Gaung Kehumasan di Podcast
Rabu, 22 Juli 2020 - 10:43 WIB
Lizzatul Farhatiningsih
Pranata Humas Ahli Pertama Kementerian Perdagangan
Dewan Pengurus Pusat Iprahumas Indonesia
SAAT ini sudah banyak kita temui podcast tentang kehumasan yang mengudara di berbagai aplikasi. Baik organisasi, lembaga, perseorangan, berlomba-lomba untuk menuangkan pemikirannya melalui audio dengan podcast. Beberapa di antaranya yaitu The Public Relations Podcast, Public Relations Review, Podcast PR Talks, Ngopi (Ngobrol PR), dan masih banyak lagi. Fenomena ini cukup unik, mengingat seorang public relations (PR) atau humas biasanya lebih banyak tampil secara visual dalam menjalin relasi.
Berbicara tentang podcast, kita akan lebih fokus pada audio. Audio adalah media yang kuat dengan resonansi afektif, sehingga membuat kita dapat menangkap sebuah narasi pribadi yang intim. Audio juga membuat kita sebagai pendengar bebas untuk menilai pembicara atau narasumber (McHugh, 2014).
Menurut Street (2014), sifat audio yang halus menimbulkan “partnership” antara imajinasi dan ingatan yang memungkinkan pendengar sebagai individu merespons secara pribadi yang melibatkan pemikiran dan hati. Hal tersebut didukung Psikolog Stanford University, Anne Fernald (2007) yang mengatakan, bahwa suara adalah sentuhan di kejauhan.
Ketika kita akan berbicara atau menyampaikan suatu pesan melalui audio, kita membutuhkan keterampilan jurnalistik, teknis, dan kreatif. Hal itu ditekankan oleh McHug (2014) yang kemudian menyebut cerita dalam bentuk audio sebagai audio storytelling. Melalui audio kita dapat memanfaatkan sifat universal emosi dan kekuatan afektif untuk menyampaikan emosi yang terkandung dalam cerita audio.
Audio storytelling kemudian digunakan untuk melakukan edukasi di dunia pendidikan melalui kemunculan podcast pada 2005. Podcasting menjadi metode produksi yang murah dengan pengarsipan audio global yang terus berkembang.
Podcast menawarkan banyak kemudahan terlebih dalam hal audio, kita sebagai penikmat hanya tinggal mengunduh apa yang kita butuhkan melalui gadget yang kita punya. Namun, saat ini poadcast dapat langsung didengar melalui banyak aplikasi yang tersedia dan terhubung dengan smartphone kita seperti Spotify.
Pranata Humas Ahli Pertama Kementerian Perdagangan
Dewan Pengurus Pusat Iprahumas Indonesia
SAAT ini sudah banyak kita temui podcast tentang kehumasan yang mengudara di berbagai aplikasi. Baik organisasi, lembaga, perseorangan, berlomba-lomba untuk menuangkan pemikirannya melalui audio dengan podcast. Beberapa di antaranya yaitu The Public Relations Podcast, Public Relations Review, Podcast PR Talks, Ngopi (Ngobrol PR), dan masih banyak lagi. Fenomena ini cukup unik, mengingat seorang public relations (PR) atau humas biasanya lebih banyak tampil secara visual dalam menjalin relasi.
Berbicara tentang podcast, kita akan lebih fokus pada audio. Audio adalah media yang kuat dengan resonansi afektif, sehingga membuat kita dapat menangkap sebuah narasi pribadi yang intim. Audio juga membuat kita sebagai pendengar bebas untuk menilai pembicara atau narasumber (McHugh, 2014).
Menurut Street (2014), sifat audio yang halus menimbulkan “partnership” antara imajinasi dan ingatan yang memungkinkan pendengar sebagai individu merespons secara pribadi yang melibatkan pemikiran dan hati. Hal tersebut didukung Psikolog Stanford University, Anne Fernald (2007) yang mengatakan, bahwa suara adalah sentuhan di kejauhan.
Ketika kita akan berbicara atau menyampaikan suatu pesan melalui audio, kita membutuhkan keterampilan jurnalistik, teknis, dan kreatif. Hal itu ditekankan oleh McHug (2014) yang kemudian menyebut cerita dalam bentuk audio sebagai audio storytelling. Melalui audio kita dapat memanfaatkan sifat universal emosi dan kekuatan afektif untuk menyampaikan emosi yang terkandung dalam cerita audio.
Audio storytelling kemudian digunakan untuk melakukan edukasi di dunia pendidikan melalui kemunculan podcast pada 2005. Podcasting menjadi metode produksi yang murah dengan pengarsipan audio global yang terus berkembang.
Podcast menawarkan banyak kemudahan terlebih dalam hal audio, kita sebagai penikmat hanya tinggal mengunduh apa yang kita butuhkan melalui gadget yang kita punya. Namun, saat ini poadcast dapat langsung didengar melalui banyak aplikasi yang tersedia dan terhubung dengan smartphone kita seperti Spotify.
tulis komentar anda