Dirjen Planologi: D3TLH Jadi Rambu Pemanfaatan SDA untuk Pembangunan
Senin, 04 Maret 2024 - 22:12 WIB
JAKARTA - Dunia sedang menghadapi ancaman besar yang akan menentukan masa depan bumi dan semua penghuninya. Hal ini disampaikan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Dr Hanif Faisol Nurofiq dalam paparan bertajuk “D3TLH Sebagai Rambu-Rambu Arahan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” di Slipi, Jakarta Barat, belum lama ini.
Hanif menyebut saat ini ada ancaman dihadapi bumi yang disebut Triple Planetary Crisis. Tiga krisis ini yakni perubahan iklim, hilangnya biodiversity, serta polusi dan limbah.
Dampaknya berkepanjangan, bersifat merusak, dan sudah kita alami belakangan ini mulai dari menurunnya fungsi lingkungan hidup, merosotnya kualitas maupun kuantitas air dan udara bersih, suhu bumi yang merangkak naik dan berakibat naiknya permukaan air laut, kebakaran hutan, gagal panen, hingga rententan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, serta badai.
“Jika menengok ke belakang, segala krisis ini memang diakibatkan ekspansi manusia terhadap alam yang sekarang nyaris tak berbatas. Mulai dari industri tambang, transportasi, pembangunan, hingga sektor pertanian. Karenanya, kita memerlukan perencanaan pemanfaatan SDA yang baik untuk menghadapi ancaman Triple Planetary Crisis,” ujar Hanif.
Menurut dia, perencanaan pemanfaatan SDA secara baik dan berkesinambungan ini akan sejalan dengan tiga era baru yang akan berjalan di Indonesia dimulai tahun 2024.
Tiga era baru ini adalah:
1. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2025-2045 dan pelaksanaan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) 2025-2055.
2. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahap pertama 2025-2029.
Hanif menyebut saat ini ada ancaman dihadapi bumi yang disebut Triple Planetary Crisis. Tiga krisis ini yakni perubahan iklim, hilangnya biodiversity, serta polusi dan limbah.
Dampaknya berkepanjangan, bersifat merusak, dan sudah kita alami belakangan ini mulai dari menurunnya fungsi lingkungan hidup, merosotnya kualitas maupun kuantitas air dan udara bersih, suhu bumi yang merangkak naik dan berakibat naiknya permukaan air laut, kebakaran hutan, gagal panen, hingga rententan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, serta badai.
“Jika menengok ke belakang, segala krisis ini memang diakibatkan ekspansi manusia terhadap alam yang sekarang nyaris tak berbatas. Mulai dari industri tambang, transportasi, pembangunan, hingga sektor pertanian. Karenanya, kita memerlukan perencanaan pemanfaatan SDA yang baik untuk menghadapi ancaman Triple Planetary Crisis,” ujar Hanif.
Menurut dia, perencanaan pemanfaatan SDA secara baik dan berkesinambungan ini akan sejalan dengan tiga era baru yang akan berjalan di Indonesia dimulai tahun 2024.
Tiga era baru ini adalah:
1. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2025-2045 dan pelaksanaan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) 2025-2055.
2. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahap pertama 2025-2029.
tulis komentar anda