agama.
Mari kita menelisik, apa yang terjadi pada kasus bunuh diri yang menghantui. Mengejutkannya lagi, Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) mencatat terdapat lebih dari 900 kasus bunuh diri sepanjang Januari hingga 18 Oktober 2023 yang terjadi di Indonesia.
Kasus bunuh diri ini meningkat pesan dari tahun-tahun sebelumnya, yang mulanya sebanyak 629 kasus pada tahun 2021 dan 640 di tahun 2020.
Krisis akhlak yang ditandai dengan maraknya kasus bullying di sekolah dan peningkatan angka bunuh diri ini, merupakan cerminan dari masalah sosial yang mendalam dan membutuhkan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dan memperkuat solidaritas sosial serta spiritual dan menjadikannya sebagai momentum perubahan.
Ramadan dengan segala riuh dan sibuknya, dari pasar yang ramai hingga masjid yang dipenuhi jemaah tarawih, seharusnya tidak hanya fokus pada sisi ekonomi dan ibadah ritualis semata.
Bulan suci ini juga memberikan peluang emas untuk meningkatkan kesadaran sosial terutama pada masalah bullying dan kesehatan mental. Melalui berbagai kegiatan sosial yang marak, Ramadan bisa menawarkan solusi.
Melalui forum kajian dan diskusi, Ramadan memberikan kesempatan untuk berdialog tentang berbagai problematika yang dihadapi bangsa ini dilanjutkan dengan membangun jaringan dukungan, dan mendorong aksi nyata untuk membantu mereka yang terdampak.
Di masjid, sekolah, hingga forum-forum dakwah dan kajian dapat menjadi pusat utama untuk pendidikan dan transformasi nilai-nilai akhlak bangsa. Program-program selama Ramadan harus dirancang untuk tidak hanya fokus pada aspek ritual, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak.
Melalui khutbah, ceramah, dan kegiatan interaktif, pesan-pesan tentang empati, kejujuran, kesabaran, dan toleransi dapat ditanamkan. Ramadan, dengan spirit kebersamaannya, bisa menjadi waktu yang strategis untuk memulai inisiatif-inisiatif seperti ini, mengajak seluruh komunitas untuk bertindak lebih aktif dalam mencegah bullying dan mendukung korban.
Mari kita menelisik, apa yang terjadi pada kasus bunuh diri yang menghantui. Mengejutkannya lagi, Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) mencatat terdapat lebih dari 900 kasus bunuh diri sepanjang Januari hingga 18 Oktober 2023 yang terjadi di Indonesia.
Kasus bunuh diri ini meningkat pesan dari tahun-tahun sebelumnya, yang mulanya sebanyak 629 kasus pada tahun 2021 dan 640 di tahun 2020.
Krisis akhlak yang ditandai dengan maraknya kasus bullying di sekolah dan peningkatan angka bunuh diri ini, merupakan cerminan dari masalah sosial yang mendalam dan membutuhkan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dan memperkuat solidaritas sosial serta spiritual dan menjadikannya sebagai momentum perubahan.
Ramadan dengan segala riuh dan sibuknya, dari pasar yang ramai hingga masjid yang dipenuhi jemaah tarawih, seharusnya tidak hanya fokus pada sisi ekonomi dan ibadah ritualis semata.
Bulan suci ini juga memberikan peluang emas untuk meningkatkan kesadaran sosial terutama pada masalah bullying dan kesehatan mental. Melalui berbagai kegiatan sosial yang marak, Ramadan bisa menawarkan solusi.
Melalui forum kajian dan diskusi, Ramadan memberikan kesempatan untuk berdialog tentang berbagai problematika yang dihadapi bangsa ini dilanjutkan dengan membangun jaringan dukungan, dan mendorong aksi nyata untuk membantu mereka yang terdampak.
Di masjid, sekolah, hingga forum-forum dakwah dan kajian dapat menjadi pusat utama untuk pendidikan dan transformasi nilai-nilai akhlak bangsa. Program-program selama Ramadan harus dirancang untuk tidak hanya fokus pada aspek ritual, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak.
Melalui khutbah, ceramah, dan kegiatan interaktif, pesan-pesan tentang empati, kejujuran, kesabaran, dan toleransi dapat ditanamkan. Ramadan, dengan spirit kebersamaannya, bisa menjadi waktu yang strategis untuk memulai inisiatif-inisiatif seperti ini, mengajak seluruh komunitas untuk bertindak lebih aktif dalam mencegah bullying dan mendukung korban.
Lihat Juga :
tulis komentar anda