Tantangan Penyelenggaraan Haji Tahun 2023
Minggu, 18 Juni 2023 - 21:48 WIB
Penting juga diketahui bahwa lansia laki-laki pada umumnya masih berstatus menikah, sementara lansia perempuan rata-rata sudah menjanda, karena ditinggal mati suaminya atau bercerai sebelumnya.
Data BPS 2020 menyebutkan rata-rata lansia laki-laki maupun perempuan hanya bersekolah sampai kelas 5 SD atau sederajat. Dari jumlah total lansia, yang mengalami sakit mencapai seperempatnya (24,35%). Artinya 1 dari 4 lansia mengalami sakit dengan berbagai jenisnya.
Pertama, ada lansia yang mandiri. Meskipun lansia, tetapi jemaah haji ini masih bisa mengatur dirinya secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Panca indera dan fisiknya masih sehat dan berfungsi dengan baik untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji.
Kedua, ada lansia yang sakit. Data BPS 2020, sebanyak 24,35% lansia mengalami sakit dengan berbagai jenisnya, sehingga membutuhkan penanganan khusus.
Sakit di sini bisa sakit fisik atau mental. Sakit fisik, misalnya jantung, paru-paru, diabetes, dan sejenisnya. Sakit mental, misalnya demensia, depresi, kecemasan, bipolar, dan sejenisnya. Memperlakukan mereka harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis penyakitnya.
Ketiga, lansia yang berkebutuhan khusus. Ada lansia yang tidak bisa berjalan sama sekali, ada juga yang bisa berjalan tetapi tidak kuat lama. Ada lansia yang tidak bisa melihat sama sekali, ada juga yang bisa melihat tapi kabur, dan banyak lansia yang tidak bisa dan sulit untuk mendengar.
Lansia pada jenis ini tidak hanya dibutuhkan alat-alat atau media khusus, tetapi juga perlu penanganan dan perlakuan yang khusus sesuai dengan disabilitasnya.
Terhadap jemaah haji lansia dua kategori yang terakhir ini ada dua peta. Pertama, ada keluarga yang mendampinginya, baik suami/istri atau anak atau anggota keluarga lain. Kedua, ada dan kebanyakan tidak memiliki pendamping selama menunaikan ibadah haji.
Data BPS 2020 menyebutkan rata-rata lansia laki-laki maupun perempuan hanya bersekolah sampai kelas 5 SD atau sederajat. Dari jumlah total lansia, yang mengalami sakit mencapai seperempatnya (24,35%). Artinya 1 dari 4 lansia mengalami sakit dengan berbagai jenisnya.
Peta Lansia
Penting dijelaskan peta jemaah haji lansia tahun ini. Lansia memang hitungan usia. Namun, kondisi lansia beragam.Pertama, ada lansia yang mandiri. Meskipun lansia, tetapi jemaah haji ini masih bisa mengatur dirinya secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Panca indera dan fisiknya masih sehat dan berfungsi dengan baik untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji.
Kedua, ada lansia yang sakit. Data BPS 2020, sebanyak 24,35% lansia mengalami sakit dengan berbagai jenisnya, sehingga membutuhkan penanganan khusus.
Sakit di sini bisa sakit fisik atau mental. Sakit fisik, misalnya jantung, paru-paru, diabetes, dan sejenisnya. Sakit mental, misalnya demensia, depresi, kecemasan, bipolar, dan sejenisnya. Memperlakukan mereka harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis penyakitnya.
Ketiga, lansia yang berkebutuhan khusus. Ada lansia yang tidak bisa berjalan sama sekali, ada juga yang bisa berjalan tetapi tidak kuat lama. Ada lansia yang tidak bisa melihat sama sekali, ada juga yang bisa melihat tapi kabur, dan banyak lansia yang tidak bisa dan sulit untuk mendengar.
Lansia pada jenis ini tidak hanya dibutuhkan alat-alat atau media khusus, tetapi juga perlu penanganan dan perlakuan yang khusus sesuai dengan disabilitasnya.
Terhadap jemaah haji lansia dua kategori yang terakhir ini ada dua peta. Pertama, ada keluarga yang mendampinginya, baik suami/istri atau anak atau anggota keluarga lain. Kedua, ada dan kebanyakan tidak memiliki pendamping selama menunaikan ibadah haji.
Lihat Juga :
tulis komentar anda