Hidup Mewah Rasa Korupsi

Sabtu, 08 April 2023 - 23:13 WIB
Nicholas Abercombie (1994), menguraikan bahwa polemik yang terjadi di dalam masyarakat adalah bagian dari diskurus yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri untuk sebuah transformasi menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini ditandai dengan adanya gugatan atau perubahan pandangan terhadap tatanan kode, nilai dan simbol yang selama ini dianggap benar oleh masyarakat simulacra.

Titik Balik

Saat ini pengungkapan berbagai fakta dan peristiwa yang mengejutkan oleh masyarakat utamanya melalui media sosial dapat dipandang sebagai bagian dari titik balik perilaku masyarakat simulacra tersebut. Dapat dipandang sebagai titik balik dalam pengertian tatanan kode, nilai dan simbol yang pada awalnya diterima serta dikagumi dan dianggap sebagai tujuan di dalam masyarakat selanjutnya dalam perkembangannya dipandang sebagai hal yang semu, tidak ideal bahkan negatif.

Seperti contohnya tindakan pamer hidup mewah dan hedonis yang tadinya dianggap sebagai ‘role model’. Kini, setelah berbagai pengungkapan oleh masyarakat dan ditemukan fakta relasi hidup mewah yang berlebihan dan perilaku menyimpang seperti korupsi atau perbuatan melanggar hukum lainnya maka perilaku tersebut sudah bukan menjadi ‘role model’ dalam masyarakat itu sendiri.

Esensinya, tujuan dari perilaku masyarakat simulacra dengan berbagai tatanan kode, atribut , nilai dan simbol yang secara semu adalah untuk mendapat pengakuan secara cepat (instan) di masyarakat. Namun, setelah adanya perubahan ‘role model’ ideal dalam masyarakat maka akan terjadi dua fase yang diharapkan mampu mengubah kehidupan masyarakat simulacra sehingga tidak terjadi perlawanan mendasar dalam masyarakat (baca: ekstremnya revolusi atau tindakan ekstrem lainnya, semisal berhenti membayar pajak karena perasaan kecewa pada oknum petugas pajak).

Dua fase evolusi pada masyarakat yang menggunakan perilaku simulacra sebagai basis interaksi setelah adanya pengungkapan dari masyarakat lain adalah, pertama fase kekhawatiran, ketakutan maupun penyangkalan. Pada fase ini masyarakat simulacra akan mulai mengurangi dan berhenti menunjukkan berbagai tatanan kode, atribut , nilai dan simbol yang pada awalnya secara semu dipergunakan untuk mendapatkan pengakuan.

Lebih lanjut ketika perilaku simulacra tersebut banyak ditentang oleh masyarakat maka mereka yang pada awalnya berperilaku dengan dasar simulacra menjadi berubah mengikuti kecenderungan ideal yang ada pada masyarakat.

Fase kedua adalah adanya kesadaran bersama pada seluruh lapisan masyarakat bahwa model perilaku simulacra adalah perilaku yang semu dan harus ditanggalkan serta ditinggalkan guna menuju pola interaksi yang lebih baik dalam masyarakat.
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More