Profil Budiman Sudjatmiko: Dipenjara Soeharto, Diselamatkan Gus Dur, Dipecat PDIP
Jum'at, 25 Agustus 2023 - 01:11 WIB
Pada April 1996, sejumlah intelektual muda dan aktivis mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Budiman Sudjatmiko didapuk sebagai ketua. Tiga bulan setelahnya, tepatnya 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan akibat perebutan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Jakarta. Oleh pemerintahan Presiden Soeharto, Budiman dituduh terlibat karena dianggap mendalangi Mimbar Bebas selama sebulan sebelum kerusuhan terjadi. Ia divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara. Namun Budiman hanya menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 10 Desember 1999.
"Publik mengenal saya ketika saya dituduh mendalangi gerakan menentang Orde Baru dan divonis dengan hukuman 13 tahun penjara. Saya bukanlah seorang pemberani, saya hanya membenci ketakutan yang saat itu mewabah seperti penyakit menular," katanya.
Setelah bebas, Budiman Sudjatmiko melanjutkan pendidikan dengan mengambil Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris. Pulang ke Tanah Air, Budiman kemudian bergabung dengan PDIP pada 2004.
Karier politik Budiman cemerlang. Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII (Kabupaten Banyumas dan Cilacap). Budiman juga kembali terpilih sebagai legislator pada Pemilu 2014. Ia dipercaya di Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria. Budiman merupakan salah satu tokoh yang membidani lahirnya Undang-Undang (UU) Desa.
"Selama ini yang terjadi hanyalah pembangunan di desa dan bukan pembangunan desa. Bila ini terus berlanjut, maka desa tetap akan menjadi anak tiri dalam pembangunan Indonesia. Melalui Undang-Undang Desa, mayoritas masyarakat Indonesia akan mendapatkan bagian yang sepantasnya dari kemakmuran negara ini," kata Budiman.
Sebagai seorang kader PDIP, Budiman Sudjatmiko juga terlibat dalam pemenangan calon presiden (capres) Joko Widodo di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Budiman kerap diajukan menjadi juru bicara dalam acara debat dengan para pendukung Prabowo Subianto yang menjadi lawan Jokowi. Sedikit banyak, ia turut mengantarkan Jokowi ke kursi Presiden Republik Indonesia.
Menjelang Pilpres 2024, Budiman melakukan manuver politik dengan mendukung Prabowo Subianto, bakal capres yang diusung oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Padahal PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024. Akibat manuver politik itu, Budiman Sudjatmiko akhirnya dipecat dari keanggotaan PDIP.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
"Publik mengenal saya ketika saya dituduh mendalangi gerakan menentang Orde Baru dan divonis dengan hukuman 13 tahun penjara. Saya bukanlah seorang pemberani, saya hanya membenci ketakutan yang saat itu mewabah seperti penyakit menular," katanya.
Setelah bebas, Budiman Sudjatmiko melanjutkan pendidikan dengan mengambil Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris. Pulang ke Tanah Air, Budiman kemudian bergabung dengan PDIP pada 2004.
Karier politik Budiman cemerlang. Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII (Kabupaten Banyumas dan Cilacap). Budiman juga kembali terpilih sebagai legislator pada Pemilu 2014. Ia dipercaya di Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria. Budiman merupakan salah satu tokoh yang membidani lahirnya Undang-Undang (UU) Desa.
"Selama ini yang terjadi hanyalah pembangunan di desa dan bukan pembangunan desa. Bila ini terus berlanjut, maka desa tetap akan menjadi anak tiri dalam pembangunan Indonesia. Melalui Undang-Undang Desa, mayoritas masyarakat Indonesia akan mendapatkan bagian yang sepantasnya dari kemakmuran negara ini," kata Budiman.
Sebagai seorang kader PDIP, Budiman Sudjatmiko juga terlibat dalam pemenangan calon presiden (capres) Joko Widodo di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Budiman kerap diajukan menjadi juru bicara dalam acara debat dengan para pendukung Prabowo Subianto yang menjadi lawan Jokowi. Sedikit banyak, ia turut mengantarkan Jokowi ke kursi Presiden Republik Indonesia.
Menjelang Pilpres 2024, Budiman melakukan manuver politik dengan mendukung Prabowo Subianto, bakal capres yang diusung oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Padahal PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024. Akibat manuver politik itu, Budiman Sudjatmiko akhirnya dipecat dari keanggotaan PDIP.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
(abd)
tulis komentar anda