Respons Harga Beras Mahal, Ganjar: Pangan Jangan Diliberalisasi, Kembalikan Fungsi Bulog
Jum'at, 19 Januari 2024 - 12:36 WIB
MAGETAN - Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo merespons masih mahalnya harga beras di pasaran. Menurutnya, masalah pangan jangan diliberalisasi dan kembalikan fungsi Bulog.
"Ya kalau posisi politik saya kalau melihat soal politik pangan. Pangan jangan diliberalisasi, kembalikan Bulog pada fungsi awal. Negara mengatur stoknya, termasuk harganya," ujar Ganjar saat ditemui di Desa Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/1/2024).
Ganjar juga menawarkan solusi agar data petani mesti valid sehingga ketersediaan pupuk terpenuhi. Ia pun selama berkeliling di sejumlah kabupaten/kota Jawa Timur khususnya Magetan mendapat keluhan masalah pupuk yang mahal.
"Sehingga kalau dari sisi hulunya, produktivitasnya mesti disiapkan betul. Itu artinya modernisasi pertanian. Data petani mesti valid sehingga treatment yang diberikan kepada para petani, bagus, pupuk disediakan," jelasnya.
"Hari ini saya di Magetan semua teriak pupuk mahal. Karena kondisi ini dikeluhkan, maka segera ini menjadi prioritas. Kalau kita melihat subsidinya pupuk turun terus menerus tanpa ada substitusinya maka ini akan menjadi problem dari sisi produktivitas. Kalau itu kurang, penduduk jumlahnya tambah, maka stok akan berkurang itu rumusnya," sambungnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu pun berbicara ketahanan pangan yang penting stok terpenuhi.
"Kalau tidak cara gampang kita apa? Kalau kita mau sekadar tahan ketahanan pangan saja, tahan itu yang penting stoknya ada. Tidak peduli apakah kita produksi sendiri atau kita impor. Nah kalau sudah tidak peduli, bahayanya di tingkat petani. Maka kita balik hulunya disiapkan, stoknya disiapkan dan musti dirubah," tuturnya.
Lebih lanjut, Ganjar yang diusung PDIP, Partai Perindo, PPP, dan Hanura menegaskan kembalikan fungsi Bulog dan negara menjamin pangan nasional.
"Kembalikan Bulog pada fungsi awal, negara harus menjamin pangan nasional," tutupnya.
"Ya kalau posisi politik saya kalau melihat soal politik pangan. Pangan jangan diliberalisasi, kembalikan Bulog pada fungsi awal. Negara mengatur stoknya, termasuk harganya," ujar Ganjar saat ditemui di Desa Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/1/2024).
Ganjar juga menawarkan solusi agar data petani mesti valid sehingga ketersediaan pupuk terpenuhi. Ia pun selama berkeliling di sejumlah kabupaten/kota Jawa Timur khususnya Magetan mendapat keluhan masalah pupuk yang mahal.
"Sehingga kalau dari sisi hulunya, produktivitasnya mesti disiapkan betul. Itu artinya modernisasi pertanian. Data petani mesti valid sehingga treatment yang diberikan kepada para petani, bagus, pupuk disediakan," jelasnya.
"Hari ini saya di Magetan semua teriak pupuk mahal. Karena kondisi ini dikeluhkan, maka segera ini menjadi prioritas. Kalau kita melihat subsidinya pupuk turun terus menerus tanpa ada substitusinya maka ini akan menjadi problem dari sisi produktivitas. Kalau itu kurang, penduduk jumlahnya tambah, maka stok akan berkurang itu rumusnya," sambungnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu pun berbicara ketahanan pangan yang penting stok terpenuhi.
"Kalau tidak cara gampang kita apa? Kalau kita mau sekadar tahan ketahanan pangan saja, tahan itu yang penting stoknya ada. Tidak peduli apakah kita produksi sendiri atau kita impor. Nah kalau sudah tidak peduli, bahayanya di tingkat petani. Maka kita balik hulunya disiapkan, stoknya disiapkan dan musti dirubah," tuturnya.
Lebih lanjut, Ganjar yang diusung PDIP, Partai Perindo, PPP, dan Hanura menegaskan kembalikan fungsi Bulog dan negara menjamin pangan nasional.
"Kembalikan Bulog pada fungsi awal, negara harus menjamin pangan nasional," tutupnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda