Kebijakan Satu China dan Turunnya Dukungan Diplomatik Internasional kepada Taiwan

Selasa, 28 Maret 2023 - 14:42 WIB
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Honduras merupakan negara salah satu sahabat yang bermata duitan bagi dunia Internasional. Ketika Taiwan sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi Honduras, maka dengan mudah Honduras mengalihkan hubungan diplomatik kepada negara yang lebih kuat. Hal ini jelas menjadi keterbatasan Taiwan jika dibandingkan dengan Beijing. Jika situasi ini terus berlanjut dan merambat ke negara lainnya, maka akan semakin sulit bagi Taiwan untuk menemukan negara yang memiliki hubungan diplomatik atau menjadi sahabat sejati Taiwan. Di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, Amerika serikat juga tidak akan mampu melindungi Taiwan, karena kepentingan nasionalnya sendiri yang belum tentu mampu di jaga oleh Amerika Sendiri.

Sejak Tsai Ing-wen menjabat sebagai presiden Taiwan pada 20 Mei 2016, sebanyak sembilan negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan, yaitu Sao Tome dan Principe, Panama, Republik Dominika, Burkina Faso, El Salvador, Kiribati, Solomon Islands, Tuvalu, dan Honduras. Sebelum Tsai Ing-wen menjabat, hanya satu negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan selama delapan tahun masa jabatan presiden sebelumnya, yaitu Gambia pada tahun 2013.

Ada beberapa alasan mengapa negara-negara memilih untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan, antara lain:

1. Tekanan dari China: Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang tidak dapat dipisahkan, dan secara terus-menerus menekan negara-negara lain untuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Beijing juga menggunakan berbagai cara, seperti memberikan bantuan ekonomi dan politik, untuk mempengaruhi keputusan negara-negara lain.

2. Kepentingan ekonomi: Negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan China mungkin memilih untuk menutup hubungan diplomatik dengan Taiwan untuk menghindari sanksi ekonomi dari China. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi yang lemah dengan China mungkin lebih mungkin untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan.

3. Kebijakan luar negeri: Beberapa negara mungkin memilih untuk menutup hubungan diplomatik dengan Taiwan karena mereka ingin menjalin hubungan yang lebih baik dengan China, yang dianggap sebagai negara yang semakin kuat secara ekonomi dan politik.

4. Ketidakpastian politik di Taiwan: Beberapa negara mungkin merasa tidak nyaman dengan situasi politik di Taiwan dan memilih untuk menutup hubungan diplomatik dengan Taiwan sebagai bentuk kehati-hatian dalam hubungan diplomasi.

Ada beberapa teori dalam ilmu hubungan internasional yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena pemutusan hubungan diplomatik antara negara. Beberapa di antaranya adalah:

1. Realisme: Menurut pandangan realis, hubungan internasional didominasi oleh persaingan antarnegara dan kekuatan yang saling bertentangan. Dalam konteks pemutusan hubungan diplomatik, negara mungkin akan memutuskan hubungan dengan negara lain jika itu dianggap akan memperkuat kekuatan atau keamanannya, atau sebagai tanggapan atas tindakan yang dianggap sebagai ancaman. Misalnya, jika negara A melihat hubungan diplomatik dengan negara B sebagai ancaman terhadap keamanannya, maka negara A mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara B.

2. Konstruktivisme: Konstruktivisme berpendapat bahwa identitas dan norma-norma internasional dapat mempengaruhi tindakan negara. Dalam konteks pemutusan hubungan diplomatik, negara mungkin akan memutuskan hubungan dengan negara lain karena perbedaan ideologi atau pandangan politik. Misalnya, jika dua negara memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang hak asasi manusia atau demokrasi, maka mereka mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik.

3. Liberalisme: Liberalisme berpendapat bahwa hubungan internasional dapat diatur melalui kerja sama, hukum internasional, dan organisasi internasional. Dalam konteks pemutusan hubungan diplomatik, negara mungkin akan memutuskan hubungan dengan negara lain jika mereka merasa bahwa negara tersebut telah melanggar hukum internasional atau norma-norma internasional. Misalnya, jika negara A merasa bahwa negara B telah melanggar perjanjian internasional, maka negara A mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara B sebagai tindakan protes.

Dalam hal ini, teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena pemutusan hubungan diplomatik antara negara-negara dengan Taiwan adalah teori ketergantungan. Teori ketergantungan memandang bahwa negara-negara kurang berkembang tergantung pada negara-negara maju untuk bantuan ekonomi dan sumber daya lainnya, dan sebagai hasilnya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang merdeka dan cenderung mengikuti keinginan negara-negara maju yang lebih kuat.

Dalam konteks ini, negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan mungkin merasa terpaksa untuk mengikuti keinginan China karena bergantung pada bantuan ekonomi dan sumber daya dari China. Jika mereka mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan, mereka mungkin khawatir akan kehilangan bantuan ekonomi dan sumber daya dari China, yang pada gilirannya dapat merugikan kepentingan nasional mereka. Sebagai hasilnya, mereka mungkin memutuskan untuk mengikuti keinginan China dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Namun, penting untuk diingat bahwa ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi keputusan negara dalam pemutusan hubungan diplomatik, termasuk faktor ekonomi, politik, dan strategis. Oleh karena itu, penggunaan teori ketergantungan sebagai satu-satunya penjelasan untuk fenomena ini mungkin terlalu sempit dan tidak lengkap.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More