Parit, Jejak Nadi Masyarakat Bugis Perantauan di Pelosok Perairan Banyuasin, Sumatera Selatan
Jum'at, 09 Februari 2024 - 14:49 WIB
Karena banyak tanaman air ditambah badan sungai yang dangkal dan menyempit tertutup lumpur serta pepohonan, memaksaspeedboatmelambatkan lajunya. Belum lagi mesin speedboat tiba-tiba mati karena kipas mesinnya tersangkut tanaman air yang menutup parit. Namun, setelah susah payah akhirnya speedboat tiba juga di titik pertama yang hendak dikunjungi, persisnya di sebuah desa bernama Sungai Semut, Parit 7, salah satu dari ratusan desa yang tersebar di wilayah perairan Banyuasin.
Suasana haru mewarnai pertemuan dengan masyarakat yang ternyata berasal dari suku Bugis , Makassar , Sulawesi Selatan . Diketahui pula Direktur Pandutani Indonesia, Sarjan Tahir juga berasal dari Bugis persisnya Bone, dan merantau ke Palembang pada tahun 90’an.
baca juga: Menarik, Film Puang Bos Hadirkan Kearifan Lokal Suku Bugis
“Saya merasa sangat bahagia dan seperti berada di tengah keluarga sendiri di kampung (Bugis, Makassar, Sulsel),” kata Sarjan yang pernah menjadi penasehat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (DKSS) Provinsi Sumsel.
Sarjan berbicara di tengah masyarakat yang duduk bersila mengelilinginya. Ia memperkenalkan diri, mulai asal kampung kelahirannya di Bugis, Bone, pengalaman hidupnya selama di perantauan, sampai maksud tujuannya datang ke kampung-kampung yang didiami masyarakat suku Bugis.
Selaku Direktur Utama Pandutani Indonesia (Patani) dan pernah menjabat Ketua Harian Masyarakat Agribisnis Indonesia (MAI), Sarjan memang kerap berkunjung ke sejumlah wilayah bahkan pelosok pedesaan yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan.
Ibu-ibu warga Bugis perantauan dalam suatu pertemuan di Desa Muara Baru, Banyuasin.
“Saya sering ke pesisir Banyuasin, cuma memang ke daerah ini (Desa Sungai Semut) baru sekali ini. Mudah-mudahan ke depan saya akan lebih sering ke daerah ini. Apalagi di sini mayoritas masyarakatnya dari Bugis, dan saya sendiri berasal dari Bugis,” kata Sarjan yang diketahui maju calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Dapil Sumsel 1.
Suasana haru mewarnai pertemuan dengan masyarakat yang ternyata berasal dari suku Bugis , Makassar , Sulawesi Selatan . Diketahui pula Direktur Pandutani Indonesia, Sarjan Tahir juga berasal dari Bugis persisnya Bone, dan merantau ke Palembang pada tahun 90’an.
baca juga: Menarik, Film Puang Bos Hadirkan Kearifan Lokal Suku Bugis
“Saya merasa sangat bahagia dan seperti berada di tengah keluarga sendiri di kampung (Bugis, Makassar, Sulsel),” kata Sarjan yang pernah menjadi penasehat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (DKSS) Provinsi Sumsel.
Sarjan berbicara di tengah masyarakat yang duduk bersila mengelilinginya. Ia memperkenalkan diri, mulai asal kampung kelahirannya di Bugis, Bone, pengalaman hidupnya selama di perantauan, sampai maksud tujuannya datang ke kampung-kampung yang didiami masyarakat suku Bugis.
Selaku Direktur Utama Pandutani Indonesia (Patani) dan pernah menjabat Ketua Harian Masyarakat Agribisnis Indonesia (MAI), Sarjan memang kerap berkunjung ke sejumlah wilayah bahkan pelosok pedesaan yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan.
Ibu-ibu warga Bugis perantauan dalam suatu pertemuan di Desa Muara Baru, Banyuasin.
“Saya sering ke pesisir Banyuasin, cuma memang ke daerah ini (Desa Sungai Semut) baru sekali ini. Mudah-mudahan ke depan saya akan lebih sering ke daerah ini. Apalagi di sini mayoritas masyarakatnya dari Bugis, dan saya sendiri berasal dari Bugis,” kata Sarjan yang diketahui maju calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Dapil Sumsel 1.
tulis komentar anda