Mampukah Puan Maharani Ikuti Jejak Megawati Bertarung di Pilpres?
Kamis, 30 Juli 2020 - 14:40 WIB
JAKARTA - Dari empat kali pemilihan presiden (pilpres) yang digelar langsung, para calon didominasi laki-laki. Megawati Soekarnoputri tercatat sebagai satu-satunya perempuan yang bertarung dalam pilpres. Mampukah Puan Maharani mengikuti jejak ibundanya?
Megawati yang juga ketua umum DPP PDIP tersebut tercatat pernah bertarung di Pilpres 2004 dan 2009. Pada Pilpres 2004, Megawati berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi. Dari total lima pasangan yang bertarung, duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla (JK) dan Mega-Hasyim maju ke putaran kedua. Pasangan lainnya yakni Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Wiranto-Salahuddin Wahid, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar tersingkir.
Di putaran kedua, Mega-Hasyim kalah dari SBY-JK. Pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) itu meraih 44.990.704 suara (39,38%). Sementara, SBY-JK yang diusung Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) meraih 69.266.350 suara (60,62%). (
).
Pada Pilpres 2009, Megawati kembali maju pilpres. Kali ini, dia menggandeng Prabowo Subianto. Duet tersebut diusung PDIP dan Partai Gerindra. Namun, Mega kembali gagal. Sang petahana, SBY, yang menggandeng Boediono, menang telak. Sebanyak 73.874.562 suara berhasil diraih SBY-Boediono. Persentasenya mencapai 60,8%. Sementara, Mega-Prabowo meraih 32.548.105 suara atau 26,79%. Pasangan JK-Wiranto di urutan terakhir dengan raihan 15.081.814 (12,41%).
Setelah itu, tak ada perempuan yang bertarung di pilpres. Pada 2014, calonnya hanya ada dua pasang yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jokowi-JK menang dengan meraih 70.997.833 (53,15%). Sementara, pasangan Prabowo-Hatta meraup 62.576.444 suara (46,85%). ( ).
Dan, pada Pilpres 2019, lagi-lagi Jokowi menang. Berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin, pasangan tersebut meraih 85.607.362 suara (55,5%). Sementara, Prabowo yang kembali mencoba peruntungan dengan menggandeng Sandiaga Uno, hanya meraih 68.650.239 suara (44,5%).
Menarik ditunggu, apakah pada Pilpres 2024 mendatang ada perempuan yang bakal berkontestasi. Sejauh ini, yang disebut-sebut berpeluang maju adalah putri Megawati yang menjabat Ketua DPR RI, Puan Maharani . Sebagai 'putri mahkota', Puan yang sudah beberapa periode menjadi anggota DPR RI ini memang memiliki peluang dicalonkan partainya. Tapi, semua tergantung pada keputusan politik sang ibunda.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menyebut, barangkali PDIP akan realistis untuk menyorongkan Puan Maharani sebagai cawapres kepada calon presiden yang kuat. "Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik," ujarnya di channel YouTube Refly Harun.
Refly menambahkan, yang paling realistis bagi Puan saat ini adalah disodorkan menjadi calon wakil presiden."Tapi wakil presiden dari (calon) presiden yang paling besar peluangnya. Kalau Ganjar begitu populernya, bukan tidak mungkin juga Ganjar dipasangkan dengan Puan Maharani," ujarnya. ( ).
Megawati yang juga ketua umum DPP PDIP tersebut tercatat pernah bertarung di Pilpres 2004 dan 2009. Pada Pilpres 2004, Megawati berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi. Dari total lima pasangan yang bertarung, duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla (JK) dan Mega-Hasyim maju ke putaran kedua. Pasangan lainnya yakni Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Wiranto-Salahuddin Wahid, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar tersingkir.
Di putaran kedua, Mega-Hasyim kalah dari SBY-JK. Pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) itu meraih 44.990.704 suara (39,38%). Sementara, SBY-JK yang diusung Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) meraih 69.266.350 suara (60,62%). (
Baca Juga
Pada Pilpres 2009, Megawati kembali maju pilpres. Kali ini, dia menggandeng Prabowo Subianto. Duet tersebut diusung PDIP dan Partai Gerindra. Namun, Mega kembali gagal. Sang petahana, SBY, yang menggandeng Boediono, menang telak. Sebanyak 73.874.562 suara berhasil diraih SBY-Boediono. Persentasenya mencapai 60,8%. Sementara, Mega-Prabowo meraih 32.548.105 suara atau 26,79%. Pasangan JK-Wiranto di urutan terakhir dengan raihan 15.081.814 (12,41%).
Setelah itu, tak ada perempuan yang bertarung di pilpres. Pada 2014, calonnya hanya ada dua pasang yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jokowi-JK menang dengan meraih 70.997.833 (53,15%). Sementara, pasangan Prabowo-Hatta meraup 62.576.444 suara (46,85%). ( ).
Dan, pada Pilpres 2019, lagi-lagi Jokowi menang. Berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin, pasangan tersebut meraih 85.607.362 suara (55,5%). Sementara, Prabowo yang kembali mencoba peruntungan dengan menggandeng Sandiaga Uno, hanya meraih 68.650.239 suara (44,5%).
Menarik ditunggu, apakah pada Pilpres 2024 mendatang ada perempuan yang bakal berkontestasi. Sejauh ini, yang disebut-sebut berpeluang maju adalah putri Megawati yang menjabat Ketua DPR RI, Puan Maharani . Sebagai 'putri mahkota', Puan yang sudah beberapa periode menjadi anggota DPR RI ini memang memiliki peluang dicalonkan partainya. Tapi, semua tergantung pada keputusan politik sang ibunda.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menyebut, barangkali PDIP akan realistis untuk menyorongkan Puan Maharani sebagai cawapres kepada calon presiden yang kuat. "Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik," ujarnya di channel YouTube Refly Harun.
Refly menambahkan, yang paling realistis bagi Puan saat ini adalah disodorkan menjadi calon wakil presiden."Tapi wakil presiden dari (calon) presiden yang paling besar peluangnya. Kalau Ganjar begitu populernya, bukan tidak mungkin juga Ganjar dipasangkan dengan Puan Maharani," ujarnya. ( ).
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda