Seandainya Bulan Puasa Sepanjang Masa
Selasa, 12 Maret 2024 - 17:27 WIB
Sebagai hamba yang beriman, tanpa harus mencari-cari makna dan manfaat dari pesan menjalankan ibadah puasa sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Qur'án Surat Al-Baqarah ayat 183, atas dasar keimanan dan ketaatan beragama, maka setiap orang yang beriman akan menjalankan ibadah puasa dengan penuh ketulusan dan kegembiraan. Dan karena puasa ini diperintahkan bagi hamba yang beriman, maka dengan penuh toleran pula ketika orang-orang yang berpuasa bersama atau bertemu dengan orang-orang yang mungkin tidak berpuasa baik karena berhalangan syar'i atau yang berbeda keyakinan.
Dengan sikap seperti ini, maka kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan penuh kegembiraan tanpa merasa terganggu dengan orang-orang yang berbeda. Seandainya pun kita mau mengajak atau menyeru mereka yang belum menjalankan puasa agar mau menjalankan puasa, maka harus dengan cara-cara yang arif dan bijaksana dan tidak boleh dengan cara memaksa. Dan sesungguhnya perbedaan ini sudah terjadi dalam waktu yang lama baik perbedaan yang terjadi pada yang sama keyakinannya ataupun yang berbeda keyakinan.
Dengan sikap keberagamaan yang makin dewasa, semua bisa merasakan indahnya menjalankan keyakinan berpuasa di Bulan Ramadan tanpa ada yang merasa terganggu dan terintangi meski terjadi perbedaan. Semua hanya semata-mata berharap keridho'an Tuhan yang memberikan perintah dan seruan. Rasa ikhlas dan pasrah menjalankan perintah syari'at agama seperti ini di samping menjadi bukti ketaatan terhadap agama yang dipeluk juga akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Tidak pernah ada kesia-siakan terhadap semua amal ibadah yang kita laksanakan dan Tuhan pasti tidak akan pernah salah atau keliru memberikan balasan. Inilah pentingnya landasan iman atas segala amal perbuatan.
Mungkin inilah perbedaan kita dibandingkan umat Islam di belahan dunia lainnya. Sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan alam, budaya, suku, dan agama yang berbeda-beda, kita harus terus bersyukur dan tetap berusaha merawatnya. Tidak perlu saling membenturkan setiap yang berbeda tetapi sebaliknya harus menghargai sesuatu yang tidak sama. Meski seruan menjalankan Rukun Islam berpuasa ini hanya ditujukan kepada hamba-hamba yang beriman, tetapi dampak dari ibadah ini tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang menjalankan tetapi juga orang lain yang karena perbedaan keyakinan sehingga tidak melaksanakan.
Dengan kata lain, meski ibadah puasa ini dirasa sangat pribadi bagi orang-orang yang beriman dan yang bisa menilai serta mengukur kualitasnya hanya Tuhan, tetapi pesan simbolik bagaimana rasa lapar dan dahaga yang dirasakan selama menjalankan ibadah puasa harus melahirkan rasa kepedulian untuk sesama. Pada akhirnya, orang-orang beriman yang akan dilatih bagamana menahan rasa lapar dan dahaga serta hawa nafsu yang tercela lainnya selama bulan puasa harus mampu berubah menjadi insan-insan sosial yang responsif dan peduli dengan kondisi-kondisi sosial sesama yang perlu uluran tangan untuk meringankan beban derita orang lain meskipun mereka tidak melaksanakan puasa. Tanpa memberi dampak seperti ini, puasa hanya meninggalkan bekas rasa lapar dan dahaga.
Semua tentu sepakat dan berharap agar ibadah puasa yang kita jalani tidak hanya berdampak untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Tidak ada yang perlu diragukan dan dikhawatirkan terhadap semua amal kebaikan yang kita laksanakan. Asalkan semua dilaksanakan dengan rasa tulus sepenuh hati sebagai wujud ketaatan kita terhadap apa yang diperintahkan Tuhan baik sebagai implementasi pelaksanaan Rukun Iman dan Rukun Islam, semuanya pasti akan mendatangkan kebaikan. Tidak hanya dirasakan oleh mereka yang melaksanakan tetapi juga orang lain yang menjadi bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu di akhir pelaksanaan ibadah puasa akan dibarengi implementasi Rukun Islam lainya yaitu berupa Zakat yang dalam pelaksanaannya tidak hanya bernuansa ibadah individual tetapi pasti berhungan dengan orang lain yang sangat membutuhkan kepedulian sosial. Secara berurutan, setelah ditanamkan secara kuat makna keimanan melalui ibadah puasa masing-masing individu harus dilanjutkan dengan ibadah lainnya yang bisa memberi dampak nyata untuk sesama. Dengan demikian, berangkat dari keyakinan yang kuat dari implementasi Rukun Iman dan menjalankan Rukun Islam, maka akan memberikan dampak yang kuat dan manfaat kepada sesama yang akan mengokokohkan Rukun Tetangga.
Tidak ada salahnya bercita-cita baik meskipun belum bisa diwujudkan daripada tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk berbuat baik meskipun baru impian. Indahnya Bulan Ramadan, banyak pesan dan contoh-contoh kebaikan yang ada di dalamnya, sekali lagi tidak ada salahnya orang mengandaikan agar Bulan Ramadahan ini terjadi selamanya. Walaupun faktanya tidak mungkin, biarlah itu semua menjadi penyemangat orang-orang yang berpuasa selama satu bulan untuk mengimplementasikan pesan-pesan dan nilai yang ada di dalamnya untuk bisa diamalkan sepanjang masa selamanya.
Dengan sikap seperti ini, maka kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan penuh kegembiraan tanpa merasa terganggu dengan orang-orang yang berbeda. Seandainya pun kita mau mengajak atau menyeru mereka yang belum menjalankan puasa agar mau menjalankan puasa, maka harus dengan cara-cara yang arif dan bijaksana dan tidak boleh dengan cara memaksa. Dan sesungguhnya perbedaan ini sudah terjadi dalam waktu yang lama baik perbedaan yang terjadi pada yang sama keyakinannya ataupun yang berbeda keyakinan.
Dengan sikap keberagamaan yang makin dewasa, semua bisa merasakan indahnya menjalankan keyakinan berpuasa di Bulan Ramadan tanpa ada yang merasa terganggu dan terintangi meski terjadi perbedaan. Semua hanya semata-mata berharap keridho'an Tuhan yang memberikan perintah dan seruan. Rasa ikhlas dan pasrah menjalankan perintah syari'at agama seperti ini di samping menjadi bukti ketaatan terhadap agama yang dipeluk juga akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Tidak pernah ada kesia-siakan terhadap semua amal ibadah yang kita laksanakan dan Tuhan pasti tidak akan pernah salah atau keliru memberikan balasan. Inilah pentingnya landasan iman atas segala amal perbuatan.
Rukun Islam dan Rukun Tetangga
Menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam setahun sekali. Di bulan ini, tidak hanya melaksanakan perintah ibadah puasa semata sesuai yang ditetapkan syari'at, terkadang juga diikuti oleh ibadah-ibadah sosial lainnya yang sesuai dengan adat kebiasaan yang ada di daerah masing-masing. Karena sifatnya hanya meramaikan dan menambah semarak di Bulan Ramadan tanpa menabrak sedikit pun syari'at puasa yang sudah ditetapkan agama, maka-maka tradisi-tradisi tersebut terus berjalan hingga saat ini. Mulai dari acara penyambutan bulan puasa, selama pelaksanaan ibadah puasa hingga akhir bulan puasa yakni menyambut perayaan awal Bulan Syawal dengan pelbagai kegiatan Idulfitri.Mungkin inilah perbedaan kita dibandingkan umat Islam di belahan dunia lainnya. Sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan alam, budaya, suku, dan agama yang berbeda-beda, kita harus terus bersyukur dan tetap berusaha merawatnya. Tidak perlu saling membenturkan setiap yang berbeda tetapi sebaliknya harus menghargai sesuatu yang tidak sama. Meski seruan menjalankan Rukun Islam berpuasa ini hanya ditujukan kepada hamba-hamba yang beriman, tetapi dampak dari ibadah ini tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang menjalankan tetapi juga orang lain yang karena perbedaan keyakinan sehingga tidak melaksanakan.
Dengan kata lain, meski ibadah puasa ini dirasa sangat pribadi bagi orang-orang yang beriman dan yang bisa menilai serta mengukur kualitasnya hanya Tuhan, tetapi pesan simbolik bagaimana rasa lapar dan dahaga yang dirasakan selama menjalankan ibadah puasa harus melahirkan rasa kepedulian untuk sesama. Pada akhirnya, orang-orang beriman yang akan dilatih bagamana menahan rasa lapar dan dahaga serta hawa nafsu yang tercela lainnya selama bulan puasa harus mampu berubah menjadi insan-insan sosial yang responsif dan peduli dengan kondisi-kondisi sosial sesama yang perlu uluran tangan untuk meringankan beban derita orang lain meskipun mereka tidak melaksanakan puasa. Tanpa memberi dampak seperti ini, puasa hanya meninggalkan bekas rasa lapar dan dahaga.
Semua tentu sepakat dan berharap agar ibadah puasa yang kita jalani tidak hanya berdampak untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Tidak ada yang perlu diragukan dan dikhawatirkan terhadap semua amal kebaikan yang kita laksanakan. Asalkan semua dilaksanakan dengan rasa tulus sepenuh hati sebagai wujud ketaatan kita terhadap apa yang diperintahkan Tuhan baik sebagai implementasi pelaksanaan Rukun Iman dan Rukun Islam, semuanya pasti akan mendatangkan kebaikan. Tidak hanya dirasakan oleh mereka yang melaksanakan tetapi juga orang lain yang menjadi bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu di akhir pelaksanaan ibadah puasa akan dibarengi implementasi Rukun Islam lainya yaitu berupa Zakat yang dalam pelaksanaannya tidak hanya bernuansa ibadah individual tetapi pasti berhungan dengan orang lain yang sangat membutuhkan kepedulian sosial. Secara berurutan, setelah ditanamkan secara kuat makna keimanan melalui ibadah puasa masing-masing individu harus dilanjutkan dengan ibadah lainnya yang bisa memberi dampak nyata untuk sesama. Dengan demikian, berangkat dari keyakinan yang kuat dari implementasi Rukun Iman dan menjalankan Rukun Islam, maka akan memberikan dampak yang kuat dan manfaat kepada sesama yang akan mengokokohkan Rukun Tetangga.
Andaikan Puasa Selamanya
Tentu tidak mungkin terjadi semua harapan seperti itu menjadi fakta. Tuhan memberikan kewajiban hamba-Nya pasti sudah disesuaikan dengan kemampuannya. Bulan Ramadan yang di dalamnya ada kewajiban berpuasa hanya terjadi sebulan dari 12 bulan selama setahun. Hanya harapan mertamorfosis yang mengingingkan itu terjadi selamanya. Akan tetapi itu semua kita hargai sebagai suatu cita-cita, paling tidak nilai-nilai yang ada di satu bulan puasa itu bisa kita tumbuh kembangkan dan terjadi di bulan-bulan lain selain Bulan Ramadan.Tidak ada salahnya bercita-cita baik meskipun belum bisa diwujudkan daripada tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk berbuat baik meskipun baru impian. Indahnya Bulan Ramadan, banyak pesan dan contoh-contoh kebaikan yang ada di dalamnya, sekali lagi tidak ada salahnya orang mengandaikan agar Bulan Ramadahan ini terjadi selamanya. Walaupun faktanya tidak mungkin, biarlah itu semua menjadi penyemangat orang-orang yang berpuasa selama satu bulan untuk mengimplementasikan pesan-pesan dan nilai yang ada di dalamnya untuk bisa diamalkan sepanjang masa selamanya.
tulis komentar anda