Pemerintah Diminta Percepat Produksi Massal Ventilator
Rabu, 29 April 2020 - 07:20 WIB
Tingginya kasus Covid-19 di Indonesia membuat beberapa daerah melakukan langkah cepat untuk pengendalian wabah mematikan tersebut. Salah satu wilayah yang cukup aktif dalam meminimalisasi dampak kemanusiaan adalah Jawa Barat.
Provinsi yang dikepalai Ridwan Kamil tersebut kini terus membantu tenaga kesehatan untuk menanggulangi wabah ini. Salah satunya dengan cara memborong ventilator lokal (Vent-I) untuk pasien Covid-19. Vent I merupakan produk lokal garapan PT Pindad dan PT DI. “Insyaallah, kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," kata Emil.
Dia menjelaskan, ventilator lokal yang diberi nama Vent-I itu akan diklasifikasikan sesuai kebutuhan. Menurutnya, salah satu yang darurat dari pasien Covid adalah kesulitan bernapas, dan Vent-I buatan Pindad akan membantu pasien pada fase tersebut.
Sementara itu, untuk Ventilator portabel buatan PT DI akan diproduksi sebanyak 500 unit per minggu, dan dapat membantu pasien yang sakit tetapi masih mampu bernapas sendiri. Diketahui juga bahwa Vent-I merupakan hasil kerja sama antara PT DI dan para peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kalau lancar segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau sekitar 2.000 per bulan, perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk tadi (produk) di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah bernapas, inilah kebersamaan BUMN," ujar Emil.
Ventilator buatan dalam negeri itu menurut dia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan ventilator dari rumah sakit di dalam negeri, khususnya yang fokus untuk penyembuhan pasien Covid-19. “Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan Covid-19," tandasnya.
Direktur Operasional PT DI Ridlo Akbar mengungkapkan, pihaknya ditugaskan Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan khususnya ventilator. Menurutnya, bagian produksi PT DI tengah fokus untuk persiapan produksi berskala besar. Saat ini timnya sedang melakukan reverse engineering guna memantau komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.
Dengan begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu. "Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kita masuk uji klinis, setelah itu kita mulai produksinya," terang Ridlo.
Hal yang sama disampaikan Abraham Mose selaku dirut PT Pindad. Dia mengatakan bahwa Pindad mampu memproduksi hingga 40 unit dalam satu hari dan prototipe dari ventilator untuk pasien yang sulit bernapas ini telah sukses diiujicobakan di RSU Pindad. Saat ini pihaknya tinggal menunggu sertifikat dari BPFK.
"Tadi saat kunjungan, begitu melihat secara detail operasional ventilator produksi kami dan sudah dijelaskan oleh dokter, beliau (gubernur) begitu yakin dan memutuskan akan membeli ventilator produksi PT Pindad," ujar Abraham. (Abdul Rohim/Kiswondari/Agus Wahyudi)
Provinsi yang dikepalai Ridwan Kamil tersebut kini terus membantu tenaga kesehatan untuk menanggulangi wabah ini. Salah satunya dengan cara memborong ventilator lokal (Vent-I) untuk pasien Covid-19. Vent I merupakan produk lokal garapan PT Pindad dan PT DI. “Insyaallah, kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," kata Emil.
Dia menjelaskan, ventilator lokal yang diberi nama Vent-I itu akan diklasifikasikan sesuai kebutuhan. Menurutnya, salah satu yang darurat dari pasien Covid adalah kesulitan bernapas, dan Vent-I buatan Pindad akan membantu pasien pada fase tersebut.
Sementara itu, untuk Ventilator portabel buatan PT DI akan diproduksi sebanyak 500 unit per minggu, dan dapat membantu pasien yang sakit tetapi masih mampu bernapas sendiri. Diketahui juga bahwa Vent-I merupakan hasil kerja sama antara PT DI dan para peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kalau lancar segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau sekitar 2.000 per bulan, perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk tadi (produk) di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah bernapas, inilah kebersamaan BUMN," ujar Emil.
Ventilator buatan dalam negeri itu menurut dia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan ventilator dari rumah sakit di dalam negeri, khususnya yang fokus untuk penyembuhan pasien Covid-19. “Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan Covid-19," tandasnya.
Direktur Operasional PT DI Ridlo Akbar mengungkapkan, pihaknya ditugaskan Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan khususnya ventilator. Menurutnya, bagian produksi PT DI tengah fokus untuk persiapan produksi berskala besar. Saat ini timnya sedang melakukan reverse engineering guna memantau komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.
Dengan begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu. "Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kita masuk uji klinis, setelah itu kita mulai produksinya," terang Ridlo.
Hal yang sama disampaikan Abraham Mose selaku dirut PT Pindad. Dia mengatakan bahwa Pindad mampu memproduksi hingga 40 unit dalam satu hari dan prototipe dari ventilator untuk pasien yang sulit bernapas ini telah sukses diiujicobakan di RSU Pindad. Saat ini pihaknya tinggal menunggu sertifikat dari BPFK.
"Tadi saat kunjungan, begitu melihat secara detail operasional ventilator produksi kami dan sudah dijelaskan oleh dokter, beliau (gubernur) begitu yakin dan memutuskan akan membeli ventilator produksi PT Pindad," ujar Abraham. (Abdul Rohim/Kiswondari/Agus Wahyudi)
tulis komentar anda