TPN Soroti Anomali Pilpres 2024: Yang Main-main dengan Suara Rakyat Nanti Kena Azab
Jum'at, 16 Februari 2024 - 19:13 WIB
JAKARTA - Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD , Aria Bima merasa banyak kejanggalan dalam proses pemungutan hingga penghitungan suara Pilpres 2024 . Ia mengingatkan bagi pihak yang bermain-main dengan suara rakyat akan terkena azab.
"Saya sekali lagi pakai ilmu wong jowo: yang main-main dengan suara rakyat, suara di TPS, itu bisa kena azab," ujar Aria saat jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Aria pun mempersilakan kepada publik untuk membuktikannya bagi para penyelenggara pemilu yang bermain dengan suara rakyat. Ia mengingatkan penyelanggara pemilu yang bermain dengan suara rakyat akan terkena azab dan mendapat dosa.
"Tidak hanya menyalahi hukum, tapi juga dosa, vox populi vox dei. Itu saya orang jawa 4x jadi panitia, jadi tim kampanye, termasuk 5x jadi anggota legislatif, jangan macam-macam dengan rekap-rekapan manipulasi suara di KPU," tutur Aria.
"Teman-teman sekarang buka track record dari seluruh pengurus KPU, buka sekarang, yang main-main nasib kariernya habis. Secara fisik ada yang mati, karena ini urusan tidak hanya urusan duniawi, tapi juga urusan hak yang diberikan Tuhan, jangan dimain-mainkan," sambungnya.
Aria merasa ada anomali dalam hasil rekapitulasi suara. Itu yang membuat sejumlah saksi di daerah enggan menandatangani hasil rekap di TPS.
"Banyak usulan untuk saksi-saksi ini tidak tanda tangan, banyak usulan itu, bagi yang tanda tangan pun hanya mau itu sebagai penandatanganan tabulasi rekap suara, tapi bukan berarti menghilangkan berbagai kecuranangan H-1 pada saat sebelum ada kejadian di TPS," tandasnya.
"Saya sekali lagi pakai ilmu wong jowo: yang main-main dengan suara rakyat, suara di TPS, itu bisa kena azab," ujar Aria saat jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Baca Juga
Aria pun mempersilakan kepada publik untuk membuktikannya bagi para penyelenggara pemilu yang bermain dengan suara rakyat. Ia mengingatkan penyelanggara pemilu yang bermain dengan suara rakyat akan terkena azab dan mendapat dosa.
"Tidak hanya menyalahi hukum, tapi juga dosa, vox populi vox dei. Itu saya orang jawa 4x jadi panitia, jadi tim kampanye, termasuk 5x jadi anggota legislatif, jangan macam-macam dengan rekap-rekapan manipulasi suara di KPU," tutur Aria.
"Teman-teman sekarang buka track record dari seluruh pengurus KPU, buka sekarang, yang main-main nasib kariernya habis. Secara fisik ada yang mati, karena ini urusan tidak hanya urusan duniawi, tapi juga urusan hak yang diberikan Tuhan, jangan dimain-mainkan," sambungnya.
Aria merasa ada anomali dalam hasil rekapitulasi suara. Itu yang membuat sejumlah saksi di daerah enggan menandatangani hasil rekap di TPS.
"Banyak usulan untuk saksi-saksi ini tidak tanda tangan, banyak usulan itu, bagi yang tanda tangan pun hanya mau itu sebagai penandatanganan tabulasi rekap suara, tapi bukan berarti menghilangkan berbagai kecuranangan H-1 pada saat sebelum ada kejadian di TPS," tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda