Kemenag Optimalkan Candi Prambanan sebagai Pusat Wisata dan Ibadah Umat Hindu Dunia
Kamis, 30 November 2023 - 20:56 WIB
Duija menyadari terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapinya dalam menjalankan program pemerintah. “Program ini akan berjalan jika dikerjakan oleh orang yang punya kemampuan dan kemauan kerja. Karena orang yang mampu belum tentu mau kerja dan orang yang mau kerja belum tentu mampu,” katanya.
Sudah setahun memimpin Ditjen Bimas Hindu, harapan Duija masih belum sesuai ekspektasi. Menurutnya, begitu banyak gagasan-gagasan dari Gus Men, yang belum bisa ditangkap dan diterjemahkan oleh bawahannya. “Ini artinya ada kesulitan dalam konsep mentransformasi apa yang diinginkan pimpinan hingga matching dengan program kementerian.”
Tak jarang, Duija harus turun hingga level pelaksana. “Sehingga apa yang dikerjakan, saya yakin sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.
Menurut Duija terdapat sejumlah tantangan dalam menjalankan program. Tak jarang sebuah program ditunda, direvisi, atau bahkan dihentikan.
“Seolah apa yang saya lakukan menjadi ambisi pribadi padahal itu jelas sekali program dari Gus Men yang harus dihadapi dengan cepat, responsif, inovatif, kreatif, profesional, dan berkualitas.”
Dia pun menyampaikan pesan dari Gus Men untuk tidak berhenti berinovasi dan melakukan terobosan sepanjang terobosan itu berdampak untuk kemashlatan umat.
Tantangan lainnya, kata Duija, terkait postur anggaran yang dibuat di kepemimpinan sebelumnya, sehingga gagasan atau ide baru menjadi sulit diimplementasikan karena di luar dari anggaran yang sudah direncanakan. “Karena saya dilantik pada September 2022, itu posisi sudah di penghujung tahun. Tahun 2024, baru mulai implementasi dari gagsan kita bersama teman-teman,” katanya.
Dan kendala utama yaitu mengubah budaya kerja di direktorat tidak mudah. Karena bertahun-tahun kebiasaanya sudah terbentuk dan sekarang dengan adanya terobosan, banyak juga tantangan-tantangan di internal. Semua tantangan itu pun disambutnya dengan positif. “Saya yakin dengan semangat dan pengabdian, semua bisa dilakukan,” kata dia.
Sudah setahun memimpin Ditjen Bimas Hindu, harapan Duija masih belum sesuai ekspektasi. Menurutnya, begitu banyak gagasan-gagasan dari Gus Men, yang belum bisa ditangkap dan diterjemahkan oleh bawahannya. “Ini artinya ada kesulitan dalam konsep mentransformasi apa yang diinginkan pimpinan hingga matching dengan program kementerian.”
Tak jarang, Duija harus turun hingga level pelaksana. “Sehingga apa yang dikerjakan, saya yakin sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.
Menurut Duija terdapat sejumlah tantangan dalam menjalankan program. Tak jarang sebuah program ditunda, direvisi, atau bahkan dihentikan.
“Seolah apa yang saya lakukan menjadi ambisi pribadi padahal itu jelas sekali program dari Gus Men yang harus dihadapi dengan cepat, responsif, inovatif, kreatif, profesional, dan berkualitas.”
Dia pun menyampaikan pesan dari Gus Men untuk tidak berhenti berinovasi dan melakukan terobosan sepanjang terobosan itu berdampak untuk kemashlatan umat.
Tantangan lainnya, kata Duija, terkait postur anggaran yang dibuat di kepemimpinan sebelumnya, sehingga gagasan atau ide baru menjadi sulit diimplementasikan karena di luar dari anggaran yang sudah direncanakan. “Karena saya dilantik pada September 2022, itu posisi sudah di penghujung tahun. Tahun 2024, baru mulai implementasi dari gagsan kita bersama teman-teman,” katanya.
Dan kendala utama yaitu mengubah budaya kerja di direktorat tidak mudah. Karena bertahun-tahun kebiasaanya sudah terbentuk dan sekarang dengan adanya terobosan, banyak juga tantangan-tantangan di internal. Semua tantangan itu pun disambutnya dengan positif. “Saya yakin dengan semangat dan pengabdian, semua bisa dilakukan,” kata dia.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda