Aksi Heroik Marinir Kalahkan Pasukan Inggris di Kalimantan dalam Pertempuran Kelabakan
Rabu, 29 November 2023 - 06:02 WIB
Prajurit KKO AL melakukan persiapan dalam Operasi Dwikora. Foto/Pen Marinir
Para prajurit Korps Baret Ungu ini kemudian menyamar sebagai Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) Detasemen Sabah. Dilengkapi dengan senjata SOR, granat, dan bagi Sukwan menggunakan LE Madsen, mereka mulai masuk ke daerah sasaran.
Sementara itu, pihak musuh Inggris di samping menggunakan sistem pertahanan inkonvensional juga melakukan pembersihan perkampungan dengan mengungsikan penghuninya ke daerah tertentu. Mereka bahkan telah mempersiapkan dan membangun pertahanan dengan sangat kuat.
Meski demikian, hal itu tidak membuat gentar KKO AL. Peleton N.1 di bawah Serda KKO Rebani berhasil masuk daerah musuh hingga baku tembak dengan musuh tidak dapat terelakkan. Dalam pertempuran tersebut, peleton KKO AL berhasil memukul mundur lawan. Selanjutnya, pasukan ini melanjutkan gerakan ke sasaran yang telah ditentukan yaitu Lahat Datu.
Sayangnya, dalam perjalanan pasukan ini kehabisan bahan makanan, sehingga terpaksa mencari makanan di Kampung Serudong yang telah ditinggalkan penghuninya untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Kelabakan.
Ketika mendekati Kampung Kelabakan pasukan KKO AL ini berhasil menangkap seorang penghuni kampung didapat informasi bahwa di Kampung Kelabakan terdapat pos musuh yang cukup kuat bahkan diperlengkapi helikopter.
Berkat infomasi yang cukup lengkap, Komandan Peleton Serda KKO Rebani memutuskan untuk melakukan serangan malam hari. Tepat pada 30 Desember 1963 pukul 21.00 diputuskan untuk melakukan serangan, dengan membagi dua pasukannya dan bersama-sama mendekati sasaran dari arah berlawanan.
Setelah melalui pertempuran sengit pos musuh dapat diduduki, beberapa senjata dapat disita yaitu 1 pucuk BAG Nato, 7 pucuk SOR, 10 stengun dan 1 pucuk pistol.
”Dalam pertempuran ini 1 pasukan KKO AL gugur bernama Prako Gabriel, sementara dari pihak musuh 8 orang tewas dan 38 orang lainnya luka-luka,” tuturnya.
Setelah pertempuran selesai dan berhasil menghancurkan musuh, pasukan gerilya KKO memutuskan untuk kembali ke pangkalan dan tidak menduduki pos musuh mengingat sulitnya mendapatkan makanan.
Para prajurit Korps Baret Ungu ini kemudian menyamar sebagai Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) Detasemen Sabah. Dilengkapi dengan senjata SOR, granat, dan bagi Sukwan menggunakan LE Madsen, mereka mulai masuk ke daerah sasaran.
Sementara itu, pihak musuh Inggris di samping menggunakan sistem pertahanan inkonvensional juga melakukan pembersihan perkampungan dengan mengungsikan penghuninya ke daerah tertentu. Mereka bahkan telah mempersiapkan dan membangun pertahanan dengan sangat kuat.
Meski demikian, hal itu tidak membuat gentar KKO AL. Peleton N.1 di bawah Serda KKO Rebani berhasil masuk daerah musuh hingga baku tembak dengan musuh tidak dapat terelakkan. Dalam pertempuran tersebut, peleton KKO AL berhasil memukul mundur lawan. Selanjutnya, pasukan ini melanjutkan gerakan ke sasaran yang telah ditentukan yaitu Lahat Datu.
Sayangnya, dalam perjalanan pasukan ini kehabisan bahan makanan, sehingga terpaksa mencari makanan di Kampung Serudong yang telah ditinggalkan penghuninya untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Kelabakan.
Ketika mendekati Kampung Kelabakan pasukan KKO AL ini berhasil menangkap seorang penghuni kampung didapat informasi bahwa di Kampung Kelabakan terdapat pos musuh yang cukup kuat bahkan diperlengkapi helikopter.
Berkat infomasi yang cukup lengkap, Komandan Peleton Serda KKO Rebani memutuskan untuk melakukan serangan malam hari. Tepat pada 30 Desember 1963 pukul 21.00 diputuskan untuk melakukan serangan, dengan membagi dua pasukannya dan bersama-sama mendekati sasaran dari arah berlawanan.
Setelah melalui pertempuran sengit pos musuh dapat diduduki, beberapa senjata dapat disita yaitu 1 pucuk BAG Nato, 7 pucuk SOR, 10 stengun dan 1 pucuk pistol.
”Dalam pertempuran ini 1 pasukan KKO AL gugur bernama Prako Gabriel, sementara dari pihak musuh 8 orang tewas dan 38 orang lainnya luka-luka,” tuturnya.
Setelah pertempuran selesai dan berhasil menghancurkan musuh, pasukan gerilya KKO memutuskan untuk kembali ke pangkalan dan tidak menduduki pos musuh mengingat sulitnya mendapatkan makanan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda