Dapat Karma, Jenderal Kopassus Orang Kepercayaan Jokowi Ini Meneteskan Air Mata
Minggu, 05 November 2023 - 06:30 WIB
"Pokoknya saya ingin masuk tentara, masuk Kopassus, karena itu adalah cita-cita saya!" kata Paulus bersikukuh sembari menekankan kalaupun dia tidak mungkin masuk lewat jalur Akademi Militer, melalui jalur Sepa PK (Sekolah Perwira Prajurit Karier) pun, tidak masalah. Kendati melalui jalur itu pun sebenarnya Luhut tetap tidak rela.
Akhirnya, karena tidak mampu lagi menolak, dengan berat hati Luhut mengirimkan Paulus ke Mayjen TNI Dr. Heriyono, Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispiad) untuk menjalani psikotes.
Hasilnya, Paulus dinilai mumpuni, baik secara kepribadian maupun intelektual. Dan, sesuai dengan janjinya, Luhut pun akhirnya mengizinkan Paulus masuk tentara, karena sudah lolos psikotes. Paulus pun mendaftar melalui jalur Perwira Prajurit Karier (PaPK) TNI.
Paulus akhirnya masuk Kopassus dan bergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanik TNI Kontingen Garuda XXIII-B/Unifil pada 2007. Lalu, ia mengambil Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa), dan melanjutkan S2 di Australia, hingga akhirnya dia lulus tes Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) sebelum akhirnya dikirim ke Amerika Serikat.
Seskoad adalah tahapan pendidikan di lingkungan TNI-AD yang sangat sulit, terseleksi, dan amat menentukan perkembangan karier selanjutnya. Ada satu momen yang tidak akan pernah terlupakan oleh Luhut, yaitu ketika Paulus mengatakan, "Pak, saya sudah selesaikan Seskoad." Ucapan itu mungkin biasa saja bila didengar oleh orang lain. Namun bagi Luhut, pernyataan Paulus itu cukup membuat air matanya menitik.
Luhut merasakan sikapnya dalam menghadapi Paulus seperti deja vu dalam hidupnya. Dulu, Luhut nekat masuk Akademi Militer Nasional (AMN), padahal tidak diperbolehkan oleh Bapaknya, yang juga seorang tentara pejuang. Saat itu, ayahnya menginginkan Luhut masuk ke ITB Bandung.
Nah, sekarang Luhut dibalas oleh anaknya, Paulus, yang bersikeras mau jadi tentara, padahal Luhut, sebagai ayah, menginginkannya menjadi pengusaha atau politisi. Memang agak berbeda, tetapi hal itu terulang seperti deja vu. "Sebagai seorang ayah, ada kalanya keinginan kita bertolak belakang dengan cita-cita anak," ucap Luhut.
Akhirnya, karena tidak mampu lagi menolak, dengan berat hati Luhut mengirimkan Paulus ke Mayjen TNI Dr. Heriyono, Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispiad) untuk menjalani psikotes.
Hasilnya, Paulus dinilai mumpuni, baik secara kepribadian maupun intelektual. Dan, sesuai dengan janjinya, Luhut pun akhirnya mengizinkan Paulus masuk tentara, karena sudah lolos psikotes. Paulus pun mendaftar melalui jalur Perwira Prajurit Karier (PaPK) TNI.
Paulus akhirnya masuk Kopassus dan bergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanik TNI Kontingen Garuda XXIII-B/Unifil pada 2007. Lalu, ia mengambil Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa), dan melanjutkan S2 di Australia, hingga akhirnya dia lulus tes Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) sebelum akhirnya dikirim ke Amerika Serikat.
Seskoad adalah tahapan pendidikan di lingkungan TNI-AD yang sangat sulit, terseleksi, dan amat menentukan perkembangan karier selanjutnya. Ada satu momen yang tidak akan pernah terlupakan oleh Luhut, yaitu ketika Paulus mengatakan, "Pak, saya sudah selesaikan Seskoad." Ucapan itu mungkin biasa saja bila didengar oleh orang lain. Namun bagi Luhut, pernyataan Paulus itu cukup membuat air matanya menitik.
Luhut merasakan sikapnya dalam menghadapi Paulus seperti deja vu dalam hidupnya. Dulu, Luhut nekat masuk Akademi Militer Nasional (AMN), padahal tidak diperbolehkan oleh Bapaknya, yang juga seorang tentara pejuang. Saat itu, ayahnya menginginkan Luhut masuk ke ITB Bandung.
Nah, sekarang Luhut dibalas oleh anaknya, Paulus, yang bersikeras mau jadi tentara, padahal Luhut, sebagai ayah, menginginkannya menjadi pengusaha atau politisi. Memang agak berbeda, tetapi hal itu terulang seperti deja vu. "Sebagai seorang ayah, ada kalanya keinginan kita bertolak belakang dengan cita-cita anak," ucap Luhut.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda