Sejarah Pemberontakan PKI Madiun, Lengkap dengan Latar Belakang dan Tokohnya

Rabu, 06 Maret 2024 - 08:47 WIB
Peristiwa itu dimulai ketika Kabinet Hatta I menerapkan kebijakan Rekonstruksi dan Rekonsiliasi (RERA) pada 27 Februari 1948 dengan tujuan mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, terutama terhadap menggaji tenaga tentara militer pada saat itu. Kabinet tersebut menggantikan Kabinet Amir Sjarifuddin, yang telah dihapus lantaran dianggap merugikan Indonesia pada Perjanjian Renville.

Namun jatuhnya Kabinet Amir ini justru membuatnya semakin memberontak. Amir kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerja sama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kebijakan itu dianggap merugikan kalangan kiri dan kekuatan militer Indonesia. Pemikiran ini lantas didukung oleh salah satu tokoh komunis, yakni Muso yang baru saja datang dari Soviet.

Organisasi pemahaman kiri ini akhirnya terbentuk, mereka lantas menggabungkan kekuatan dari Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).

Inisiatif Musso pada rapat yang digelar di Yogyakarta mengumandangkan pergantian kabinet presidensial menjadi kabinet front persatuan. Muncul pula gagasan bergabung dengan Uni Soviet demi mengalahkan Belanda.

Tokoh Pemberontakan PKI Madiun

Dua tokoh yang berperan penting dalam terciptanya Pemberontakan PKI Madiun ini adalah Amir Syarifudin dan Muso.

1. Muso

Musso atau Paul Mussotte merupakan tokoh pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) dan salah satu tokoh kunci dalam pemberontakan Madiun 1948. Pada tanggal 31 Oktober 1948, di pegunungan dekat Ponorogo, Musso dibunuh oleh pasukan pemerintah ketika mencoba melarikan diri.

2. Amir Syarifudin

Amir Sjarifoeddin Harahap merupakan politikus dan jurnalis yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung.

Selepas, Musso tewas, Amir Sjarifuddin memimpin pelarian yang diikuti oleh 3.000 orang golongan kiri. Namun, pelarian ini juga berhasil digagalkan setelah keberadaan Amir berhasil terlacak dan ia diamankan.

Setelah diamankan, pria asal Medan ini dibawa ke Kudus dan kemudian dipindah ke Yogyakarta. Akhirnya Amir dipenjara di Benteng Yogyakarta dan kemudian dipindahkan ke Surakarta.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More