Membandingkan Peluang AHY dan Puan Merebut Tiket Pilpres 2024

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 09:40 WIB
Politikus PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Foto/SINDOnews/Yulianto
JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani berpeluang berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 . Anak mantan Presiden RI ini memiliki sejumlah modal politik yang bisa memuluskan langkah menuju RI-1 atau RI-2.

Sebagai ketua umum Partai Demokrat , AHY tentu memiliki keuntungan tersendiri. Partai yang antara lain didirikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, tentu akan sangat berkepentingan memajukan kader terbaiknya pada Pilpres 2024. Dan, kader terbaik itu saat ini bisa dibilang adalah AHY.

Gagal di 'laga' awal Pilkada DKI 2017 setelah memilih pensiun dini dari TNI, AHY terus mendapat kepercayaan dari ayahnya. Februari 2028, dia ditunjuk menjadi Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu 2019.



Meski perolehan suara Demokrat di Pemilu 2019 turun dibanding lima tahun sebelumnya, karier AHY di Partai Demokrat makin mentereng. Seusai menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, dia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres V Partai Demokrat, Maret 2020.( ).

Setelah terpilih menggantikan ayahnya, AHY gencar silaturahmi ke sejumlah petinggi partai politik dan tokoh. Misal, melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto , Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Sohibul Iman, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan . AHY juga bersilaturahmi dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Terakhir, AHY menemui politikus PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani serta politikus Partai Golkar yang juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Namun, meski menjadi ketua umum dan punya peluang besar dicalonkan partainya pada Pilpres 2024, pria yang pada 10 Agustus 2020 berusia 42 tahun ini perlu kerja keras mewujudkan mimpi. Hal ini lantaran Demokrat hanya punya 7,77% suara hasil Pemilu 2019. Dengan suara itu, Demokrat punya 54 kursi di DPR. Sementara, ambang batas pilpres, jika tidak diubah, adalah 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional dari hasil pileg. Artinya, Demokrat perlu gencar melobi partai politik lain agar AHY meraih tiket sebagai capres atau cawapres.

Poin positifnya, elektabilitas AHY berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada Juli 2020 naik menjadi 6,8 persen dari sebelumnya 4,8 persen. Ada peningkatan hampir 50 persen. Sedangkan elektabilitas Partai Demokrat meningkat menjadi 5,7 persen dari sebelumnya 3,6 persen, atau meningkat hampir 60 persen. Hal ini tentu menjadi modal positif dan catatan bagi para calon mitra koalisi.( ).

Di sisi lain, Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI punya peluang besar dicalonkan partainya, PDIP . Pengalamannya di DPR RI dan pernah menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tentu jadi poin plus. Ditambah lagi ketua umum PDIP yang memiliki hak veto pencapresan adalah sang ibunda, Megawati Soekarnoputri. Dengan modal 19,33% suara hasil Pemilu 2019 atau setara 128 kursi DPR, Puan dan PDIP di atas angin.

Masalahnya, elektabilitas perempuan yang pada 6 September 2020 berusia 47 tahun tersebut hingga saat ini masih rendah dibandingkan AHY, apalagi jika dibandingkan kader senior PDIP lainnya, Ganjar Pranowo. Dalam survei terakhir Indikator Politik Indonesia pada Juli 2020, elektabilitas Puan Maharani baru 2,0%. Angka itu kalah dibanding AHY, bahkan terpaut jauh dari Ganjar Pranowo yang berada di posisi teratas dengan 16,2%. ( ).

Nah, dengan modal politik dan modal elektabilitas di atas, menarik ditunggu, apakah AHY dan Puan bisa bertarung di Pilpres 2024 atau tidak. ( ).
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More