Maksimalkan Penyuluh Kostratani, Sulsel Genjot Produksi Pangan melalui ToT CSA SIMURP
Selasa, 04 Agustus 2020 - 18:30 WIB
SULAWESI SELATAN - Provinsi Sulawesi Selatan akan menggenjot sektor pertanian dengan memaksimalkan peran penyuluh Kostratani dalam kegiatan Training of Trainer Climate Smart Agriculture (ToT CSA) SIMURP, 4-8 Agustus 2020.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya dalam menjalankan program pembangunan pertanian.
“Termasuk dalam peningkatan produksi melalui ekspansi pemanfaatan lahan marginal, lahan tidur maupun lahan rawa. Dan kita akan menekan biaya produksi serendah mungkin dengan menerapkan Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim,” tutur Mentan Syahrul Yasin Limpo, Selasa (4/8/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Proyek (SIMURP) pendekatannya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian.
“Tepatnya penyuluh di Kostratani, dan petani agar dapat mengimplementasikan praktek-praktek pertanian dengan menerapkan prinsip-prinsip CSA dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian tidak hanya komoditas padi tetapi komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di daerah irigasi (DI),” ujarnya.
Untuk mengimplementasikan kegiatan melalui proyek SIMURP itu, penyuluh pertanian dan petugas pertanian di provinsi Sulawesi Selatan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan Training Of Trainers (ToT) CSA melalui media virtual. Metode yang digunakan adalah Learning Manajemen Sistem (LMS) yang dipandu oleh tim IT dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
ToT diikuti 52 orang peserta yang terbagi menjadi 4 titik pertemuan yaitu di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan 6 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Takalar 14 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) 22 orang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bone 10 orang.
ToT dibuka oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Andi Ardin Tjatjo. Menurutnya, dampak perubahan iklim akan terasa dan sangat nyata akibatnya terhadap keberlangsungan pembangunan pertanian.
“Terutama adanya gangguan terhadap pertumbuhan dan sistem produksi tanaman menjadi menurun akibat emisi Gas Rumah Kaca (GRK), banjir, kekeringan maupun serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” katanya.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya dalam menjalankan program pembangunan pertanian.
“Termasuk dalam peningkatan produksi melalui ekspansi pemanfaatan lahan marginal, lahan tidur maupun lahan rawa. Dan kita akan menekan biaya produksi serendah mungkin dengan menerapkan Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim,” tutur Mentan Syahrul Yasin Limpo, Selasa (4/8/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Proyek (SIMURP) pendekatannya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian.
“Tepatnya penyuluh di Kostratani, dan petani agar dapat mengimplementasikan praktek-praktek pertanian dengan menerapkan prinsip-prinsip CSA dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian tidak hanya komoditas padi tetapi komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di daerah irigasi (DI),” ujarnya.
Untuk mengimplementasikan kegiatan melalui proyek SIMURP itu, penyuluh pertanian dan petugas pertanian di provinsi Sulawesi Selatan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan Training Of Trainers (ToT) CSA melalui media virtual. Metode yang digunakan adalah Learning Manajemen Sistem (LMS) yang dipandu oleh tim IT dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
ToT diikuti 52 orang peserta yang terbagi menjadi 4 titik pertemuan yaitu di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan 6 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Takalar 14 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) 22 orang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bone 10 orang.
ToT dibuka oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Andi Ardin Tjatjo. Menurutnya, dampak perubahan iklim akan terasa dan sangat nyata akibatnya terhadap keberlangsungan pembangunan pertanian.
“Terutama adanya gangguan terhadap pertumbuhan dan sistem produksi tanaman menjadi menurun akibat emisi Gas Rumah Kaca (GRK), banjir, kekeringan maupun serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” katanya.
tulis komentar anda