Atikoh Ganjar Ungkap Pengalaman Hidupnya terkait Kemandirian Perempuan
Selasa, 19 Desember 2023 - 07:22 WIB
JAKARTA - Istri calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti , berbicara kemampuan dan kekuatan seorang perempuan. Hal ini disampaikannya dalam acara curhat perempuan bersama Bunda Atikoh Ganjar dan Bunda Novita Hardini di Alun-Alun Trenggalek, Senin (18/12/2023) malam.
Saat itu Novita menanyakan soal bagaimana menjadi sosok yang cerdas dan bertalenta seperti dirinya saat ini dan menjadi pendamping Ganjar.
Istri Bupati Trenggalek itu pun juga menanyakan cara mendidik Muhammad Zinedine Alam Ganjar, yang dikenal juga sebagai sosok muda yang tak kalah cerdasnya.
Atikoh pun menjawab seraya mengingatkan, dirinya tak luput dari kekurangan. Dia menuturkan, setiap capaian yang dilalui karena proses pembelajaran, realita yang dihadapi, adaptasi, dan pengaturan.
Atikoh menerangkan, kehidupan ini bagai naik sepeda. Kadang rodanya bisa di atas tapi bisa juga berada di bawah, sehingga agar tak jatuh maka perlu dikayuh.
Pengalaman hidupnya yang berkesan adalah ketika ibunda tercinta, kakak sulung, serta ayahnya meninggalkan dunia selama-lamanya dalam waktu berdekatan, membuatnya kehilangan tulang punggung keluarga.
"Ini yang membalikkan kita menjadi sosok yang mental pejuang. Mulai saat itu saya mengatakan, saya menjadi perempuan harus mandiri," cerita Atikoh.
Ketidaktahuan akan masa depan, lanjut dia, membuatnya harus tetap menjadi diri sendiri dan terus bekerja, meskipun anak masih kecil dan suami sudah bekerja.
Saat itu Novita menanyakan soal bagaimana menjadi sosok yang cerdas dan bertalenta seperti dirinya saat ini dan menjadi pendamping Ganjar.
Istri Bupati Trenggalek itu pun juga menanyakan cara mendidik Muhammad Zinedine Alam Ganjar, yang dikenal juga sebagai sosok muda yang tak kalah cerdasnya.
Atikoh pun menjawab seraya mengingatkan, dirinya tak luput dari kekurangan. Dia menuturkan, setiap capaian yang dilalui karena proses pembelajaran, realita yang dihadapi, adaptasi, dan pengaturan.
Atikoh menerangkan, kehidupan ini bagai naik sepeda. Kadang rodanya bisa di atas tapi bisa juga berada di bawah, sehingga agar tak jatuh maka perlu dikayuh.
Pengalaman hidupnya yang berkesan adalah ketika ibunda tercinta, kakak sulung, serta ayahnya meninggalkan dunia selama-lamanya dalam waktu berdekatan, membuatnya kehilangan tulang punggung keluarga.
"Ini yang membalikkan kita menjadi sosok yang mental pejuang. Mulai saat itu saya mengatakan, saya menjadi perempuan harus mandiri," cerita Atikoh.
Ketidaktahuan akan masa depan, lanjut dia, membuatnya harus tetap menjadi diri sendiri dan terus bekerja, meskipun anak masih kecil dan suami sudah bekerja.
tulis komentar anda