Tolak Sivitas Akademika Disebut Naikkan Elektoral Paslon Tertentu, Butet: Guru Besar Jangan Dilecehkan
Senin, 05 Februari 2024 - 18:01 WIB
JAKARTA - Budayawan Butet Kartaredjasa tidak terima jika gelombang pernyataan sikap dari sivitas akademika sejumlah perguruan tinggi negeri dinilai sebagai aksi yang ditunggangi untuk menaikkan elektabilitas salah satu pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024.
"Guru-guru besar perguruan tinggi Indonesia, jangan dilecehkan bahwa mereka sedang mendongkrak elektoral paslon tertentu, tidak!," kata Butet, Senin (5/2/2024).
Butet menjelaskan, semua orang, mulai dari para guru besar hingga dirinya, sangat mengapresiasi semua pencapaian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, bukan berarti tidak bisa dan tidak boleh mengeritik pemerintahannya. "Semua orang itu termasuk saya adalah orang-orang yang mengapresiasi seluruh pencapaian pak Jokowi," katanya.
"Orang-orang yang mencintai Pak Jokowi, itu sebabnya karena kami mencintai kami mengingatkan, mengeritik, supaya Pak Jokowi dalam track di jalan demokrasi dan tidak mengkhianati konstitusi, ini yang penting," sambungnya.
Sebelumnya, Koordinator Khusus Staf Presiden, Ari Dwipayana menyebut, pernyataan sikap sejumlah guru besar dari beberapa perguruan tinggi merupakan hal wajar dalam demokrasi, terlebih di tahun politik.
Namun, Ari menyinggung seolah ada upaya orkestrasi narasi politik untuk kepentingan elektoral di balik pernyataan sikap para sivitas akademik.
"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," kata Ari dalam keterangannya, Jumat 2 Februari 2024.
"Guru-guru besar perguruan tinggi Indonesia, jangan dilecehkan bahwa mereka sedang mendongkrak elektoral paslon tertentu, tidak!," kata Butet, Senin (5/2/2024).
Butet menjelaskan, semua orang, mulai dari para guru besar hingga dirinya, sangat mengapresiasi semua pencapaian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, bukan berarti tidak bisa dan tidak boleh mengeritik pemerintahannya. "Semua orang itu termasuk saya adalah orang-orang yang mengapresiasi seluruh pencapaian pak Jokowi," katanya.
Baca Juga
"Orang-orang yang mencintai Pak Jokowi, itu sebabnya karena kami mencintai kami mengingatkan, mengeritik, supaya Pak Jokowi dalam track di jalan demokrasi dan tidak mengkhianati konstitusi, ini yang penting," sambungnya.
Sebelumnya, Koordinator Khusus Staf Presiden, Ari Dwipayana menyebut, pernyataan sikap sejumlah guru besar dari beberapa perguruan tinggi merupakan hal wajar dalam demokrasi, terlebih di tahun politik.
Baca Juga
Namun, Ari menyinggung seolah ada upaya orkestrasi narasi politik untuk kepentingan elektoral di balik pernyataan sikap para sivitas akademik.
"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," kata Ari dalam keterangannya, Jumat 2 Februari 2024.
(cip)
tulis komentar anda