Belajar dari Turki Membangun Kemandirian Alutsista
Senin, 07 Agustus 2023 - 05:15 WIB
baca juga: Turki Promosikan 18 Universitas Unggulan ke Pelajar Indonesia, Banyak Tawaran Beasiswa
Kerja sama lainya adalah jual beli KCR full combat mission antara Kemhan dengan Tais Gemi Insa Ve Teknoloji AS Turki, jual beli antara Kemhan dengan Roketsan dan PT Noahtu Shipyard untuk penyediaan Khan Missile System, Roketsan Trisula-O Missile System (OMS), Trisula-O Weapon System (OWS), Trisula-U Missile System, Trisula-U Weapon System (UWS), dan Atmaca Missile yang akan disematkan pada kapal OPV and OPV 90 M. Malahan kabar terbaru, 41 kapal perang TNI AL yang akan di-refubisment semuanya akan dibekali rudal Atmaca.
Dari fakta di atas, kerja sama antara Indonesia-Turki terbilang pada level tinggi. Akusisi misil sistem Atmaca misalnya, mengindikasikan kepercayaan Indonesia terhadap produk alutsista buatan negeri Otoman tersebut. Dengan demikian, Indonesia sudah tidak lagi melulu bergantung pada negara-negara yang selama ini menjadi penguasa utama teknologi missile seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis dan negara maju lainnya.
Bahkan, melalui kerja sama yang telah dibangun, kedua negara tidak berhenti pada jual beli alutsista. Transaksi yang dilakukan diiringi dengan pemberian offset, ToT, hingga kesepakatan produksi bersama. Contohnya adalah produksi tank medium Harimau yang dilakukan PT Pindad dengan FNSS Turki. Rencananya kedua negara akan melanjutkan kerja sama pembuatan tank amfibi Zaha. Jika program tersebut berjalan dan bisa konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia membangun industri pertahanan tangguh dan mewujudkan kemandirian alutsita seperti ditunjukkan Turki.
Lompatan Turki
Kerja sama dengan Turki merupakan pilihan strategis. Pasalnya, kapasitas penguasaan alutsista negeri yang menghubungkan Asia dengan Eropa itu tidak perlu lagi dipertanyakan. Di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyib Erdogan, Turki menjelma menjadi produsen senjata yang disegani, termasuk drone Bayraktar TB 2 yang sangat melegenda dalam perang Azerbaijan vs Rumania dan Ukraina vs Rusia. Bahkan Bayraktar TB 2 menjadi game changer saat Azerbaijan mengalahkan Rumania.
baca juga: Temui Mahasiswa Indonesia di Turki, Prabowo: Kalian Harus Optimistis dan Bangga
Kapasitas industri pertahanan Turki bisa dilihat dari level perusahaan alutsista yang dimiliki. Berdasar data Denfense News yang dirilis 2022, dari 100 perusahaan pertahanan terkemuka dunia, tujuh di antaranya berasal dari Turki. Bahkan, ASELSAN masuk dalam 50 besar. Perusahaan yang berdiri pada 1975 itu mengembangkan produk mulai dari sistem komunikasi, radar, dan berbagai sistem pertahanan. Produk karyanya pun telah menyebar ke 65 negara di dunia.
Peringkat di bawah ASELSAN adalah TAI. Selain menyediakan komponen penting untuk manufaktur pesawat terbang, TAI juga menggarap industri luar angkasa, multirole helikopter, drone, dan pesawat pelatihan Hukus. Selanjutnya ada BMC. Perusahaan ini memproduksi banyak kendaraan komersial dan militer mulai dari bus hingga kendaraan lapis baja dan telah mengekspor ke 80 negara. Di antara produk andalannya adalah tank tempur Altay.
Kemudian ROKETSAN, yang memproduksi berbagai jenis rudal, mulai rudal jarak jauh Bora, rudal TRG-300 Kaplan, rudal TRG-122, amunisi pintar mini MAM-C, rudal berpemandu laser Cirit, rudal anti-tank jarak menengah dan jarak jauh UMTAS dan OMTAS, rudal pertahanan udara Hisar, kit laser Teber, rudal laut pertama Turki Atmaca dan sistem pertahanan udara Sungur, dan lainnya.
Kerja sama lainya adalah jual beli KCR full combat mission antara Kemhan dengan Tais Gemi Insa Ve Teknoloji AS Turki, jual beli antara Kemhan dengan Roketsan dan PT Noahtu Shipyard untuk penyediaan Khan Missile System, Roketsan Trisula-O Missile System (OMS), Trisula-O Weapon System (OWS), Trisula-U Missile System, Trisula-U Weapon System (UWS), dan Atmaca Missile yang akan disematkan pada kapal OPV and OPV 90 M. Malahan kabar terbaru, 41 kapal perang TNI AL yang akan di-refubisment semuanya akan dibekali rudal Atmaca.
Dari fakta di atas, kerja sama antara Indonesia-Turki terbilang pada level tinggi. Akusisi misil sistem Atmaca misalnya, mengindikasikan kepercayaan Indonesia terhadap produk alutsista buatan negeri Otoman tersebut. Dengan demikian, Indonesia sudah tidak lagi melulu bergantung pada negara-negara yang selama ini menjadi penguasa utama teknologi missile seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis dan negara maju lainnya.
Bahkan, melalui kerja sama yang telah dibangun, kedua negara tidak berhenti pada jual beli alutsista. Transaksi yang dilakukan diiringi dengan pemberian offset, ToT, hingga kesepakatan produksi bersama. Contohnya adalah produksi tank medium Harimau yang dilakukan PT Pindad dengan FNSS Turki. Rencananya kedua negara akan melanjutkan kerja sama pembuatan tank amfibi Zaha. Jika program tersebut berjalan dan bisa konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia membangun industri pertahanan tangguh dan mewujudkan kemandirian alutsita seperti ditunjukkan Turki.
Lompatan Turki
Kerja sama dengan Turki merupakan pilihan strategis. Pasalnya, kapasitas penguasaan alutsista negeri yang menghubungkan Asia dengan Eropa itu tidak perlu lagi dipertanyakan. Di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyib Erdogan, Turki menjelma menjadi produsen senjata yang disegani, termasuk drone Bayraktar TB 2 yang sangat melegenda dalam perang Azerbaijan vs Rumania dan Ukraina vs Rusia. Bahkan Bayraktar TB 2 menjadi game changer saat Azerbaijan mengalahkan Rumania.
baca juga: Temui Mahasiswa Indonesia di Turki, Prabowo: Kalian Harus Optimistis dan Bangga
Kapasitas industri pertahanan Turki bisa dilihat dari level perusahaan alutsista yang dimiliki. Berdasar data Denfense News yang dirilis 2022, dari 100 perusahaan pertahanan terkemuka dunia, tujuh di antaranya berasal dari Turki. Bahkan, ASELSAN masuk dalam 50 besar. Perusahaan yang berdiri pada 1975 itu mengembangkan produk mulai dari sistem komunikasi, radar, dan berbagai sistem pertahanan. Produk karyanya pun telah menyebar ke 65 negara di dunia.
Peringkat di bawah ASELSAN adalah TAI. Selain menyediakan komponen penting untuk manufaktur pesawat terbang, TAI juga menggarap industri luar angkasa, multirole helikopter, drone, dan pesawat pelatihan Hukus. Selanjutnya ada BMC. Perusahaan ini memproduksi banyak kendaraan komersial dan militer mulai dari bus hingga kendaraan lapis baja dan telah mengekspor ke 80 negara. Di antara produk andalannya adalah tank tempur Altay.
Kemudian ROKETSAN, yang memproduksi berbagai jenis rudal, mulai rudal jarak jauh Bora, rudal TRG-300 Kaplan, rudal TRG-122, amunisi pintar mini MAM-C, rudal berpemandu laser Cirit, rudal anti-tank jarak menengah dan jarak jauh UMTAS dan OMTAS, rudal pertahanan udara Hisar, kit laser Teber, rudal laut pertama Turki Atmaca dan sistem pertahanan udara Sungur, dan lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda