Calon Kepala Daerah PKB Wajib Teken Kontrak Politik Bangun Ekonomi Baru
Jum'at, 24 Juli 2020 - 03:27 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak serius di sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara minus. Bahkan, negara tetangga Singapura sudah mengalami resesi.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) mengatakan, kondisi perekonomian di dalam negeri pun mengalami penurunan. Karena itu, pihaknya mendorong agar sektor pertanian mendapatkan perhatian serius.
"Di tengah terjadinya penurunan produksi, idak ada pilihan, kita harus menggerakkan pertanian sebagai jalan keluar dan solusi krisis yang kita hadapi," ujar Gus AMI saat memberi sambutan dalam Tasyakuran dan Harlah ke-22 PKB dengan tema "Aksi Melayani Indonesia" di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020) malam. (Baca juga: ASN Dijadikan Menu Bancakan Elektoral dalam Momentum Pilkada)
Pihaknya pun mendukung apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun food estate. "Kita semua harus menopang dan mendukung itu dalam kerangka kita semua menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Menurut Wakil Ketua DPR ini, banyak hal yang harus dilakukan mulai penyiapan sumber daya pertanian, baik sumber daya manusianya maupun teknologi, dan kecepatan ilmu pengetahuan yang harus tersosialisasi di masyarakat. (Baca juga: Pengamat Nilai Penyelenggaraan Pilkada 2020 Sangat Birisiko)
"Kemarin, saya sama Pak Rektor IPB, diskusi panjang salah satunya banyak sekali temuan-temuan penelitian yang belum bisa dipasangkan, belum bisa digunakan secara efektif oleh rakyat dan masyarakat, padahal berpeluang besar menjadi solusi pertanian," katanya.
Karena itu, seluruh kader PKB yang berada di legislatif di semua level diminta untuk memberikan perhatian terhadap sektor pertanian. Bahkan, dalam Pilkada Serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi, semua calon yang didukung maupun diusung PKB, harus melakukan kontrak politik jika terpilih.
Mereka harus membangun ekonomi alternatif percepatan yang dibutuhkan masyarakat, khususnya sektor pertanian. "Ini menjadi prioritas kita, itu menjadi komitmen kita bersama agar ketika krisis dan resesi itu terjadi benar-benar maka kita sudah siap menghadapi, terutama di kebutuhan pangan," ujarnya.
Dikatakan Gus AMI, keadaan sulit ini harus dijadikan momentum untuk menata kembali strategi pembangunan ke depan. "Kepada legislator PKB, kepada eksekutif PKB, siapkan semua itu dalam kerangka reevaluasi, reorientasi, reformulasi kebijakan keputusan strategi baru di dalam pembangunan nasional," katanya.
Menurut dia, Indonesia dengan potensi yang dimiliki, bisa menjadi solusi dunia, baik peran-peran ekonomi, sosial, budaya, terutama di tengah krisis di antara negara-negara yang ada di dalam PBB.
"Di dalam organisasi-organisasi lintas negara di dunia, Indonesia akan menjadi solusi. Dan salah satunya adalah kita menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, politik rahmatan lil alamin bagi PKB bukan hanya untuk menjaga dan menguatkan pilar persatuan dan kesatuan nasional, tetapi politik rahmatan lil alamin adalah politik untuk mengubah tata dunia baru yang lebih damai, tentram, maju, sejahtera, dan adil," tandasnya.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) mengatakan, kondisi perekonomian di dalam negeri pun mengalami penurunan. Karena itu, pihaknya mendorong agar sektor pertanian mendapatkan perhatian serius.
"Di tengah terjadinya penurunan produksi, idak ada pilihan, kita harus menggerakkan pertanian sebagai jalan keluar dan solusi krisis yang kita hadapi," ujar Gus AMI saat memberi sambutan dalam Tasyakuran dan Harlah ke-22 PKB dengan tema "Aksi Melayani Indonesia" di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020) malam. (Baca juga: ASN Dijadikan Menu Bancakan Elektoral dalam Momentum Pilkada)
Pihaknya pun mendukung apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun food estate. "Kita semua harus menopang dan mendukung itu dalam kerangka kita semua menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Menurut Wakil Ketua DPR ini, banyak hal yang harus dilakukan mulai penyiapan sumber daya pertanian, baik sumber daya manusianya maupun teknologi, dan kecepatan ilmu pengetahuan yang harus tersosialisasi di masyarakat. (Baca juga: Pengamat Nilai Penyelenggaraan Pilkada 2020 Sangat Birisiko)
"Kemarin, saya sama Pak Rektor IPB, diskusi panjang salah satunya banyak sekali temuan-temuan penelitian yang belum bisa dipasangkan, belum bisa digunakan secara efektif oleh rakyat dan masyarakat, padahal berpeluang besar menjadi solusi pertanian," katanya.
Karena itu, seluruh kader PKB yang berada di legislatif di semua level diminta untuk memberikan perhatian terhadap sektor pertanian. Bahkan, dalam Pilkada Serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi, semua calon yang didukung maupun diusung PKB, harus melakukan kontrak politik jika terpilih.
Mereka harus membangun ekonomi alternatif percepatan yang dibutuhkan masyarakat, khususnya sektor pertanian. "Ini menjadi prioritas kita, itu menjadi komitmen kita bersama agar ketika krisis dan resesi itu terjadi benar-benar maka kita sudah siap menghadapi, terutama di kebutuhan pangan," ujarnya.
Dikatakan Gus AMI, keadaan sulit ini harus dijadikan momentum untuk menata kembali strategi pembangunan ke depan. "Kepada legislator PKB, kepada eksekutif PKB, siapkan semua itu dalam kerangka reevaluasi, reorientasi, reformulasi kebijakan keputusan strategi baru di dalam pembangunan nasional," katanya.
Menurut dia, Indonesia dengan potensi yang dimiliki, bisa menjadi solusi dunia, baik peran-peran ekonomi, sosial, budaya, terutama di tengah krisis di antara negara-negara yang ada di dalam PBB.
"Di dalam organisasi-organisasi lintas negara di dunia, Indonesia akan menjadi solusi. Dan salah satunya adalah kita menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, politik rahmatan lil alamin bagi PKB bukan hanya untuk menjaga dan menguatkan pilar persatuan dan kesatuan nasional, tetapi politik rahmatan lil alamin adalah politik untuk mengubah tata dunia baru yang lebih damai, tentram, maju, sejahtera, dan adil," tandasnya.
(nbs)
tulis komentar anda