Dekati Kelompok Islam, Istana Tunjuk 2 Jenderal Hijau Pegang Komando TNI
Selasa, 07 Maret 2023 - 09:27 WIB
Upaya merangkul kelompok Islam juga dilakukan melalui militer. The Smilling General, julukan Pak Harto, memilih perwira-perwira tinggi yang dekat dengan kalangan Muslim masuk dalam lingkarannya. Di kalangan militer, yang demikian ini disebut ABRI Hijau. Masuk dalam kategori ABRI Hijau antara lain Jenderal TNI R Hartono, Jenderal TNI Feisal Tanjung dan Letjen TNI Syarwan Hamid.
Rivalitas ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih telah mencuat pada 1990. Bukan sekedar berebut pengaruh pada Soeharto, namun perseteruan internal ini juga berujung pada karier militer mereka. Benny Moerdani sebagai pemeluk Katolik dan dianggap memiliki andil besar dalam menghabisi gerakan Islam menyingkirkan para ABRI Hijau dari pusaran inti TNI. Mereka dikotak dan dipinggirkan.
"Tokoh-tokoh militer yang terafiliasi dengan organisasi Islam terkendala untuk menduduki posisi strategis di tubuh TNI. Feisal Tanjung dan R Hartono, misalnya. Keduanya dari keluarga Muhammadiyah terhambat dalam promosi jabatan," tutur Muh Khamdan dalam Politik Identitas dan Perebutan Hegemoni Kuasa: Kontestasi dalam Politik Elektoral di Indonesia(hal 228).
Panglima ABRI Jenderal TNI Benny Moerdani kerap dicap sebagai sosok anti-Islam di lingkaran dalam Soeharto. Foto/Istimewa
Kivlan mengisahkan, ketika Edi Sudrajat naik takhta sebagai Pangab selama dua bulan (12 Maret-12 Mei 1993), dia melakukan mutasi besar-besaran. Nasib pahit harus diterima R Hartono. Oleh jenderal berperawakan kerempeng itu, Hartono masuk kotak sebagai Komandan Sesko ABRI.
Adapun Mayjen TNI Feisal Tanjung diperkenalkan kepada BJ Habibie dengan harapan jenderal muslim dari Sumatera Utara itu dapat posisi strategis demi mengimbangi kekuatan Benny Moerdani. Namun toh dia tak juga naik pangkat. Setidaknya tujuh tahun jenderal berkumis itu menyandang pangkat jenderal bintang dua.
Oleh Kivlan, Feisal akhirnya dikenalkan kepada Letjen TNI Azwar Anas yang saat itu menjabat Menteri Perhubungan. Azwar orang dekat Soeharto. Sehari setelahnya atau pada 9 Juni 1992, Tanjung dipromosikan sebagai Kasum ABRI dan menyandang pangkat bintang 3. Ketika Soeharto akhirnya memercayai Tanjung sebagai Pangab, nasib R Hartono turut berubah.
Atas saran Kivlan, kachong (anak laki-laki) Madura itu diangkat sebagai Gubernur Lemhannas dan promosi letjen. Pada 1994, kariernya makin mencorong karena didapuk sebagai Kassospol ABRI. Pada 1995, Hartono didaulat menjadi KSAD.
Duet Jenderal Santri
Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen mengatakan, ABRI Hijau adalah julukan untuk tentara yang berasal dari subkultur Islam dan dekat dengan kalangan tokoh-tokoh Islam seperti ulama, kiai, dan pimpinan ormas Islam. Sebaliknya, muncul pula istilah ABRI Merah Putih. Ini julukan untuk kelompok tentara yang dianggap nasionalis dan tidak membawa bendera agama. Masuk dalam golongan ini yaitu Benny Moerdani dan selanjutnya Edi Sudrajat.Rivalitas ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih telah mencuat pada 1990. Bukan sekedar berebut pengaruh pada Soeharto, namun perseteruan internal ini juga berujung pada karier militer mereka. Benny Moerdani sebagai pemeluk Katolik dan dianggap memiliki andil besar dalam menghabisi gerakan Islam menyingkirkan para ABRI Hijau dari pusaran inti TNI. Mereka dikotak dan dipinggirkan.
"Tokoh-tokoh militer yang terafiliasi dengan organisasi Islam terkendala untuk menduduki posisi strategis di tubuh TNI. Feisal Tanjung dan R Hartono, misalnya. Keduanya dari keluarga Muhammadiyah terhambat dalam promosi jabatan," tutur Muh Khamdan dalam Politik Identitas dan Perebutan Hegemoni Kuasa: Kontestasi dalam Politik Elektoral di Indonesia(hal 228).
Panglima ABRI Jenderal TNI Benny Moerdani kerap dicap sebagai sosok anti-Islam di lingkaran dalam Soeharto. Foto/Istimewa
Kivlan mengisahkan, ketika Edi Sudrajat naik takhta sebagai Pangab selama dua bulan (12 Maret-12 Mei 1993), dia melakukan mutasi besar-besaran. Nasib pahit harus diterima R Hartono. Oleh jenderal berperawakan kerempeng itu, Hartono masuk kotak sebagai Komandan Sesko ABRI.
Adapun Mayjen TNI Feisal Tanjung diperkenalkan kepada BJ Habibie dengan harapan jenderal muslim dari Sumatera Utara itu dapat posisi strategis demi mengimbangi kekuatan Benny Moerdani. Namun toh dia tak juga naik pangkat. Setidaknya tujuh tahun jenderal berkumis itu menyandang pangkat jenderal bintang dua.
Oleh Kivlan, Feisal akhirnya dikenalkan kepada Letjen TNI Azwar Anas yang saat itu menjabat Menteri Perhubungan. Azwar orang dekat Soeharto. Sehari setelahnya atau pada 9 Juni 1992, Tanjung dipromosikan sebagai Kasum ABRI dan menyandang pangkat bintang 3. Ketika Soeharto akhirnya memercayai Tanjung sebagai Pangab, nasib R Hartono turut berubah.
Atas saran Kivlan, kachong (anak laki-laki) Madura itu diangkat sebagai Gubernur Lemhannas dan promosi letjen. Pada 1994, kariernya makin mencorong karena didapuk sebagai Kassospol ABRI. Pada 1995, Hartono didaulat menjadi KSAD.
tulis komentar anda