Laksamana Maeda di Antara Cerita Penyusunan Naskah Proklamasi
Kamis, 13 Agustus 2020 - 13:50 WIB
Setelah melalui pembicaraan yang panjang akhirnya semua setuju proklamasi dibacakan di luar janji Jepang yakni 24 Agustus. Pada hari yang sama, para pemuda mengantarkan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk segera merumuskan naskah proklamasi.
Akan tetapi, saat tiba dari Rengasdengklok ke Jakarta, hari sudah larut. Rombongan tiba di Hotel Des Indes pukul 22.00 WIB. Mereka bakal memesan ruangan untuk dijadikan sebagai tempat merumuskan naskah proklamasi.
Namun, tempat itu sudah tutup. Kemudian, para pemuda menghubungi Laksamana Maeda. Maeda pun mempersilakan rumahnya sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi.
Kisah hidup Maeda berakhir menyedihkan. Setelah kemerdekaan Indonesia dan setiba di Jepang, Maeda kembali menjalani sidang dan mendapat perlakuan tidak baik lantaran dianggap telah mencoreng harga diri Jepang.
Maeda pun mundur dari jabatannya. Tak hanya itu, Maeda dan keluarga masuk daftar hitam sehingga tidak ada fasilitas negara Jepang yang bisa digunakan. Maeda pun meninggal dunia pada 1977.
Akan tetapi, saat tiba dari Rengasdengklok ke Jakarta, hari sudah larut. Rombongan tiba di Hotel Des Indes pukul 22.00 WIB. Mereka bakal memesan ruangan untuk dijadikan sebagai tempat merumuskan naskah proklamasi.
Namun, tempat itu sudah tutup. Kemudian, para pemuda menghubungi Laksamana Maeda. Maeda pun mempersilakan rumahnya sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi.
Kisah hidup Maeda berakhir menyedihkan. Setelah kemerdekaan Indonesia dan setiba di Jepang, Maeda kembali menjalani sidang dan mendapat perlakuan tidak baik lantaran dianggap telah mencoreng harga diri Jepang.
Maeda pun mundur dari jabatannya. Tak hanya itu, Maeda dan keluarga masuk daftar hitam sehingga tidak ada fasilitas negara Jepang yang bisa digunakan. Maeda pun meninggal dunia pada 1977.
(abd)
tulis komentar anda