Trending Topic di Twitter, Warganet Heboh dengan Gilang, Bungkus dan Pocong
Kamis, 30 Juli 2020 - 15:32 WIB
Diakui Mufis, riset yang dilakukan Gilang ini cukup membuat dirinya diselimuti rasa takut dan bertanya-tanya maksud di balik risetnya itu. "Karena sedikit takut ama penjelasan dia, saya nolak dong. Tp dia terus jelasin kalau ini tuh aman, ini tuh udah dicoba ke banyak orang (read:korban) dan selamat gitu-gitu lah," ungkap Mufis.
Sampai kata Mufis, Gilang memohon karena diirnya sudah semester 10 dan harus segera menyelesaikan risetnya. "Sampai dia mohon-mohon, terus karena kasian ya dia bilang juga karena udah semester 10. Katanya tenggat waktunya udah mepet. Sampai bilang mau memohon gitu di kaki saya. Ya udah mau bantuin dia," kata Muflis.
Karena kata Mufis, dirinya tidak punya keahlian atau pengetahuan tentang riset ini. Mufis pun menawarkan temannya untuk terlibat dalam riset ini. "Karena gue gak ada patner buat ngelakuin bungkus-membungkus. Gue bilang ke dia siapa tau temen SMA saya mau. Di sini juga udah kek diomel-omelin, diatur-atur. Iyain ajah lah, dia kan kating, takut salah saya," jelasnya.
Sebelumnya Mufis menanyakan untuk penyelesaian riset berapa lama. "Tergantung, dan di situ dia juga bilang nanti gue gantian ama si temen saya. Jadi teknisnya temen gue suruh bungkus (lakban, bungkus jarit) terus foto dan videoin. Habis itu baru ngebungkus (pocong,red) teman saya (gantian)," ungkapnya.
Waktu itu kata Mufis, Gilang sempat telepon temannya untuk meyakinkan bahwa tidak ada hal aneh dalam riset dan penelitiannya itu.
"Dia juga nelfon temen saya (buat ngeyakini temen saya lanjut).Saya marah lah di situ, saya bilang penelitian macem apa maksa-maksa subjek penelitiannya. Gak fair kalau punya penyakit malah buat neken orang bertindak semena-mena. Ini video-videonnya. Itu temen saya yang ngevideo ngebantu sata atas suruhan si Gilang. Serem gilaa njirr, tahu gini gak mau saya!!" tandas Mufis.
Sampai kata Mufis, Gilang memohon karena diirnya sudah semester 10 dan harus segera menyelesaikan risetnya. "Sampai dia mohon-mohon, terus karena kasian ya dia bilang juga karena udah semester 10. Katanya tenggat waktunya udah mepet. Sampai bilang mau memohon gitu di kaki saya. Ya udah mau bantuin dia," kata Muflis.
Karena kata Mufis, dirinya tidak punya keahlian atau pengetahuan tentang riset ini. Mufis pun menawarkan temannya untuk terlibat dalam riset ini. "Karena gue gak ada patner buat ngelakuin bungkus-membungkus. Gue bilang ke dia siapa tau temen SMA saya mau. Di sini juga udah kek diomel-omelin, diatur-atur. Iyain ajah lah, dia kan kating, takut salah saya," jelasnya.
Sebelumnya Mufis menanyakan untuk penyelesaian riset berapa lama. "Tergantung, dan di situ dia juga bilang nanti gue gantian ama si temen saya. Jadi teknisnya temen gue suruh bungkus (lakban, bungkus jarit) terus foto dan videoin. Habis itu baru ngebungkus (pocong,red) teman saya (gantian)," ungkapnya.
Waktu itu kata Mufis, Gilang sempat telepon temannya untuk meyakinkan bahwa tidak ada hal aneh dalam riset dan penelitiannya itu.
"Dia juga nelfon temen saya (buat ngeyakini temen saya lanjut).Saya marah lah di situ, saya bilang penelitian macem apa maksa-maksa subjek penelitiannya. Gak fair kalau punya penyakit malah buat neken orang bertindak semena-mena. Ini video-videonnya. Itu temen saya yang ngevideo ngebantu sata atas suruhan si Gilang. Serem gilaa njirr, tahu gini gak mau saya!!" tandas Mufis.
(maf)
tulis komentar anda