Lestarikan Budaya Lokal dengan Mengenalkan Lagu dan Kesenian Daerah
Jum'at, 17 Maret 2023 - 14:05 WIB
Alfius menjelaskan, memang budaya barat ini membuat budaya lokal agak tenggelam. "Jadi kami angkat di hari berbudaya, kami angkat budaya per pulau. Dengan kegiatan kecil, mengangkat budaya daerah. Selain itu adanya ekskul tari, setiap ada event provinsi kita ikut," tutupnya.
Ada dua guru penggerak di SMPN 1 Barong Tongkok, yakni Lusia Ping dan Neri Riyani. Diakui keduanya, menjadi guru penggerak memberikan pengetahun lebih terhadap bagaimana cara efektif mengajar siswa.
"Karena kami sadari SDM (sumber daya manusia) kami kurang. Kami juga guru penggerak di Kutai Barat yang dampaknya cukup signifikan," ucap Lusia Ping.
"Apa yang kami dapatkan dari guru penggerak dan dari Tanoto Foundation ini, kita jadi lebih banyak berinovasi. Karena peserta didik masing-masing punya potensi," tutup Neri Riyani.
Untuk diketahui, guru penggerak merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tanoto Foundation kemudian menjadi salah satu organisasi filantropi yang ditunjuk Kemendikbud untuk menjadi salah satu organisasi penggerak, namun menggunakan dana mandiri atau independen.
Pendidikan guru penggerak, juga membekali guru penggerak keterampilan mengambil keputusan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan penting karena sebagai kepala sekolah nantinya akan dihadapkan pada suatu keadaan pengambilan keputusan.
Tanoto Foundation sendiri merupakan organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981 atas keyakinan bahwa setiap individu harus memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.
Program Tanoto Foundation dirancang berdasarkan filosofi bahwa pendidikan berkualitas mempercepat kesetaraan peluang. Dengan mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas dari usia dini sampai usia berkarya. Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah memperbaiki lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi riset medis.
Ada dua guru penggerak di SMPN 1 Barong Tongkok, yakni Lusia Ping dan Neri Riyani. Diakui keduanya, menjadi guru penggerak memberikan pengetahun lebih terhadap bagaimana cara efektif mengajar siswa.
"Karena kami sadari SDM (sumber daya manusia) kami kurang. Kami juga guru penggerak di Kutai Barat yang dampaknya cukup signifikan," ucap Lusia Ping.
"Apa yang kami dapatkan dari guru penggerak dan dari Tanoto Foundation ini, kita jadi lebih banyak berinovasi. Karena peserta didik masing-masing punya potensi," tutup Neri Riyani.
Untuk diketahui, guru penggerak merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tanoto Foundation kemudian menjadi salah satu organisasi filantropi yang ditunjuk Kemendikbud untuk menjadi salah satu organisasi penggerak, namun menggunakan dana mandiri atau independen.
Pendidikan guru penggerak, juga membekali guru penggerak keterampilan mengambil keputusan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan penting karena sebagai kepala sekolah nantinya akan dihadapkan pada suatu keadaan pengambilan keputusan.
Tanoto Foundation sendiri merupakan organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981 atas keyakinan bahwa setiap individu harus memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.
Program Tanoto Foundation dirancang berdasarkan filosofi bahwa pendidikan berkualitas mempercepat kesetaraan peluang. Dengan mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas dari usia dini sampai usia berkarya. Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah memperbaiki lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi riset medis.
(maf)
tulis komentar anda