Pemerintah Dinilai Belum Berhasil Kendalikan Virus Corona

Selasa, 21 Juli 2020 - 20:18 WIB
Juru Bicara RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati karena jumlah kasus positif COVID-19 meningkat signifikan sejak PSBB diperlonggar. FOTO/CAPTURE/SINDOnews/RICO AFRIDO SIMANJUNTAK
JAKARTA - Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menilai pemerintah belum berhasil menangani penyebaran virus corona . Pendapat Erlina tersebut menyikapi survei Indikator Politik yang menyebutkan mayoritas masyarakat Indonesia memilih memprioritaskan ekonomi dibanding kesehatan.

"Ini apa artinya, artinya bahwa kita barangkali belum bisa mengendalikan penyebaran ini dan kita tahu penyebaran yang terbanyak, yang risiko tinggi kan transportasi, pariwisata, tempat-tempat hiburan atau tempat-tempat nongkrong ya, kemudian perkantoran yang terakhir. Artinya ini kita lihat keramaian, kalau keramaian terjadi, kemungkinan terjadi transmisi itu di situ," kata Erlina dalam acara survei Indikator Politik Indonesia secara daring, Selasa (21/7/2020).

Juru Bicara RSUP Persahabatan ini mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati. Pasalnya, jumlah kasus positif COVID-19 meningkat signifikan sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Belum adanya penurunan. Begitu juga kematian. Kita sudah menyalip China, itu luar biasa. China itu penduduknya 1,6 miliar, kita penduduknya 270 juta tetapi jumlah kasus yang terkonfirmasi lebih banyak (dari China)," ujar Erlina.( )

Dirinya pun menilai masyarakat belum memahami transmisi atau penyebaran COVID-19. "Kalau toh ini mau diseimbangkan kesehatan dan perekonomian, syaratnya satu bahwa protokol kesehatan mutlak untuk dilaksanakan dan pelaksanaannya jangan dibiarkan diserahkan kepada masyarakat, tapi ada pemantauannya. Jadi artinya ada di tempat, ada orang yang mengawasi," ujarnya.

Di samping itu, Erlina mengungkapkan bahwa banyak disinformasi mengenai COVID-19 di media sosial (Medsos). Maka itu, dia meminta masyarakat menjadi agen edukasi. "Ini jadi masalah bahwa masyarakat itu tidak berperan aktif menjadi agen edukasi. Jadi edukasi sekarang hanya dilakukan oleh media massa. Dulu di awal-awal bulan Maret banyak hoaks, tapi sekarang yang saya lihat adalah disinformasi," katanya.( )
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More