Membaca Kembali Narasi Besar Maestro Tari Gusmiati Suid
Kamis, 06 Juli 2023 - 09:27 WIB
Sepanjang karirnya, Gusmiati telah melahirkan puluhan karya, dan beberapa di antaranya adalah “Rantak” (1978), “Gandang” (1981), “Limbago” (1987), “Bakaba “Kiat” (1992-1993), “Seruan” (1995), dan “Kabar Burung” (1997).
Sementara itu, “Api dalam Sekam” (1998), sebuah karya berdurasi 60 menit yang ditampilkan pada pembukaan ASI II 1998 (Art Summit Indonesia) adalah salah satu karya monumental Gusmiati Suid.
Bagi peneliti tari Helly Minarti, “Api dalam Sekam” merupakan puncak pencapaian artistik seorang Gusmiati Suid, yang mengangkat isu politik pada periode itu. Oleh karenanya, Seno Joko Suyono (wartawan Tempo) menyebut Gusmiati bukan hanya sekadar seorang penari, melainkan juga pengamat sosial.
baca juga: Ini 3 Kategori Tari Bali yang Belum Banyak Diketahui
Salah satu titik penting dalam pencapaian Gusmiati Suid adalah ketika ia memperoleh penghargaan The Bessie Award, sebagai The Outstanding Creative Achievement during the 1990-19991 season dari New York Dance and Performance Award pada Festival Kebudayaan Indonesia Amerika Serikat (KIAS) di tahun 1991.
Inspirasi Generasi Muda
Putri bungsu Gusmiati Suid, Yessy Apriati mengatakan, diluncurkannya buku ini tak lain karena dirinya ingin membuka arsip sang ibunda kepada umum, sehingga pencapaian-pencapaian sang ibunda dapat dibaca kembali oleh berbagai kalangan dan berharap dapat menginspirasi generasi muda.
Di sisi lain, Yessy merasakan kekhawatiran yang amat sangat, karena sejauh ini ada banyak publikasi dan penelitian mengenai Gusmiati Suid yang memuat data-data kurang akurat.
baca juga: Tari Ratoh Jaroe Gerakkan Hati untuk Saling Tebar Kebaikan
Dengan kehadiran buku ini diharapkan ke depannya tidak lagi terjadi kesalahan-kesalahan, terutama dalam penulisan biografi dan pemikiran Gusmiati Suid.
Sementara itu, “Api dalam Sekam” (1998), sebuah karya berdurasi 60 menit yang ditampilkan pada pembukaan ASI II 1998 (Art Summit Indonesia) adalah salah satu karya monumental Gusmiati Suid.
Bagi peneliti tari Helly Minarti, “Api dalam Sekam” merupakan puncak pencapaian artistik seorang Gusmiati Suid, yang mengangkat isu politik pada periode itu. Oleh karenanya, Seno Joko Suyono (wartawan Tempo) menyebut Gusmiati bukan hanya sekadar seorang penari, melainkan juga pengamat sosial.
baca juga: Ini 3 Kategori Tari Bali yang Belum Banyak Diketahui
Salah satu titik penting dalam pencapaian Gusmiati Suid adalah ketika ia memperoleh penghargaan The Bessie Award, sebagai The Outstanding Creative Achievement during the 1990-19991 season dari New York Dance and Performance Award pada Festival Kebudayaan Indonesia Amerika Serikat (KIAS) di tahun 1991.
Inspirasi Generasi Muda
Putri bungsu Gusmiati Suid, Yessy Apriati mengatakan, diluncurkannya buku ini tak lain karena dirinya ingin membuka arsip sang ibunda kepada umum, sehingga pencapaian-pencapaian sang ibunda dapat dibaca kembali oleh berbagai kalangan dan berharap dapat menginspirasi generasi muda.
Di sisi lain, Yessy merasakan kekhawatiran yang amat sangat, karena sejauh ini ada banyak publikasi dan penelitian mengenai Gusmiati Suid yang memuat data-data kurang akurat.
baca juga: Tari Ratoh Jaroe Gerakkan Hati untuk Saling Tebar Kebaikan
Dengan kehadiran buku ini diharapkan ke depannya tidak lagi terjadi kesalahan-kesalahan, terutama dalam penulisan biografi dan pemikiran Gusmiati Suid.
tulis komentar anda