Santri dan Adab Berpolitik

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 06:25 WIB
Berbeda dengan Machiavellianism yang mengusung semangat the end justifies the means, politik santri justru mengusung nilai-nilai kesantunan, keikhlasan dan kejujuran. Norma politik santri ini tentunya sangat diperlukan dalam membantu mewujudkan proses politik yang santun, jujur dan adil. Budaya debat berbasis fakta dan data menjadi bagian inherent dari budaya santri termasuk dalam ranah kehidupan sosio-politik.

Kehidupan santri sangat lekat dengan budaya Bathsul Masail, sebuah forum silaturahim untuk pembahasan dan pemecahan masalah-masalah Maudlu’iyah (tematik) dan Waqi’iyah (aktual) yang memerlukan kepastian hukum. Budaya literasi kaum santri ini senafas dengan budaya yang ada di dunia politik praktis yang memiliki tradisi literasi sejenis.

Karekteristik politik santri yang santun, ikhlas dan jujur seyogianya menjiwai perilaku pemimpin dan politisi nasional khususnya mereka yang mengklaim sebagai insan agamis. Semangat sepi ing pamrih, rame ing gawe sebagaimana yang diteladankan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dalam kiprah perjuangan beliau merupakan solusi efektif untuk membawa situasi politik nasional keluar dari jeratan politik transaksional yang sangat berbiaya tinggi dan berpotensi menyengsarakan rakyat baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Situasi high cost politics akan menjadikan situasi kepolitikan nasional semakin tidak sehat dan rapuh di tengah situasi persaingan global yang makin sengit dan ketat.

Santri dan Harapan Publik

Tantangan politik serius yang saat ini dihadapai bangsa ini adalah krisis akhlak akut. Situasi politik tidak sehat ini yang mewarnai kehidupan politik nasional terindikasikan melalui perilaku hypocrisy (hipokrit) dan short memory syndrome yang kerap menghinggapi politisi akan janji-janji politiknya, serta aksi politisasi identitas khususnya yang berkedok agama untuk tujuan kepentingan sesaat.

Dalam situasi demikian, politik santri dengan keteladanan perilaku akhlakul karimah nya menjadi tumpuan harapan publik untuk hadir menjawab semua tantangan ini. Harapan ini tentunya bukan sebatas bertujuan untuk merubah wajah dan karakter kepolitikan nasional agar menjadi lebih baik dan lebih sehat.

Namun, keberhasilan merubah wajah dan karakter Indonesia pada masa sekarang juga akan berdampak pada proses perjalanan politik nasional yang bermartabat dan berwibawa menuju Indonesia Emas 2045. Di sinilah politik akhlak dengan adab berpolitik nya diperlukan untuk kepentingan masa depan negara dan bangsa yang lebih baik dan lebih hebat.

Di sini kehadiran politik akhlak memiliki arti strategis dalam menjaga dan mengawal proses politik agar tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku serta tetap mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah. Membangun sebuah kehidupan politik yang berakhlak dan bermartabat memang tidak mudah namun tidak berarti mustahil untuk diwujudkan.

Semuanya keinginan itu berpulang kepada dirinya kita sebagai pelaku dan penentu utamanya. Dirgahayu ke-9 HSN dan Selamat Pesta Demokrasi!
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More